Sejarah Arti Status Quo di Kompleks Masjid Al-Aqsa
Merdeka.com - Kekerasan pasukan Israel di Masjid Al-Aqsa, Yerusalem baru-baru ini membuat Yordania berada pada posisi yang sulit berkaitan dengan kewajibannya sebagai kustodian atau pemelihara tempat suci tersebut.
Polisi Israel menyerang jemaah Palestina di Al-Aqsa, menyebabkan sekitar 200 orang terluka. Yordania merasa seperti tidak punya banyak pilihan selain mengecam kekerasan tersebut.
Kota tua, tempat masjid Al-Aqsa berada, berlokasi di Yerusalem timur yang diduduki Israel. Bagi orang Yahudi, Al-Aqsa disebut Bukit Bait Suci dan Muslim menyebutnya Haram al-Sharif, tempat suci ketiga dalam Islam.
-
Apa yang dilakukan Israel terhadap kantor-kantor jaringan Al-Aqsa? Kantor-kantor jaringan Al-Aqsa telah dibom oleh jet-jet tempur Israel selama serangan-serangan sebelumnya di Gaza.
-
Kenapa Israel menyerang masjid di Gaza? Serangan ini terjadi sehari setelah Israel menjatuhkan bom ke rumah sakit Al-Ahli Al-Arabi di Gaza yang menewaskan lebih dari 600 orang.
-
Dimana pembantaian Al-Aqsa berlangsung? Pembantaian berlangsung di kompleks Al-Aqsa di Bukit Bait Suci, Yerusalem pada pukul 10:30 pada hari Senin, 8 Oktober 1990 sebelum salat Zuhur pada tahun ketiga Hari Raya Pertama Intifada.
-
Kapan Pembantaian Al-Aqsa terjadi? Pada 8 Oktober 1990, terjadi pembantaian massal terbesar di Haram al-Shanf (Kompleks Al-Aqsa, Gunung Kuil) terhadap warga Palestina sejak penaklukan Israel pada tahun 1967.
-
Apa yang terjadi pada pembantaian Al-Aqsa? Peristiwa ini mengakibatkan sekitar 20 warga Palestina tertembak mati oleh Polisi Perbatasan Israel dan menimbulkan kontroversi besar mengenai apa yang sebenarnya terjadi, memperburuk ketegangan antara Amerika Serikat dan Israel, serta menuai kecaman keras dari dunia internasional.
-
Dimana masjid di Gaza dihantam serangan udara? Israel kemarin melancarkan serangan udara ke Masjid Syuhada Al-Aqsadi di kamp pengungsi al-Nuseirat di Gaza.
Kekerasan yang terjadi dalam bulan Ramadan ini menjadi ujian bagi status quo Al-Aqsa yang telah berlangsung selama satu abad. Palestina dan Yordania menuduh Israel melanggar aturan yang telah berlangsung sejak lama dengan mengizinkan orang Yahudi dalam jumlah besar mengunjungi Al-Aqsa didampingi polisi.
Mantan Menteri Luar Negeri Yordania dan mantan Dubes Yordania pertama untuk Israel, Marwan Muasher mengatakan kustodian ini penting bagi Yordania karena berakar pada sejarah dan berfungsi sebagai sumber legitimasi.
Sejak 1967, ketika Israel merebut Yerusalem Timur dari Yordania, ditetapkan 'status quo' atas Al-Aqsa, di mana orang-orang Yahudi tidak boleh berdoa di kompleks Masjid Al-Aqsa dan hanya Muslim yang boleh beribadah di tempat suci ini.
Yahudi atau non-Muslim lainnya dizinkan masuk hanya untuk wisata atau kunjungan biasa.
Israel secara resmi mengakui "peran khusus" Yordania di tempat suci tersebut sebagaimana yang disepakati dalam perjanjian damai tahun 1994.
