Rusia Perluas Operasi Militer, Ingin Rebut Wilayah Lain di Ukraina
Merdeka.com - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov kemarin mengatakan operasi militer di Ukraina kini akan meliputi wilayah di luar Donbas, sebelah timur Ukraina.
Dalam wawancara dengan stasiun televisi pemerintah, Lavrov mengatakan pembicaraan damai saat ini belum dimungkinkan karena pemerintahan Barat masih mendukung Ukraina untuk terus berperang ketimbang bernegosiasi.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan Rusia inginkan "darah, bukan perundingan".
-
Siapa yang diandalkan Ukraina? Trio serangan Mudryk, Dovbyk dan Yarmolenko akan kembali diandalkan di laga ini.
-
Apa yang ditemukan di Ukraina? Dalam publikasi baru-baru ini yang diterbitkan oleh Neue Zürcher Zeitung (NZZ) dari Swiss, para peneliti menggambarkan reruntuhan menakjubkan dari apa yang mungkin merupakan 'kota terbesar di dunia', yang saat ini hanya dapat dilihat melalui bayangan udara dan pecahan tembikar yang berserakan.
-
Siapa yang diserang di Kharkiv? Bom yang ditargetkan di salah satu apartemen kota terekam kamera CCTV.Dalam rekaman tersebut, terungkap detik-detik menjelang bom menghantam sudut kota. Bahkan, nyawa seorang wanita nyaris melayang saat tengah berjalan di dekat wilayah sasaran.
-
Apa yang terjadi di Kharkiv? Video menunjukkan momen sebuah bom berpemandu Rusia menghantam sebuah gedung apartemen di #Kharkiv,' demikian dikutip dari keterangan video.
-
Kenapa serangan terjadi di Kharkiv? Lebih dari dua tahun setelah invasi Rusia, serangan rudal dan pesawat nirawak telah melumpuhkan kapasitas pembangkit listrik Ukraina dan memaksa ibu kota Kyiv untuk memberlakukan pemadaman listrik dan mengimpor pasokan dari Uni Eropa.
Ketika Rusia mulai melancarkan operasi militer ke Ukraina 24 februari lalu, Presiden Valdimir Putin mengatakan dia tidak bermaksud menduduki wilayah negara tetangganya itu. Dia mengatakan tujuan operasi militer itu untuk demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina. Kiev dan negara Barat menyebut alasan itu hanyalah dalih Rusia untuk memperluas wilayah lewat perang.
Tapi Lavrov mengatakan realita geografis kini berubah sejak Rusia dan Ukraina menggelar pembicaraan damai di Istanbul, Turki, akhir Maret lalu.
Kala itu dia mengatakan Rusia hanya fokus ke Donetsk (DPR) dan Luhansk (LPR) di sebelah timur Ukraina.
"Sekarang geografinya lain, ini sudah bukan lagi soal DPR dan LPR, ini juga soal wilayah Kherson dan Zaporizhzhia dan sejumlah wilayah lainnya," kata dia, seperti dilansir laman Reuters, Kamis (21/7).
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba membalas pernyataan itu.
"Dengan mengakui akan mengambil wilayah Ukraina yang lain, menteri luar negeri Rusia membuktikan Rusia menolak diplomasi dan fokus terhadap perang dan teror. Rusia menginginkan darah, bukan perundingan," kata dia.
Lavrov menuturkan Rusia kemungkinan perlu merangsek lebih jauh ke Barat.
"Itu artinya tugas geografis akan terus diperluas jauh dari batas wilayah saat ini," kata dia.
Setelah gagal mengambil alih Ibu Kota Kiev di awal perang, Rusia Maret lalu mengatakan akan fokus meraih tujuan utama, membebaskan Donbas.
Hampir empat bulan kemudian, Rusia sudah menguasai Luhansk, salah satu dari dua provinsi di Donbas tapi masih jauh dari menguasai Donetsk.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rusia menyatakan bahwa doktrin nuklir terbarunya harus dipahami sebagai peringatan bagi negara-negara Barat.
Baca SelengkapnyaVideo merekam adu tembak tentara Ukraina dan Rusia di dalam sebuah parit
Baca SelengkapnyaKonflik antara Rusia dan Ukraina telah memasuki fase yang lebih mengkhawatirkan, yang menimbulkan spekulasi mengenai kemungkinan terjadinya Perang Dunia 3.
Baca SelengkapnyaBakhmut menjadi titik fokus berbulan-bulan dari upaya Rusia untuk merebut kawasan industri Donbas di Ukraina timur.
Baca SelengkapnyaPutin mengusulkan kunci penyelesaian konflik Israel-Palestina adalah membentuk negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Baca SelengkapnyaMegawati tak ingin Indonesia berkonflik dengan negara-negara yang ada di Asia Tenggara lainnya.
Baca SelengkapnyaEnrique Gonzalez pergi untuk berperang demi tentara Rusia di Ukraina.
Baca SelengkapnyaNATO meminta agar pengiriman pasukan Korea Utara ke Rusia dihentikan, setelah terungkap bahwa 10.000 tentara Korut terlibat dalam konflik di Ukraina.
Baca SelengkapnyaPresiden Rusia Vladimir Putin mengatakan perang dan kekerasan yang terjadi antara Israel dan Palestina salah Amerika.
Baca SelengkapnyaSebagai salah satu sekutu dekat Iran, Rusia tak tinggal diam atas rencana balasan Israel.
Baca SelengkapnyaPresiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Amerika Serikat agar tidak menyebarkan rudal jarak jauh di Jerman.
Baca SelengkapnyaSebanyak 20 orang termasuk dua anak-anak tewas dan 111 orang luka-luka usai serangan Ukraina.
Baca Selengkapnya