Salip AS, China Penghasil Jurnal Ilmiah Teratas di Dunia
Merdeka.com - China menyalip Amerika Serikat dalam penelitian ilmiah teratas pada 2019, empat tahun setelah mencapai tonggak yang sama melawan Uni Eropa, menurut sebuah penelitian oleh para peneliti dari AS, China dan Eropa.
Penelitian tersebut, yang diterbitkan dalam jurnal Scientometrics pada 2 Maret, didasarkan pada penilaian ulang atas artikel yang paling banyak dikutip, indikator pengaruh ilmiah yang diawasi ketat. Di bawah indikator tradisional 1 persen teratas dari makalah atau jurnal penelitian yang paling banyak dikutip, AS masih memimpin China.
Namun, para peneliti memperhatikan bahwa China berada di urutan teratas dalam sejumlah ukuran, tetapi tidak pada indeks 1 persen teratas, menurut salah satu penulis studi penelitian, Caroline Wagner, seorang profesor di Ohio State University.
-
Apa yang dicapai oleh ilmuwan China? Dilaporkan seorang ilmuwan Cina telah berhasil menciptakan magnet resistif terkuat di dunia, yang menghasilkan medan magnet stabil sebesar 42,02 Tesla.
-
Apa yang didominasi China dalam perlombaan global? China mendominasi perlombaan global dalam paten kecerdasan buatan generative atau AI Generative.
-
Apa yang dibuat ilmuwan China? Albert Einstein pernah berbicara tentang penggunaan mesin udara untuk menciptakan kendaraan yang lebih besar dan lebih cepat. Hal itu ternyata menjadi pemicu ilmuwan China untuk membuatnya. Namun dimodifikasi sedemikian rupa. Malah secara tidak langsung negara itu 'berani' mematahkan pendapat Einstein.
-
Bagaimana China bersaing dengan AS dalam luar angkasa? Ketika Tiongkok bangkit, sebagian penelitian AS di bidang luar angkasa tampaknya mengalami kesulitan. Divisi ilmu biologi dan fisika NASA, yang bertanggung jawab atas banyak eksperimen ISS, sangat kekurangan dana dibandingkan dengan pertanyaan-pertanyaan ilmiah yang diminta untuk ditangani, dan memiliki pendanaan paling sedikit dari semua divisi dalam Direktorat Misi Sains NASA.
-
Bagaimana China mencapai dominasi teknologi? “Mereka membangun keunggulan yang terkadang menakjubkan dalam penelitian dan berdampak tinggi di sebagian besar domain teknologi kritis dan yang sedang berkembang,“
-
Apa yang ditemukan ilmuwan China? Ilmuwan dari China telah menciptakan desain baterai berbasis air terbaru yang lebih aman dan lebih efisien dalam menyimpan energi dibandingkan dengan baterai ion litium (Li-ion) yang saat ini banyak digunakan oleh manusia.
"Kami memutuskan untuk melihat bagaimana 1 persen teratas dihitung. Ketika kami menguji pengukurannya, kami mempertanyakan pendekatan yang digunakan. Ketika kami menghitung ulang, kami menemukan China setara atau memimpin dalam langkah-langkah utama," jelasnya, dikutip dari South China Morning Post.
Para peneliti menyimpulkan, pengukuran sebelumnya mungkin telah mengaburkan bahwa China beroperasi pada tingkat keluaran ilmiah terdepan di dunia baik dalam volume maupun kualitas.
Dengan menggunakan ukuran yang ada, setiap bidang penelitian ilmiah digambarkan dan diberi bobot sebelum dilakukan penghitungan keseluruhan dari makalah yang paling banyak dikutip.
Namun penelitian baru berpendapat bahwa pembobotan penelitian berdasarkan bidang ilmiah tidak masuk akal dalam membandingkan hasil penelitian suatu negara.
"Ketika Anda membandingkan satu bidang ilmiah dengan bidang lainnya, maka pembobotan berdasarkan bidangnya masuk akal. Tetapi tidak masuk akal ketika Anda mengukur dampak keseluruhan dari sains satu negara versus negara lain, dan itu sebenarnya menghasilkan hasil yang salah," jelas situs web universitas mengutip Wagner.
Wagner dan rekan-rekannya menggunakan database Web of Science, yang mencakup data kutipan untuk berbagai disiplin ilmu, dan menggunakan data kutipan mentah untuk makalah di semua bidang untuk membuat perbandingan.
Mereka menyimpulkan, pada 2019, 1,67 persen artikel ilmiah karya penulis China berada 1 persen teratas dari artikel yang paling banyak dikutip, dibandingkan dengan 1,62 persen artikel penulis AS.
