'Saudi pakai uang buat bungkam dunia tentang krisis di Yaman'
Merdeka.com - Arab Saudi memimpin pasukan koalisi menggempur Yaman sejak Maret 2015. Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebut kini dua pertiga dari 18, 8 juta rakyat Yaman membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Direktur Hak Asasi untuk Yaman Kim Sharif meyakini Saudi memakai pundi-pundi uangnya untuk membungkam dunia internasional tentang apa yang terjadi di Yaman.
"Komunitas internasional hanya sekumpulan hipokrit. Sejarah akan menulis bahwa inilah zaman kemunafikan. Orang-orang dibuat tutup mulut dengan uang dari Saudi," kata dia, seperti dilansir Press TV, Kamis (27/4).
-
Apa yang terjadi di Arab Saudi? Baru-baru ini dunia dihebohkan dengan fenomena salju yang turun di tengah padang pasir di wilayah Al-Jaws di Arab Saudi.
-
Siapa yang berhadapan dengan Arab Saudi? Timnas Indonesia berhadapan dengan Arab Saudi pada matchday pertama Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang berlangsung pada Jumat (6/9) dini hari WIB.
-
Siapa bek kanan Arab Saudi? Salah satunya adalah adu tangguh bek kanan kedua tim, antara Asnawi Mangkualam dan Saud Abdulhamid.
-
Siapa pemain kunci Arab Saudi? Salah satu andalan di skuad Arab Saudi saat ini adalah Mohamed Kanno. Kanno merupakan gelandang pengatur permainan The Green Falcons.
-
Siapa yang memberikan dukungan penuh pada negara-negara Arab? Uni Soviet memberi dukungan penuh pada negara-negara Arab dalam persiapan perang melawan Israel.
-
Bagaimana Arab Saudi mendominasi permainan? Arab Saudi mendominasi permainan dengan penguasaan bola mencapai 65 persen dan melakukan 18 tembakan.
Sharif juga mengecam sejumlah negara yang menjual senjata kepada Saudi. Dia menyebut negara-negara itu tidak pedull berapa juta rakyat Yaman tewas.
Menurut Sharif, para milisi yang pro Presiden Abdur Rabbuh Mansur Hadi adalah teroris macam Al Qaidah dan ISIS yang melakukan berbagai kekejaman di Yaman.
Kamp pengungsi di Yaman ©AFP PHOTO/Ahmad AL-BASHA
Mansur Hadi melarikan diri dari Ibu Kota Sanaa setelah kota itu diserang pemberontak Houthi pada 2015. Houthi menuding Mansur Hadi dan jajarannya korup dan melakukan perlawanan bersenjata hingga menguasai Sanaa. Saudi yang mendukung rezim Mansur Hadi kemudian melancarkan gempuran ke pemberontak Houthi hingga menyebabkan perang tak berkesudahan di Yaman hingga kini.
Sharif menekankan perlu dilakukan penyelidikan independen secara internasional untuk memastikan siapa yang bertanggung jawab atas krisis kemanusiaan di Yaman. Dia juga menyerukan agar Saudi menghentikan bombardir ke Yaman.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pejuang yang baru direkrut menjadi bagian dari pasukan militer Houthi menyatakan siap berperang di Gaza.
Baca SelengkapnyaSerangan militan Houthi ini menimbulkan kekhawatiran terhadap tumpahan minyak yang akan mencemari lautan.
Baca SelengkapnyaKelompok tentara bayaran yang didukung Saudi dan UEA merajalela di Yaman sejak dimulainya perang di negara tersebut sembilan tahun lalu.
Baca SelengkapnyaIsrael menargetkan Ibu Kota Sanaa, pelabuhan, dan pembangkit listrik Yaman.
Baca SelengkapnyaSeluruh paket bantuan ini diberikan oleh Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud
Baca SelengkapnyaBantuan ini akan diantar langsung ke Mesir dan sudah didelegasikan kepada Kepala BNPB, seluruh unsur kementerian, lembaga maupun mitra pemerintah.
Baca SelengkapnyaHouthi mengklaim serangan itu berhasil mengenai target.
Baca SelengkapnyaArab Saudi menjadi salah satu negara yang dicemooh karena memilih sikap tidak acuh atas penderitaan warga Gaza, Palestina.
Baca SelengkapnyaBantuan yang menjadi wujud solidaritas Indonesia ini diharapkan dapat meringankan beban warga di ketiga negara yang dilanda konflik tersebut.
Baca SelengkapnyaBela Israel, AS "Umumkan Perang" dengan Pasukan Houthi Yaman di Laut Merah
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat dan Inggris melancarkan serangan udara terhadap 36 sasaran Houthi di Yaman, pada Sabtu kemarin.
Baca SelengkapnyaIndonesia memberikan bantuan kemanusiaan berupa obat-obatan, peralatan medis hingga makanan dengan total senilai satu juta dolar AS untuk Palestina dan Sudan.
Baca Selengkapnya