Sanggup bajak mobil, China masih rajai produk imitasi dunia

Merdeka.com - China masih belum tergeser dari status negara pembajak paling hebat di dunia. Saat para pencuri ide di belahan bumi lain masih berkutat pada meniru produk mode atau barang elektronik terkenal, di Negeri Tirai Bambu mobil mewah sudah berhasil dibajak.

Dilansir oleh the Daily Mail, Senin (8/11), produsen mobil Inggris seperti Jaguar Range Rover dan Rolls Royce sedang pusing tujuh keliling. Produsen lokal China sukses meniru habis-habisan mobil kebanggaan mereka. Lalu dijual ulang dengan harga sangat murah dan diganti mereknya.

Salah satunya seri Range Rover Evoque. Sebuah pabrikan tak jelas dari China, dengan merek dagang Land Wind, memproduksi mobil yang sama persis. Harganya cuma Rp 200 juta. Padahal mobil SUV itu di Inggris dibanderol paling murah Rp 768 juta.

Bahkan, produk bajakan itu tak malu dipamerkan di Guangzhou Motor Show bulan lalu.

Lebih gila lagi adalah kelakuan pabrikan Geely. Produsen otomotif Chna itu sanggup meniru persis Rolls Royce Phantom yang kondang sebagai salah satu mobil termahal dunia. Jika versi aslinya setara Rp 4,8 miliar, maka versi buatan Negeri Tirai Bambu 'cukup' Rp 500 juta saja.

Juru bicara Range Rover Ralf Speth kecewa karena pemerintah China tak pernah serius memberantas tindakan pelanggaran hak cipta. Bila hal itu terus dilakukan, maka produsen asing akan malas memasuki pasar otomotif di Negeri Panda tersebut.

"Imitasi yang terus terjadi ini sangat mengecewakan kami," kata Speth.

Sejak pertumbuhan ekonomi yang mengesankan dua dekade terakhir, konsumsi warga China terus meningkat. Permintaan barang-barang bermerek pun melonjak.

Namun tak banyak warga bisa berbahasa Inggris, sehingga tidak paham bahwa merek-merek terkenal yang mereka beli sebetulnya palsu. Lebih dari 60 persen barang berlabel impor di negara itu sebetulnya hasil bajakan.

Pada 2013, China menggegerkan dunia karena ditemukan 22 kios Apple palsu. Produsen tas dan busana seperti Gucci dan Mulberry juga memutuskan untuk tak melayani order dari China, karena produknya dibajak habis-habisan. Satu tas Mulbery yang harganya belasan jutaan Rupiah, bisa dijual di kios Beijing hanya senilai Rp 200 ribu, dengan kualitas tak jauh beda.

Lebih gila lagi, temuan Daily Mail, barang-barang bajakan itu malah dijual lagi ke negara-negara maju lewat pasar gelap.

"Praktik pembajakan ini akan sulit dituntut karena beberapa perusahaan berkelit dengan memasang merek berbeda," kata salah satu pengacara di Beijing. (mdk/ard)