Namun demikian, Yordania tidak bisa mengendalikan pergerakan di dalam dan di sekitar Al-Aqsa. Yerusalem timur berada di bawah kendali Israel dan Yordania tidak memiliki pengaruh di lapangan. Aktivitas warga Israel di dalam dan di sekitar kompleks masjid Al-Aqsa, termasuk sejumlah penggalian arkeologi dan kunjungan orang Yahudi memicu protes diplomatik dari Yordania, namun tak ada dampaknya.
"Pengaruh Yordania bersifat diplomatik dan legal di bawah perjanjian damai, tetapi tidak memiliki pengaruh di lapangan," jelas Muasher kepada CNN, dikutip Kamis (28/4).
Mulai terkikis
Beberapa ahli memperingatkan peran Yordania sebagai kustodian ini mulai terkikis dan hanya simbolis, seperti disampaikan Amer Al Sabaileh dari Stimson Center, Washington, DC.
"Karena masjid itu berada di wilayah yang diduduki, di aman Israel memutuskan dan mengendalikan segalanya, dan itu sumber masalahnya," jelasnya.
Menurutnya, model kustodian itu perlu diubah sebelum menjadi masalah bagi Yordania.
Ketika sejumlah negara Arab menormalisasi hubungannya dengan Israel pada 2020, pemerintah Yordania khawatir pemegang kustodian itu dialihkan ke Arab Saudi. Yordania lalu mendorong Riyadh untuk menegaskan peran Amman sebagai pelindung situs tersebut.
Menurut Muasher, pada akhirnya satu-satunya jalan ke depan adalah Israel menyelesaikan masalahnya dengan Palestina di Yerusalem.
"Apa yang kita lihat dalam beberapa minggu terakhir di Yerusalem, tidak peduli berapa banyak kesepakatan yang dibuat Israel dengan dunia Arab, jika mereka tidak bisa berdamai dengan orang-orang Palestina yang tinggal di antara mereka, maka perdamaian tidak akan terjadi."
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ribuan jemaah Muslim melaksanakan salat Idulfitri di Masjid Al Aqsa di Yerusalem. Pelaksanaan salat Id berlangsung syahdu di tengah pembatasan Israel.
Baca SelengkapnyaAksi ini dilakukan di bawah pengawasan polisi Israel.
Baca SelengkapnyaIni pertama kalinya Menteri Keamanan Nasional Israel itu menyerbu Al-Aqsa sejak 7 Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaMasjidil Aqsha memiliki banyak keistimewaan yang menjadikannya berbeda dari masjid-masjid lainnya.
Baca SelengkapnyaMasjid Ibrahimi di Hebron ludes usai dijarah pemukim ilegal Yahudi.
Baca SelengkapnyaMomen pria Indonesia berkunjung ke komplek Masjidilaqsa.
Baca SelengkapnyaWarga Palestina melaksanakan Salat Iduladha di Masjid Al-Aqsa di tengah agresi Israel yang masih berlanjut menyerang Gaza dan Tepi Barat.
Baca SelengkapnyaSeiring memanasnya konflik yang terjadi di Jalur Gaza, Israel membatasi jemaah yang hendak beribadah di Masjid Al Aqsa.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan aturan yang berlaku selama puluhan tahun, kaum Yahudi hanya diizinkan untuk berkunjung di Masjid Al Aqsa, tetapi tidak boleh berdoa di sana.
Baca SelengkapnyaPejuang Palestina Dr Ahed Abu Al Atta mengatakan, perang antara Hamas dengan Israel terjadi dalam rangka membebaskan Masjidil Aqsa dari zionis Israel.
Baca SelengkapnyaSepanjang warga Palestina khusyuk melaksanakan salat Jumat, para polisi Israel tampak terus mondar-mandir melakukan pengawasan.
Baca SelengkapnyaHamas menyebut aturan tersebut sebagai cerminan kekejian Zionis.
Baca Selengkapnya