Salman Rushdie, Penulis yang Difatwa untuk Dibunuh dan Nyawanya Berharga Rp 43 Miliar
Merdeka.com - Salman Rushdie hari ini ditikam seorang pria di New York. Penulis novel terkenal Ayat-Ayat Setan itu ditusuk saat sedang menjadi pembicara di sebuah acara sastra.
Dia kini dirawat di sebuah rumah sakit dan harus dipasangi ventilator. Agennya mengatakan dia tampaknya akan kehilangan salah satu matanya.
Novel kedua Rushdie Midnight's Children meraih penghargaan bergengsi The Booker Prize pada 1981. Sejak itu namanya mulai terkenal. Tapi novel keempatnya Ayat-Ayat Setan atau The Satanic Verses-lah yang membuat namanya melambung terkenal ke seluruh dunia. Novel kontroversial yang banyak dianggap menghina Islam dan Nabi Muhammad.
-
Siapa yang dirawat di rumah sakit? Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, saat ini dirawat di rumah sakit akibat infeksi pernapasan.
-
Siapa yang sedang sakit? Sule menyempatkan diri untuk menjenguk Adzam yang sedang sakit di tengah-tengah kesibukannya sebagai seorang publik figur.
-
Siapa yang sakit? Ibunda Nia Ramadhani, Chanty Mercia kini tengah terbaring di rumah sakit.
-
Siapa yang harus diperiksa matanya? Dr. Lely Retno W., seorang dokter spesialis mata, menyoroti pentingnya orang tua untuk mengenali tanda-tanda bahwa anak mereka mungkin membutuhkan pemeriksaan mata.
-
Bagaimana jika mata belum sembuh? Anda bisa memandang rembulan di awal bulan. Apabila tak terlalu terlihat atau seperti terhalang, maka lakukan pada malam kedua.
-
Kenapa Sonny Septian dirawat di rumah sakit? Sonny Septian dirawat di rumah sakit pada pertengahan Juli lalu karena diduga mengalami keracunan makanan. Ia masuk rumah sakit karena mengalami gejala terus muntah-muntah dan mengeluarkan cairan bening.
Dilansir dari laman BBC, Sabtu (13/8), penulis yang karirnya sudah berjalan lima dasawarsa ini kemudian dia difatwa untuk dibunuh setahun setelah The Satanic Verse terbit. Adalah Pemimpin Spiritual Tertinggi Iran Ayatullah Khomeini yang mengeluarkan fatwa itu pada 1989, tahun ketika novel itu terbit. Pemerintah Inggris kemudian memberikannya perlindungan polisi.
Inggris dan Iran kemudian saling memutus hubungan diplomatik. Dunia Barat mengecam fatwa pembunuhan itu dengan menyebut itu bentuk ancaman terhadap kebebasan berekspresi.
Salman Rushdie lahir di Bombay, India, dua bulan sebelum negerinya merdeka dari Inggris.
Pada usia 14 tahun dia dikirim ke Inggris dan kemudian meraih gelar kehormatan di bidang sejarah dari Kings College di Cambridge.
Dia lalu menjadi warga negara Inggris dan kemudian memilih jadi ateis meninggalkan iman Islamnya. Dia sempat menjadi aktor lalu bekerja sebagai copywriter periklanan sembari menulis novel.
Buku pertamanya, Grimus, tidak meraih kesuksesan besar tapi sejumlah pengamat menilai dia punya potensi.
Rushdie butuh waktu lima tahun untuk merampungkan novel keduanya Midnight's Children yang memenangkan penghargaan The Booker Prize. Karyanya itu diakui dan terjual 500.000 eksemplar.
Midnight's Children berisi kisah tentang India, novel ketiganya Shame pada 1983 adalah tentang Pakistan. Empat tahun kemudian Rushdie menulis The Jaguar Smile, kisah perjalanan di Nikaragua.
Pada September 1988 karya berikutnya, The Satanic Verses diterbitkan. Novel surealis-post-modern ini memicu kemarahan di dunia Islam dan dianggap penistaan agama.
India menjadi negara pertama yang melarang. Pakistan berikutnya dan sejumlah negara muslim juga sampai ke Afrika Selatan.
Novel itu meraih banyak pujian dan memenangkan Whitbread Prize. Tapi dampak dari novel itu, dua bulan kemudian memicu unjuk rasa. Banyak muslim menganggapnya itu penghinaan kepada Islam.
Januari 1989, muslim di Bradford membakar novel itu. Bulan berikutnya sejumlah orang tewas dalam kerusuhan anti-Rushdie dan kedutaan Inggris di Teheran dilempari batu. Kepala Rushdie dihargai USD 3 juta.
Rushdie yang hidup dalam persembunyian bersama istrinya masih dalam penjagaan polisi. Dia mengungkapkan penyesalan yang mendalam atas kejadian yang dipicu novelnya.
Tapi dia bukan satu-satunya orang yang nyawanya terancam karena isi novel itu.
Penerjemah The Satanic Verses dalam bahasa Jepang ditemukan tewas di sebuah kampus di Tokyo pada Juli 1991.
Polisi mengatakan, sang penerjemah, Hitoshi Igarashi, yang bekerja sebagai asisten profesor perbandingan budaya, ditikam beberapa kali di luar kantornya di Universitas Tsukuba.
Sebelumnya, masih di bulan yang sama, penerjemah Italia Ettore Capriolo ditusuk di apartemennya di Milan, tapi dia masih selamat.
Rushdie menikah empat kali dan punya dua anak. Dia kini tinggal di Amerika Serikat dan diberi penghargaan atas jasanya di dunia sastra. Dia menjadi warga AS setelah 20 tahun tinggal di New York.
Pada 2012 dia menerbitkan memoarnya setelah The Satanic Verses membuat hidupnya penuh kontroversi.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Almarhum akan dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, pada Minggu siang (19/5) besok.
Baca SelengkapnyaUstaz Dasad Latif bagikan kabar soal kesehatannya di Instagram.
Baca SelengkapnyaFaisal Basri dikabarkan mengalami serangan jantung dan memiliki riwayat diabetes.
Baca SelengkapnyaMengacu pada pasal-pasal yang didakwakan, Praka RM, Praka HS dan Praka J terancam hukuman mati.
Baca SelengkapnyaKorban disebut pedagang obat-obatan ilegal di Ciputat, Tanggerang Selatan.
Baca SelengkapnyaPolwan cantik AKBP Netty tengah berduka. Berikut ulasannya.
Baca SelengkapnyaRayyanza Malik Ahmad menangis saat hendak diambil sarah oleh perawat yang datang ke rumah. Nagita tak tega melihat kondisi anak bungsunya itu.
Baca SelengkapnyaPraka Riswandi Manik kini ditahan di Rutan Pomdam Jaya.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Wakil Presiden ke-9 RI Hamzah Haz.
Baca SelengkapnyaKorban disebut mengamuk saat berada di dalam ruang perawatan.
Baca SelengkapnyaAnggota Paspampres Praka RM diduga tega menculik, menyiksa lalu membunuh pemuda asal Aceh Imam Masykur (25).
Baca SelengkapnyaSonny Septian, suami dari Fairuz A Rafiq, telah menjalani perawatan di rumah sakit
Baca Selengkapnya