Rusia Masih Ingin Perundingan Damai dengan Ukraina
Merdeka.com - Keinginan untuk melanjutkan pembicaraan damai di tengah peperangan masih ditunjukkan Rusia kepada Ukraina.
“Moskow tidak menyerah pada gagasan pembicaraan damai dengan Kiev, tetapi kedua pihak harus memulai negosiasi lebih cepat daripada nanti,” ujar Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, seperti dilansir Russia Today, Ahad (11/9).
“Kami tidak menolak negosiasi; kami tidak menyerah untuk negosiasi dengan Ukraina” lanjut Lavrov dalam wawancaranya dengan kanal televisi Rossiya 1.
-
Kapan Prusia dihapuskan? Penghapusan Prusia terjadi pada 25 Februari 1947 melalui dekrit Dewan Kontrol Sekutu, badan pemerintahan Jerman dan Austria yang diduduki pasca-Perang Dunia II.
-
Mengapa Prusia dihapuskan? Penghapusan Prusia dilakukan untuk menyingkirkan pusat militerisme dan reaksi Jerman.
-
Bagaimana bentrokan itu berakhir? Kondisi tersebut bisa diurai setelah beberapa jam kemudian.
-
Mengapa situs kota di Ukraina hilang? Situs ini menghilang sekitar 3600 SM karena alasan yang misterius.
-
Bagaimana Prusia dihapuskan? Penghapusan Prusia dilakukan melalui dekrit Dewan Kontrol Sekutu.
-
Siapa yang menghapuskan Prusia? Penghapusan Prusia terjadi pada 25 Februari 1947 melalui dekrit Dewan Kontrol Sekutu, badan pemerintahan Jerman dan Austria yang diduduki pasca-Perang Dunia II.
“Mereka yang menolaknya harus memahami bahwa semakin lama proses ini tertunda, semakin sulit untuk mencapai kesepakatan,” lanjut Lavrov.
Bukan hanya Lavrov yang menyuarakan pembicaraan perdamaian, namun Presiden Rusia, Vladimir Putin turut menyuarakan hal yang sama.
Hingga kini, Rusia dan Ukraina tidak lagi duduk dalam meja perundingan semenjak pembicaraan damai Maret lalu di Istanbul, Turki.
Awalnya Rusia menunjukkan optimisme dalam pembicaraan perdamaian, namun optimisme itu mulai hilang. Kedua pihak pun saling menuduh dan akhirnya kehilangan kepercayaan.
Tuntutan Ukraina kepada Rusia yang semakin tidak realistis akhir-akhir ini juga menjadi penghalang dalam pembicaraan damai, terutama keinginan pembicaraan perdamaian hanya dapat berlangsung setelah kekalahan Rusia di medan perang.
Sebelumnya, Presiden Ukraina, Volodymr Zelenskyy menyatakan dia ingin berbicara langsung dengan Presiden Putin. Namun bagi Moskow, pertemuan kedua pemimpin itu hanya dapat terjadi jika sudah tercapainya kesepakatan konkrit.
“Tidak ada yang membutuhkan pertemuan demi sebuah pertemuan” komentar Dmitry Peskov, juru bicara presiden mengenai keinginan Zelenskyy.
Semakin lamanya pembicaraan perdamaian, maka tuntutan kedua pihak pun akan makin banyak.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Konflik antara Rusia dan Ukraina telah memasuki fase yang lebih mengkhawatirkan, yang menimbulkan spekulasi mengenai kemungkinan terjadinya Perang Dunia 3.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Singapura, Sabtu 1 Juni 2024.
Baca SelengkapnyaPresiden Rusia Vladimir Putin mengatakan perang dan kekerasan yang terjadi antara Israel dan Palestina salah Amerika.
Baca SelengkapnyaKetua DPR RI Puan Maharani kembali menegaskan dukungan Indonesia untuk kemerdekaan Palestina dan Ukraina dalam forum internasional
Baca SelengkapnyaKonvensi Anglo-Russian adalah perjanjian yang ditandatangani oleh Inggris dan Rusia pada tanggal 31 Agustus 1907 untuk mengakhiri persaingan di Asia Tengah.
Baca SelengkapnyaPeskov juga memperingatkan bahwa konflik Hamas-Israel berisiko meluas ke wilayah lain.
Baca SelengkapnyaLantas, benarkah Zelensky terasingkan saat menghadiri KTT NATO 2023? Simak selengkapnya!
Baca SelengkapnyaSetelah melakukan kunjungan kilat ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, Putin menerima kedatangan Presiden Iran Ebrahim Raisi.
Baca SelengkapnyaBakhmut menjadi titik fokus berbulan-bulan dari upaya Rusia untuk merebut kawasan industri Donbas di Ukraina timur.
Baca SelengkapnyaNATO meminta agar pengiriman pasukan Korea Utara ke Rusia dihentikan, setelah terungkap bahwa 10.000 tentara Korut terlibat dalam konflik di Ukraina.
Baca SelengkapnyaPutin mengusulkan kunci penyelesaian konflik Israel-Palestina adalah membentuk negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Baca SelengkapnyaDPR RI akan terus bekerja sama dengan Parlemen Turki untuk mendukung kemerdekaan Palestina.
Baca Selengkapnya