Rumah Sakit Prancis Hentikan Operasi karena Marak Serangan Siber Minta Uang Tebusan
Merdeka.com - Rumah sakit di Versailles, Prancis harus membatalkan operasi dan memindahkan beberapa pasien setelah mengalami serangan siber pada akhir pekan kemarin.
Menteri Kesehatan Prancis, Francois Braun mengatakan, enam pasien dipindahkan pada Sabtu malam; tiga dari ICU dan tiga pasien dan unit bersalin. Pasien lainnya, lanjut Braun yang berkunjung ke rumah sakit, mungkin bakal dipindah juga.
Dikutip dari France 24, Senin (5/12), Badan Kesehatan Regional (ARS) menyampaikan, rumah sakit tersebut juga membatalkan operasi dan melakukan berbagai upaya agar pelayanan dan konsultasi tetap berjalan.
-
Siapa yang diserang di rumah sakit? Serangan mematikan terhadap rumah sakit itu menewaskan empat orang termasuk seorang anak dan 32 orang lainnya luka-luka serta menghancurkan keseluruhan bangunan rumah sakit menyisakan puing-puing dan kemungkinan korban tertimpa runtuhan.
-
Siapa yang menjadi target serangan? Sebuah laporan baru yang diterbitkan menyatakan bahwa 1,46 miliar pengguna aktif iPhone di seluruh dunia menghadapi serangan siber yang ditujukan pada ID Apple mereka.
-
Kapan serangan ini terjadi? Perusahaan keamanan Symantec menemukan bulan ini bahwa tautan tersebut mengarah ke situs web palsu yang meminta penerimanya mengungkapkan nomor ID Apple mereka.
-
Siapa yang paling terdampak oleh serangan ini? Pengguna yang paling terdampak oleh serangan ini terutama berasal dari Brasil, Spanyol, Italia, dan Rusia.
-
Siapa yang menjadi korban serangan? Menurut informasi, suara tersebut berasal dari bom yang diledakan oleh Israel dan menargetkan para pengungsi yang berada di bangunan tersebut.
-
Di mana perampokan terjadi? Toko jam mewah di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 Tangerang disatroni perampok pada Sabtu (8/6).
Braun mengatakan, staf tambahan harus dikerahkan ke ICU karena, meskipun mesin di sana masih berfungsi, diperlukan lebih banyak petugas untuk mengawasi layar karena tidak lagi berfungsi sebagai bagian dari jaringan.
Dia menambahkan, serangan siber ini mendorong "reorganisasi total rumah sakit".
Kantor kejaksaan Paris telah membuka penyelidikan awal terkait peretasan data dan upaya pemerasan, setelah rumah sakit mengajukan laporan resmi pada Minggu.
Dalam beberapa bulan terakhir, rumah sakit dan sistem kesehatan di Prancis menjadi target serangan peretas.
Pada Agustus, rumah sakit Corbeil-Essonnes di pinggiran kota Paris juga menjadi target serangan siber. Peretas meminta uang tebusan sebesar USD10 juta dan akhirnya diturunkan menjadi USD1 juta sampai USD 2 juta.
Peretas memberikan tenggat waktu bagi pihak rumah sakit untuk membayar tebusan sampai 23 September, setelah itu mereka menggunggah data rahasia pasien dan staf ke situs gelap.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyerang server PDN meminta uang tebusan senilai USD8 miliar.
Baca SelengkapnyaMenteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi, memaparkan kronologi serangan siber yang melanda Pusat Data Nasional.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah 4 tuntutan hacker dengan permintaan tebusan yang fantastis.
Baca SelengkapnyaSerangan siber yang meminta tebusan paling tinggi terjadi pada perusahaan teknologi TI terbesar asal Amerika Serikat (AS), Kaseya.
Baca SelengkapnyaLockBit meminta tebusan sebesar 8 juta dollar agar server dipulihkan kembali
Baca SelengkapnyaAtas serangan itu perusahaan membayar sebanyak USD4,4 juta atau Rp71,9 dalam bentuk bitcoin.
Baca SelengkapnyaAkibat peretasan kelompok Hive ini mengakibatkan jaringan mesin kasir toko di Belanda dan Jerman tidak bisa diakses.
Baca SelengkapnyaMenkominfo mengungkapkan, serangan siber server PDNS terdapat dua kemungkinan pelaku.
Baca SelengkapnyaMenkominfo memaparkan kronologi serangan siber yang melanda Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) kena serangan Ransomware.
Baca SelengkapnyaSetelah melakukan pengobatan, tiba-tiba pelaku membekap korban dari belakang. Korban diancam pakai senjata api dan parang agar tidak melawan.
Baca SelengkapnyaServer Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) mengalami gangguan sejak hari Kamis 20 Juni 2024 lalu.
Baca SelengkapnyaMenkominfo Budi Arie memastikan keamanan data masyarakat.
Baca Selengkapnya