Salah Urus, Para Presiden ini Bikin Negara Bangkrut
Merdeka.com - Sejarah mencatat, ada banyak pemimpin gagal dalam mengelola negara. Gagal membawa negaranya makmur. Yang ada negaranya menjadi miskin dan bangkrut karena banyak utang.
Kegagalan terjadi kerena pemimpin dalam sebuah negara itu salah mengurus negara. Karena salah urus, kondisi negara dampaknya.
Berikut catatan tentang beberapa pemimpin yang gagal mengurus negara:
-
Apa saja dampak buruknya? Akibat menonton TV terlalu dekat bagi kesehatan diketahui dapat menyebabkan mata tegang, mata kering, sakit kepala, dan penurunan konsentrasi.
-
Bagaimana proses pemakzulan presiden? Proses pemakzulan presiden di Indonesia melibatkan tiga lembaga negara, yaitu DPR, MK, dan MPR. Mekanisme ini diatur secara rinci dalam Pasal 7A dan 7B UUD 1945.
-
Bagaimana dampak korupsi bagi negara? 'Tambang ilegal misalnya, selain kerugian negara secara materil, juga ada hutan yang dibabat habis di sana. Ada tanah negara yang rusak di sana. Ada masyarakat yang tercemar polusi dan terganggu kesehatannya di sana.'
-
Apa arti dari kata 'presiden'? Kata 'presiden' berasal dari bahasa Latin, praesidere; prae (sebelum) dan sedere (menduduki atau bertengger), menurut ahli linguistik Ben Zimmer, seperti dikutip dari NPR.
-
Apa yang ingin dihentikan oleh Presiden? Agus mengatakan, Presiden saat itu menginginkan penyidikan kasus yang menjerat Setya Novanto dihentikan.
-
Apa dampak buruk dinasti politik bagi proses demokrasi? 'Saya kira ini menjadi salah satu konsekuensi dari anggota partai politik yang berasal dari elitis atau orang-orang dari lingkungan kekuasaan,' kata Arga dikutip dari Ugm.ac.id. Lalu bagaimana adanya politik dinasti ini mempengaruhi kualitas demokrasi di Indonesia? Berikut selengkapnya:
Mantan Presiden Zimbabwe Robert Mugabe
Zimbabwe mengalami krisis ekonomi parah setelah Presiden Robert Mugabe mengeluarkan kebijakan radikal soal distribusi lahan pada akhir 1990-an dan awal 2000an. Negara ini akhirnya mengalami kekurangan bahan pokok kronis. Sementara itu, bank sentral Zimbabwe terus mencetak uang untuk membiayai defisit anggaran. Akhirnya terjadi kenaikan harga yang menggila di Zimbabwe. Puncaknya, harga bisa naik dua kali lipat setiap 24 jam.
Pada 2015, Zimbabwe mengalami krisis yang sangat parah. Nilai mata uang dolar Zimbabwe hancur berantakan setelah negara tersebut dilanda krisis ekonomi dan hiperinflasi pada 2008 dan 2009 silam. Mata uang Zimbabwe menjadi tidak bernilai karena bank sentral Zimbabwe terus mencetak uang untuk menutupi defisit anggaran yang mendalam. Akibatnya, USD 1 setara dengan 35.000 triliun dolar Zimbabwe.
Bahkan 100 miliar Zimbabwe hanya cukup untuk membeli 3 butir telur. Untuk mengatasi ini, Zimbabwe akhirnya menghapus peredaran mata uang dolar Zimbabwe, dan menggantinya dengan dolar Amerika.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro
Ada kesalahan Maduro saat memimpin Venezuela, sampai membuat negara itu mengalami inflasi yang parah. Seperti diketahui, kas Venezuela bersumber dari ekspor minyak. Jika harga minyak sedang naik, maka pemasukan negara banyak. Dahulu saat Hugo Chavez menjadi presiden Venezuela, kas negara itu diberikan pada rakyat miskin berupa rumah. Namun pada 2013, Chavez meninggal dunia, dan digantikan oleh Maduro. Ia melanjutkan tradisi Chavez. Pada 2016, harga minyak anjlok. Kas Venezuela bahkan habis. Rakyat miskin tak bisa melakukan apapun. Maduro salah ambil keputusan untuk selesaikan masalah ini. Bukannya menambah lini produk ekspor minyak, melainkan mencetak uang sebanyak mungkin. Nilai tukar bolivar melorot tajam. Inflasi tak terkendali dan tingkat harga barang naik hingga 1000 persen.
Mantan Presiden Gambia Yahya Jammeh
Kondisi Gambia sempat memanas pasca pemilu 1 Desember 2016. Saat itu, Jammeh bersaing dengan Adama Barrow memperebutkan kursi nomor satu di Gambia. Jammeh ternyata kalah. Ia sempat menerima hasil pemilu. Namun beberapa hari kemudian, ia menolak hasil pemilu dan meminta pemilu ulang.Belum ada pemilu ulang, Jammeh malah kabur ke luar negeri dengan membawa kabur seluruh harta kekayaannya beserta seluruh harta negara senilai USD 11 juta atau Rp 147,1 miliar waktu itu. Alhasil kas negara kosong dan tak ada cadangan. Menurut Fatty, otoritas bandara utama Gambia sebenarnya telah diberi tahu untuk tidak membiarkan barang-barang mewah Jammeh keluar dari Gambia. Jammeh kabur pada 21 Januari 2017 dan tak diketahui ke mana tujuannya.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ganjar mengaku tidak kaget atas fenomena BUMN Karya merugi meski memperoleh proyek infrastruktur.
Baca SelengkapnyaMegawati bahkan mengaku lupa, pernah menjabat sebagai wakil presiden RI
Baca SelengkapnyaPersoalan etika itu semakin diperparah dengan pengajaran akhlak di lembaga pendidikan yang cenderung verbal dan normatif.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo mengatakan reformasi bisa dinilai gagal karena masih menjamur masalah KKN
Baca SelengkapnyaHolmes mendadak bangkrut setelah alat-alat kesehatan buatannya diragukan.
Baca SelengkapnyaMenurut Hasto, jika kedua utang itu digabung, Indonesia ke depan berpotensi menghadapi masalah serius.
Baca SelengkapnyaPresiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono beri kritik keras ke politisi dan jenderal. Begini isinya.
Baca SelengkapnyaMegawati Soekarnoputri menilai pejabat sekarang terlalu nyaman sehingga tidak peduli lagi terhadap kondisi negara.
Baca SelengkapnyaJelang akhir periode jabatan Presiden Jokowi, terdapat tiga kepala lemba negara diberhentikan tidak hormat dari jabatannya.
Baca SelengkapnyaPrabowo juga menyinggung masalah hak asasi manusia hingga mengakui kekalahan dalam Pilpres dari Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaWapres ke-10 dan 12, Jusuf Kalla atau JK memperkirakan, siapa pun yang menggantikan Jokowi akan menghadapi tantangan berat.
Baca SelengkapnyaMenurut Mahfud, Indonesia sudah terlalu banyak menteri di dalam suatu pemerintahan.
Baca Selengkapnya