Anggaran besar pemerintah
Menurut Loet Leydesdorff, salah satu penulis penelitian dan anggota kehormatan di Universitas Amsterdam di Belanda, penelitian tersebut bertentangan dengan persepsi Barat tentang sains di China.
"Argumen di banyak pemerintah dan masyarakat Barat adalah China telah melampaui Amerika Serikat dalam hal total publikasi, bukan publikasi teratas," jelasnya.
"Itu sering disebut tentang China dan kami mengatakan itu tidak lagi benar."
Wagner mengatakan China telah melakukan investasi yang signifikan dalam penelitian dan pengembangan, dalam infrastruktur ilmiah, dan dalam mobilitas mahasiswa dan cendekiawan.
"Ini adalah langkah-langkah yang diambil negara mana pun untuk meningkatkan kapasitas ilmiah mereka, tetapi China telah melakukan ini dalam skala yang sangat besar," jelasnya.
"Kebijakan pemerintah telah menyasar daerah-daerah unggulan. Investasi dan aksi kebijakan ini tampaknya membuahkan hasil dalam hal kualitas ilmiah."
Mendiang pemimpin Deng Xiaoping menggambarkan sains dan teknologi sebagai salah satu dari empat kekuatan modernisasi pada akhir 1970-an, tetapi baru pada 1990-an hal itu benar-benar menjadi strategi nasional.
Pengeluaran China untuk bidang penelitian dan pengembangan (research and development/R&D) sebagai bagian dari produk domestik bruto meningkat dari kurang dari 1 persen pada 1980 menjadi 2,4 persen pada 2020, menurut Wagner.
Pengeluaran negara untuk R&D mencapai titik tertinggi baru tahun lalu, dengan total pengeluaran R&D sekitar 2,79 triliun yuan, naik 14,2 persen dari tahun sebelumnya, menurut Biro Statistik Nasional.
Ini menyalip AS dalam hal jumlah total publikasi sains pada tahun 2018, menurut US National Science Foundation.
Dan sebuah penelitian Jepang yang dirilis tahun lalu menemukan bahwa China telah melampaui AS dalam jumlah 10 persen makalah akademis teratas, meskipun AS masih memimpin dalam 1 persen kutipan teratas.
Namun, Leydesdorff memperingatkan bahwa China mungkin tidak akan bertahan di posisi teratas jika "menutup diri dari dunia luar".
Wagner mengatakan ada langkah-langkah jelas yang menunjukkan bahwa China mengurangi kerja sama internasional.
"Ada banyak kemungkinan alasan untuk penurunan ini, termasuk tekanan dan ketegangan politik," ujarnya.
"China juga telah membuat beberapa pernyataan yang menunjukkan niat untuk mengurangi keterlibatan. Ini bisa menjadi kesalahan: ide bagus datang dari kolaborasi. Semua orang mendapat manfaat dari lebih banyak ide bagus yang dibagikan."
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
China Salip AS, Jadi Negara dengan Kekuatan Diplomatik Nomor 1 di Dunia
Baca SelengkapnyaChina pemimpin paten teknologi AI di dunia. AS ketar-ketir.
Baca SelengkapnyaPersaingan teknologi antar kedua negara makin sengit.
Baca SelengkapnyaAS Makin Dibayang-bayangi Kecanggihan Teknologi China yang Dianggap Bisa Mendominasi
Baca SelengkapnyaThe Economist sendiri menunjukkan bahwa harga barang atau jasa di Amerika yang jika dikonversi menjadi USD100, maka di China nilai tersebut hanya USD60 saja.
Baca SelengkapnyaAnomali telah terjadi. Di Amerika Serikat, justru bukan pasar utama iPhone. Mengapa?
Baca SelengkapnyaSetidaknya, ada 969 orang kaya yang berada di China. Angka ini jauh melampaui jumlah miliarder di Amerika yang berjumlah 691 miliarder.
Baca SelengkapnyaPrediksi tersebut berkaca terus membaiknya laju perekonomian China selama lima tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaHampir setengah kekayaan dunia, hanya dimiliki oleh 1,5 persen populasi bumi.
Baca SelengkapnyaMesir dan China teken nota kesepahaman untuk mendukung proyek jelajah Bulan.
Baca SelengkapnyaSebuah studi oleh OECD dan Intelligence Capital Index (ICI) 2017 mengungkapkan list negara-negara paling cerdas di dunia!
Baca SelengkapnyaPersaingan China dan Amerika Serikat (AS) makin meluas hingga dulu-duluan ke planet Mars.
Baca Selengkapnya