Ribuan warga Rusia protes undang-undang batasan umur pensiun

Merdeka.com - Ribuan orang di Rusia memprotes rencana pemerintah untuk menaikkan batas umur pensiun. Walau Presiden Vladimir Putin telah menambahkan sejumlah kebijakan yang lebih lunak.

Sambil membawa bendera merah dan spanduk partai oposisi KPRF, Partai Komunis, mereka berkumpul di dekat Kremlin, Moskow.

"Hari ini kami memprotes kebijakan kanibal ini," kata Gennady Zyuganov, pemimpin Partai Komunis, kepada demonstran, dikutip dari Aljazeera, Senin (3/9).

Tak hanya di Moskow, aksi protes juga tejadi di sejumlah kota di Rusia, termasuk Siberia Novosibirsk dan Vladivostok.

Melalui pengumuman pada Juni lalu, pemerintah menetapkan akan menaikkan usia pensiun bagi pria dari 60 tahun menjadi 65 tahun dan perempuan dari usia 55 tahun menjadi 63 tahun.

Tapi setelah terjadi demonstrasi yang meluas, Putin berbicara lewat televisi pada Rabu (29/8) dan mengatakan batas umur pensiun untuk perempuan hanya akan dinaikkan menjadi 60 tahun, dan untuk laki-laki tetap 65 tahun, tapi akan dilaksanakan secara bertahap dalam waktu lima tahun, dilansir dari VOA Indonesia.

Tentangan atas rencana perubahan batas usia pensiun itu telah menarik pihak oposisi dari segala umur dan kepercayaan politik.

Orang-orang Rusia yang muda mengatakan, mempertahankan para pekerja yang lebih tua akan mengurangi kesempatan bagi mereka. Di sisi lain, warga Rusia yang sudah tua mengatakan karena rendahnya tingkat pengharapan hidup, mereka khawatir tidak akan hidup cukup lama untuk bisa mendapat uang pensiun.

Umur rata-rata di Rusia adalah 66 untuk laki-laki dan 77 tahun untuk perempuan, menurut Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO).