Rusia Klaim 10.000 Relawan Mendaftar untuk Ikut Perang di Ukraina
Merdeka.com - Setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan mobilisasi parsial (sebagian) militernya pada Rabu lalu, sekitar 10.000 orang relawan mendaftar untuk diterjunkan ke medan perang di Ukraina.
“Selama hari pertama mobilisasi parsial, sekitar 10.000 orang tiba di kantor perekrutan atas kemauan mereka sendiri tanpa menunggu panggilan,” kata juru bicara militer Rusia, Vladimir Tsimlyansky kepada kantor berita Rusia Interfax.
Tsimlyansky juga menyatakan, militer Rusia mendirikan pusat panggilan untuk menjawab pertanyaan dari warga dan organisasi masyarakat tentang mobilisasi tersebut.
-
Siapa yang diandalkan Ukraina? Trio serangan Mudryk, Dovbyk dan Yarmolenko akan kembali diandalkan di laga ini.
-
Siapa yang diserang di Kharkiv? Bom yang ditargetkan di salah satu apartemen kota terekam kamera CCTV.Dalam rekaman tersebut, terungkap detik-detik menjelang bom menghantam sudut kota. Bahkan, nyawa seorang wanita nyaris melayang saat tengah berjalan di dekat wilayah sasaran.
-
Siapa yang didukung Putin? Putin mengatakan dia lebih suka Joe Biden ketimbang Donald Trump dalam pemilu Amerika Serikat November mendatang.
-
Kenapa warga mengeroyok anggota TNI? Saat itu, warga yang sedang menikmati hiburan khas tersebut tiba-tiba ricuh dan membuat kondisi menjadi tidak kondusif.
-
Apa yang membuat warganet salah fokus? Warganet pun dibuat salah fokus dengan sosok ibunda Aufar yang awet muda dan tampil cantik memesona.
-
Apa yang terjadi di Kharkiv? Video menunjukkan momen sebuah bom berpemandu Rusia menghantam sebuah gedung apartemen di #Kharkiv,' demikian dikutip dari keterangan video.
Masyarakat Rusia yang menjadi bagian tentara cadangan pun harus memenuhi panggilan dan menaati perintah mobilisasi itu. Seperti di Kota Yakutia di mana tentara cadangan, sebelum naik bus menuju tempat pelatihan, sempat merangkul anggota keluarga mereka.
Hal itu juga terjadi di Kota Khabarovsk di mana orang-orang mengantre untuk naik pesawat karena perintah mobilisasi itu. Begitu pun juga di Republik Chechnya terlihat orang-orang mengantre di depan kantor rekrutmen lokal dengan penjagaan polisi, dikutip dari laman Al Arabiya, Jumat (23/9).
Meski berbagai video dan foto antrean sudah tersebar di internet, namun Kementerian Pertahanan Rusia belum memberikan informasi mengenai jumlah orang yang membalas panggilan itu.
Sebelumnya Putin mengumumkan Rusia akan melakukan mobilisasi parsial. Menteri Pertahanan Sergei Shoigu mengatakan mobilisasi itu akan memanggil 300.000 tentara cadangan untuk berperang di Ukraina.
Namun perintah itu mendapat perlawanan dari masyarakat Rusia. Sekitar 1.300 orang ditahan dalam unjuk rasa di berbagai kota yang menolak mobilisasi itu.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Enrique Gonzalez pergi untuk berperang demi tentara Rusia di Ukraina.
Baca Selengkapnyaugraha juga menerangkan terkait doktrin jati diri sebagai Prajurit TNI yang memiliki empat nilai yakni, TNI Rakyat, TNI Pejuang, TNI Nasional, dan Profesional.
Baca Selengkapnya"Ya kita kan enggak menganut tentara bayaran, tidak ada. hoaks itu," tegas Panglima TNI
Baca SelengkapnyaKedatangan Putin ke Chechnya itu disebut terjadi mendadak, di saat Moskow tengah berjuang mengusir pasukan Ukraina keluar dari wilayah Kursk.
Baca SelengkapnyaJuli lalu perlemen Turki mengajukan rancangan undang-undang untuk mencabut kewarganegaraan Turki bagi mereka yang ikut berperang membantu Israel di Gaza.
Baca SelengkapnyaMiliter Rusia menggelar pameran kendaraan militer Ukraina yang berhasil disita. Kendaraan militer itu ada yang berbendera Inggris dan Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaVideo merekam adu tembak tentara Ukraina dan Rusia di dalam sebuah parit
Baca SelengkapnyaPara pencari suaka dijanjikan status penduduk permanen jika mau berperang di Gaza.
Baca SelengkapnyaNATO meminta agar pengiriman pasukan Korea Utara ke Rusia dihentikan, setelah terungkap bahwa 10.000 tentara Korut terlibat dalam konflik di Ukraina.
Baca SelengkapnyaRusia menghujani Kiev dan kota lain di Ukraina dengan puluhan rudal pada 8 Juli 2024. Salah satu serangannya menghancurkan sebuah rumah sakit anak.
Baca SelengkapnyaKonflik antara Rusia dan Ukraina telah memasuki fase yang lebih mengkhawatirkan, yang menimbulkan spekulasi mengenai kemungkinan terjadinya Perang Dunia 3.
Baca Selengkapnya