Sandera Abu Sayyaf mengaku mualaf biar selamat
Merdeka.com - Peter Tonson adalah kapten kapal Brahma 12 yang dirompak oleh militan Abu Sayyaf. Bersama sembilan anak buah kapal lainnya dari Indonesia, Tonson dibawa ke tengah hutan di sebuah pulau kawasan Sulu, selatan Filipina.
Tonson mengenang kembali pengalaman 37 hari disandera oleh militan berafiliasi dengan ISIS itu. Dia mengaku dibawa ke tengah hutan. Di dalam hutan, para sandera diperlakukan baik tapi tidak diberi fasilitas apapun.
"Makan ya ikut apa yang mereka makan, beradaptasi sama yang di sana. Tidur di tanah ya ikut tidur beralaskan daun kelapa," ujarnya saat ditemui awak media di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (2/5).
-
Di mana WNI dievakuasi ke? Pagi ini, saya menerima laporan bahwa mereka telah sampai di Suriah, melalui Damaskus dengan selamat.
-
Siapa yang memulangkan WNI? Direktorat Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri secara bertahap memulangkan Warga Negara Indonesia (WNI) yang terjebak di Gaza Palestina.
-
Siapa yang terlibat dalam peristiwa ini? 'Kami memanggil pihak keluarga pengendara sepeda motor yang pura-pura kesurupan untuk dimintai keterangan,' ucap dia.
-
Kenapa WNA tersebut ditangkap? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Siapa yang dianiaya? Yang perlu diketahui oleh masyarakat adalah, kenapa Devianus Kagoya dianiaya oleh atau tindak kekerasan dilakukan kepada dirinya adalah bahwa Devianus Kogoya itu tertangkap pasca patroli aparat keamanan TNI - Polri.
-
Siapa WNA yang ditangkap Imigrasi? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
Tiga dari 10 WNI itu beragama nasrani, termasuk Tonson. Dia sempat khawatir keselamatannya terancam bila mengaku bukan muslim. Terlebih para militan menanyai satu-satu agama para awak kapal nahas tersebut.
"Kita ditanya agama, yang kristen berapa? Karena mereka selalu mengatakan mereka perang agama. Kami bertiga mengatakan kami mualaf, demi menyelamatkan nyawa saya dan kawan-kawan," kata Tonson.
Juru Mudi Wawan Saputra turut memberi kesaksian. Dia menyatakan para militan sangat jarang mengajak bicara sandera.
"Pernah diskusi sesekali, mereka bilang ada yang asalnya Suku Bugis Sulawesi, cuma itu saja," kata Wawan.
Selama di hutan, para awak kapal mengaku diperlakukan baik. "Kekerasan tidak ada, ancaman tekanan tidak ada," kata Tonson.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketiga WNA tersebut hadir dalam persidangan tanpa didampingi penasihat hukum, kecuali didampingi ahli alih bahasa atau penerjemah.
Baca SelengkapnyaSosok tiga anggota TNI-Polri yang memiliki garis keturunan dengan Nabi Muhammad SAW.
Baca SelengkapnyaWNA itu berperan sebagai nakhoda kapal dari Bangladesh ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaKetiga terdakwa yakni Mohammad Amin, Anisul Hoque dan Habibul Basyar.
Baca SelengkapnyaImam Masykur dibunuh usai dibawa paksa dari toko obatnya di kawasan Rempoa, Ciputat, Tangerang Selatan.
Baca SelengkapnyaHj Uma menceritakan detik-detik pertemuannya dengan para tersangka yang ternyata telah mengenalnya.
Baca SelengkapnyaEnam warga negara asing asal Inggris dan satu asal Norwegia ditangkap Tim Gabungan Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pekam) Kabupaten Pasaman Barat.
Baca SelengkapnyaViral video merekam ibunda mendiang Imam Masykur, Fauziah yang disumpah di atas Alquran.
Baca SelengkapnyaTiga narapidana terorisme (napiter) mengucapkan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Baca SelengkapnyaRupanya para pelaku sempat menculik dua orang. Namun satu korban karena kondisinya tidak sehat akhirnya dilepas di Tol Cikeas.
Baca SelengkapnyaKeluarga mendapatkan kabar Imam dianiaya dan dimasukkan ke dalam mobil oleh pelaku diduga Paspampres.
Baca SelengkapnyaSempat terjadi keributan saat komplotan Praka RM menculik korban
Baca Selengkapnya