Saat kawan kecewa

Merdeka.com - Penyadapan di mana pun tidaklah beretika. Bagaikan ingin tahu urusan tetangga, selain tidak sopan juga tidak pantas mengetahui sesuatu menjadi borok seseorang. Demikian juga penyadapan dilakukan satu negara pada negara lain.

Penyadapan dilakukan pada Kanselir Jerman Angela Merkel menjadi salah satu pecutan bagi Amerika Serikat. Dari negara inilah akhirnya sejagat tahu ternyata Amerika beserta para sekutunya telah memata-matai dunia.

Merkel meradang lantaran bocoran Badan Intelijen Amerika Serikat (NSA) dari Edward Snowden menyebutkan Gedung Putih telah menyadap telepon genggamnya demikian lansiran stasiun televisi CBS News (24/10).

Juru Bicara Gedung Putih, Jay Carney, membantah hal itu dan mengatakan Amerika tidak pernah memonitor alat komunikasi siapa pun termasuk Merkel. Namun ini berbeda informasi didapat pemerintah Jerman. Setahu mereka ponsel Merkel telah disadap. Kanselir itu langsung menelepon Presiden Barack Hussein Obama dan mengatakan itu akan mengganggu kepercayaan antar dua pemimpin negara itu.

"Presiden Obama meyakinkan Amerika tidak memonitor dan tidak akan memonitor alat komunikasi kanselir. Kami menghargai kerjasama Jerman selama ini terutama untuk keamanan internasional," ujar Carney.

Sebelumnya koran berbahasa Jerman Der Spiegel melansir dokumen rahasia bocoran NSA Snowden soal sadapan ponsel itu dan ini yang direspon pemerintahan Merkel.

Hubungan diplomatik Jerman-Amerika menegang sejak bocoran ini terungkap. Bukan hanya hubungan dengan Negeri Tembok Berlin ini saja, sebelumnya Presiden Brasil Dilma Rousseff protes pada Amerika sebab telah memata-matai surat elektroniknya. Bahkan dia menunda perjalanan ke Negara Adidaya itu lantaran kasus ini.

Selain itu hubungan Amerika-Prancis juga menegang setelah ada bocoran Gedung Putih memata-matai Presiden Francois Hollande.

Australia nampaknya tidak belajar dari penyadapan kasus ini. Akibatnya, Indonesia mengambil langkah tegas dalam mengatasi masalah penyadapan ini. (mdk/din)