Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sederet penghargaan bergengsi Aung San Suu Kyi yang telah dicabut

Sederet penghargaan bergengsi Aung San Suu Kyi yang telah dicabut Aung San Suu Kyi. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Gelar Perdamaian yang disandang Pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi satu demi satu dicopot. Banyak yang menilai, gelar yang dimiliki oleh Suu Kyi tak sepadan dengan yang dilakukan pada Myanmar.

Suu Kyi dinilai hanya sedikit melakukan tindakan untuk menyelesaikan konflik Rohingya dengan militer Myanmar. Namun tindakannya tak menghasilkan apapun. Etnis Rohingya malah semakin banyak yang mengungsi di kamp pengungsian di perbatasan Bangladesh-Myanmar.

Rencana pemulangan pengungsi Rohingya dari kamp Cox's Bazar ke Myanmar terancam gagal. Bahkan Tentara Myanmar mengirim 200 pasukannya ke perbatasan, tempat di mana pengungsi Rohingya berada. Mereka berdalih pengiriman pasukan ini untuk operasi anti terorisme.

Tentu langkah Myanmar ini langsung dikritik Bangladesh. Badan Pengungsi PBB juga khawatir dengan adanya peningkatan jumlah militer Myanmar di sana.

Seperti dirangkum Merdeka.com, Senin (12/3), beberapa gelar perdamaian Suu Kyi dicopot karena tidak bisa mengatasi kasus Rohingya.

Universitas Oxford Cabut Gelar Kehormatan Aung San Suu Kyi

Dewan Kota Oxford mencabut penghormatan tertinggi untuk Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi (28/11). Dia dinilai tak layak menjadi penerima penghargaan pejuang kemanusiaan karena sikapnya dalam konflik Rohingya.

Dewan kota Oxford memberikan suara pada hari Senin (27/11) untuk secara permanen menghapus gelar kehormatan tersebut dari Suu Kyi.

Dewan Kota Newcastle di Inggris

Dewan Kota Newcastle di Inggris juga mencopot gelar perdamaian Suu Kyi (10/2). Mereka menggelar sidang untuk mencabut gelar kehormatan Aung San Suu Kyi pada (7/2) lalu. Inilah pertama kalinya Dewan Kota mencabut gelar kehormatan yang sudah diberikan.

Mereka menilai Pemimpin Myanmar itu tak pantas menyandang anugerah sebagai Tokoh Perdamaian karena membiarkan pembantaian terus terjadi di Rakhine.

Suu Kyi pernah dianugerahi gelar Tokoh Perdamaian Newcastle tahun 2011 atas perjuangan panjangnya menegakkan demokrasi di Myanmar. Namun kini dia malah bungkam saat seisi dunia berteriak atas pembantaian Muslim Rohingya di Rakhine.

"Dia tidak melakukan apa pun untuk menghentikan genosida pada Muslim Rohingya di negaranya," kata Ketua Dewan Kota Nick Forbes seperti dikutip media lokal ITV.

Museum Memorial Holocaust Amerika

Museum Memorial Holocaust Amerika juga ikut melucuti gelar perdamaian Suu Kyi. Mereka menilai Suu Kyi tidak berusaha menghentikan atau mengakui pembersihan warga Rohingya di Myanmar, (8/3).

Dalam pernyataan tertulis, museum itu mengatakan, di bawah kepemimpinan Aung San Suu Kyi, Liga Nasional Untuk Demokrasi menolak bekerja sama dengan PBB, mendorong pidato bernada kebencian terhadap Muslim-Rohingya, dan secara aktif mencegah wartawan mengungkap apa yang terjadi di negara bagian Rakhine.

Bob Geldof kembalikan penghargaan Freedom of the City of Dublin

Musikus Irlandia penggagas konser Live Aid yang legendaris, Bob Geldof, akan mengembalikan penghargaan Freedom of the City of Dublin sebagai protes atas pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi, yang juga dianugerahi penghargaan tersebut.

Geldof mengatakan "keterkaitan Suu Kyi dengan kota kita adalah hal yang memalukan".

Petisi pencabutan kembali Nobel Perdamaian di situs change.org

Dengan judul 'Ambil Kembali Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi sebanyak 439.205 orang di situs change.org telah menandatangani petisi ini. Sebelum diajukan ke Komite Nobel bila telah mencapai angka 500.000 tanda tangan.

Masyarakat meminta Komite Nobel mencabut hadiah untuk Aung San Suu Kyi, namun permintaan itu tak bisa dipenuhi berdasarkan anggaran dasar komite.

Penerima hadiah Nobel kritik sikap Aung San Suu Kyi

Dua peraih Nobel yakni Malala Yousafzai dan jurnalis perempuan asal Yaman, Tawakkul Karman mengkritik sikap Aung San Suu Kyi yang dianggapnya telah menutup mata dan telinganya atas penderitaan warga Rohingya.

