Sandera WNI terhambat dibebaskan akibat operasi militer Filipina
Merdeka.com - Pemerintah Filipina tengah melakukan operasi militer di sekitar perairan selatan dekat Kepuluan Sulu. Akibat operasi militer itu, komunikasi pemerintah Indonesia dengan berbagai pihak terkait pembebasan 10 sandera jadi terhambat.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Arrmanatha Nasir menyebutkan, operasi militer yang dilakukan Filipina membuat kontak dengan berbagai pihak di sana tidak selancar yang diharapkan.
"Langkah yang kita lakukan persuasif, dan komunikasi dilakukan di Filipina kawasan Mindanao. Kita menggunakan berbagai kontak kita yang ada di sana untuk melakukan pendekatan kepada mereka, dengan tokoh mereka juga untuk mencari jalan keluar. Memang sedikit sulit karena pemerintah Filipina sedang melakukan berbagai operasi militer sehingga kontak tidak selancar yang kita harapkan," ujar pria akrab disapa Tata dalm jumpa pers di Kemlu, Jakarta, Kamis (14/7).
-
Dimana WNA itu ditangkap? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Siapa yang ditangkap sebagai buronan? Jajaran Direktorat Reserse Umum Kepolisian Daerah Jambi menangkap satu orang buron atau daftar pencarian orang (DPO) pelaku perusakan kantor gubernur beberapa waktu lalu.
-
Kenapa WNA tersebut ditangkap? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Di mana WNI dievakuasi ke? Pagi ini, saya menerima laporan bahwa mereka telah sampai di Suriah, melalui Damaskus dengan selamat.
-
Siapa yang ditangkap di Arab Saudi? Aparat Keamanan Arab Saudi menangkap WNI yang menjanjikan haji tanpa antre di media sosial Beberapa waktu terakhir, Aparat Keamanan Arab Saudi menangkap Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjanjikan haji tanpa antre di media sosial.
-
Siapa WNA yang ditangkap Imigrasi? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
Operasi militer ini dilakukan untuk memperkuat militer Filipina, sesuai dengan arahan Presiden Rodrigo Duterte, yang baru dilantik akhir Juni lalu. Meski demikian, sesuai Undang-Undang di negara tersebut, militer asing tetap tidak diperbolehkan masuk ke negaranya tanpa izin.
"Operasi militer sedang dilakukan pemerintah Filipina. Namun, kalau keterlibatan asing, kita sudah tahu Filipina memiliki Undang-Undang yang mengatur keterlibatan tentara asing di negaranya, sehingga itu juga harus kita hormati," lanjut dia.
Tata menyebutkan, dalam menyelamatkan para sandera, pemerintah Indonesia akan melihat kemungkinan semua opsi. Yang terpenting, ucap Tata, keselamatan para sandera menjadi prioritas utama pemerintah Indonesia saat ini.
Upaya terus dilakukan untuk menyelamatkan warga negara Indonesia yang disandera kelompok bersenjata Filipina, baik yang tujuh orang maupun tiga pelaut lainnya yang diculik belakangan. Komunikasi terus dilakukan dengan pihak perusahaan dan penyandera.
Sementara itu, Tata menegaskan, pemerintah Indonesia tidak melakukan pembayaran tebusan. Meski demikian, pihak perusahaan mengungkapkan menyanggupi memberi dana sebagai tebusan.
"Dalam konteks perusahaan menyanggupi memberi dana sebagai tebusan, saya tegaskan upaya pemerintah saat ini adalah tidak melakukan pembayaran tebusan," kata Tata.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hampir satu tahun pilot Susi Air disandera KKB Papua.
Baca SelengkapnyaTNI akan menggunakan pendekatan soft power dengan dialog yang dilakukan tokoh masyarakat dan beberapa pejabat daerah.
Baca SelengkapnyaPilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, disandera KKB sejak Februari 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaFernando Tremendo Chimenea memiliki perawakan tinggi, kulit putih, dengan tato di tangan dan kakinya.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Jenderal Agus Subiyanto angkat bicara terkait pembebasan Pilot Pesawat Susi Air Kapten Philip Mark Merthens disandara hampir 1,5 tahun oleh KKB.
Baca SelengkapnyaPemerintah terus berusaha membebaskan pilot Susi Air, Captain Philip Mark Mehrtens. Pria berkebangsaan Selandia Baru itu masih disandera KKB Papua.
Baca SelengkapnyaMeskipun bisa melaksanakan operasi tempur, aparat TNI-Polri mengantisipasi jatuhnya korban jiwa dalam pembebasan Kapten Philips Mark Merthens.
Baca SelengkapnyaDalam hal ini, pemerintah daerah (pemda) dianggap menjadi ujung tombak untuk melakukan negosiasi dengan KKB.
Baca SelengkapnyaPhillip Mehrtens sudah lebih dari tujuh bulan disandera KKB yang dipimpin Egianus Kogoya.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI menyatakan tidak akan memakai operasi militer dalam pembebasan Pilot Susi Air.
Baca SelengkapnyaKepolisian dan tentara telah melakukan berbagai upaya
Baca SelengkapnyaMenurutnya, kabar pembebasan Kapten Philip tidak cuma sekali dihembuskan KKB Papua.
Baca Selengkapnya