Bahkan Malala menuliskan kritikannya melalui akun Twitter-nya, "Dalam beberapa tahun terakhir, saya berulang kali mengecam perlakukan tragis dan memalukan (terhadap Muslim Rohingya). Saya masih menunggu rekan penerima Hadiah Nobel Aung San Suu Kyi untuk melakukan hal yang sama. Dunia menunggu dan Muslim Rohingya juga menunggu," tulisnya. (mdk/frh)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
27 September 1988: Liga Nasional untuk Demokrasi Myanmar Dibentuk oleh Aung San Suu Kyi
27 September 1988: Liga Nasional untuk Demokrasi Myanmar Dibentuk oleh Aung San Suu Kyi

Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (LND) dibentuk setelah Pemberontakan 8888.

Baca Selengkapnya
Dewan HAM PBB Beda Pendapat Soal Pembakaran Alquran, Dua Negara Ini Dukung Kebebasan Berekspresi
Dewan HAM PBB Beda Pendapat Soal Pembakaran Alquran, Dua Negara Ini Dukung Kebebasan Berekspresi

Dewan HAM PBB kemarin menyepakati adanya perbedaan resolusi soal kasus kebencian agama setelah terjadi insiden pembakaran kitab suci Alquran di Swedia.

Baca Selengkapnya
Ini Daftar Negara yang Mendukung dan Menolak Resolusi Dewan HAM PBB Soal Pembakaran Alquran
Ini Daftar Negara yang Mendukung dan Menolak Resolusi Dewan HAM PBB Soal Pembakaran Alquran

Dewan HAM PBB kemarin menyetujui resolusi tentang kebencian agama setelah insiden pembakaran Alquran di Swedia bulan lalu

Baca Selengkapnya
Malaysia Desak PBB Usir Israel dari Daftar Negara Anggota
Malaysia Desak PBB Usir Israel dari Daftar Negara Anggota

Belum lama ini Francesca Albanese, pelapor khusus PBB untuk situasi HAM di Palestina, mendesak penangguhan keanggotaan Israel di PBB.

Baca Selengkapnya
Polisi soal Heboh Pertemuan LGBT se-ASEAN: Akunnya Sudah Ditutup Gara-Gara Gaduh
Polisi soal Heboh Pertemuan LGBT se-ASEAN: Akunnya Sudah Ditutup Gara-Gara Gaduh

"Tidak ada satupun dari agama-agama tersebut yang mentolerir praktik LGBT," tegas Anwar Abbas.

Baca Selengkapnya
Pengungsi Rohingya dan Penolakan Warga Aceh
Pengungsi Rohingya dan Penolakan Warga Aceh

Pengungsi Rohingya kini mendapat penolakan dari warga Aceh. Pemerintah diminta bertindak tegas.

Baca Selengkapnya
FOTO: Kutuk Pembakaran Kitab Suci, Presiden Iran Angkat dan Cium Alquran di Sidang Umum PBB
FOTO: Kutuk Pembakaran Kitab Suci, Presiden Iran Angkat dan Cium Alquran di Sidang Umum PBB

Presiden Iran mengutuk keras tindak pembakaran Alquran di Swedia dan Denmark yang dibiarkan begitu saja dengan mengatasnamakan kebebasan berpendapat.

Baca Selengkapnya
Dewan Pers Tolak Draf RUU Penyiaran
Dewan Pers Tolak Draf RUU Penyiaran

Ninik menegaskan mandat penyelesaian karya jurnalistik itu seharunya ada di Dewan Pers.

Baca Selengkapnya
Ketua MKMK Dewa Palguna Diadang Ormas, Tak Diperbolehkan Ikuti Diskusi PWF di Bali
Ketua MKMK Dewa Palguna Diadang Ormas, Tak Diperbolehkan Ikuti Diskusi PWF di Bali

Ketua MKMK I Dewa Gede Palguna, gagal menjadi narasumber atau pemateri untuk acara People's Water Forum (PWF) atau Forum Air untuk Rakyat di Bali.

Baca Selengkapnya
Pidato Menggelegar Perdana Menteri Malaysia di PBB, Blak-blakan Beberkan Kekejaman Terhadap Palestina
Pidato Menggelegar Perdana Menteri Malaysia di PBB, Blak-blakan Beberkan Kekejaman Terhadap Palestina

Menurutnya, dunia harus segera mencari solusi dan tak hanya berpangku tangan.

Baca Selengkapnya
Kelugasan Puan Kecam Israel di Forum Pimpinan Perlemen Negara G20 Diapresiasi
Kelugasan Puan Kecam Israel di Forum Pimpinan Perlemen Negara G20 Diapresiasi

Puan diketahui kembali mengajak komunitas internasional untuk mendukung gencatan senjata di Gaza serta pembukaan akses bantuan kemanusiaan.

Baca Selengkapnya
Aksi Bela Palestina di Depan Kedubes Amerika Berakhir, Ini Tuntutan Massa
Aksi Bela Palestina di Depan Kedubes Amerika Berakhir, Ini Tuntutan Massa

Aksi berakhir pada pukul 10.00 WIB. Arus lalu lintas di sekitar lokasi berangsur normal.

Baca Selengkapnya