Sekjen PBB Kritik Negara Kaya yang Simpan “Cadangan” Vaksin Covid-19
Merdeka.com - Sekjen PBB, Antonio Guterres mengkritik negara-negara maju karena menyimpan “cadangan” vaksin Covid-19, dan menyerukan mereka untuk berbagi cadangan tersebut dengan dunia untuk membantu mengakhiri pandemi.
“Saya sangat prihatin dengan distribusi vaksin yang sangat tidak adil di dunia ini,” jelas Guterres dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada Minggu oleh saluran televisi Kanada, CBC.
“Ini dalam kepentingan setiap orang untuk memastikan sesegera mungkin dan melalui cara yang adil, setiap orang divaksinasi di manapun dan vaksin itu dipertimbangkan sesungguhnya untuk kebaikan masyarakat global,” lanjutnya, dilansir Channel News Asia, Senin (29/3).
-
Apa tujuan produksi vaksin dalam negeri? Kemandirian dalam produksi vaksin merupakan salah satu kebijakan utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan nasional.
-
Kenapa negara termiskin kesulitan beli vaksin? Ini terlepas fakta bahwa negara termiskin juga berjuang untuk membeli dan meluncurkan vaksin COVID-19 untuk melawan pandemi.
-
Kenapa vaksin dalam negeri penting? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9). Menkes Budi menekankan bahwa pengalaman sukses dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih menunjukkan betapa krusialnya memiliki berbagai jenis vaksin untuk memastikan keamanan kesehatan masyarakat.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
Guterres juga mengkritik “egoisme” negara-negara kaya yang menyiapkan cadangan vaksin melebihi kebutuhan populasi mereka.
“Pertama-tama, jangan menyetok vaksin,” ujarnya.
“Itu tidak masuk akal,” imbuhnya.
“Kami telah memohon kepada negara-negara maju untuk berbagi beberapa vaksin yang mereka beli dan dalam banyak situasi mereka telah membeli lebih dari yang mereka butuhkan.”
Guterres mengeluhkan program COVAX, sistem internasional bantuan vaksin untuk negara-negara miskin, mengalami kesulitan karena banyaknya penumpukan vaksin.
Mengakhiri pandemi, kata Guterres, sangat bergantung pada memvaksinasi secepat mungkin populasi di seluruh dunia. Dia memohon untuk mendukung mekanisme yang didukung oleh G20 itu untuk menerapkan rencana vaksinasi global.
Ditanya terkait kemungkinan pemberlakuan paspor vaksinasi, Guterres berhati-hati, mengatakan sebelum setiap keputusan diambil, harus ada pembahasan serius untuk memastikan keadilan dan kerjasama dunia yang efektif.
“Terburuknya adalah bagi beberapa negara yang memilikinya dan bagi negara lain yang tidak memilikinya, ini akan menghancurkan jika ini berarti bahwa orang bisa bergerak di negara maju tetapi tidak di negara berkembang,” pungkasnya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kedua ancaman terbesar tersebut adalah kemungkinan terjadinya perang besar akibat ketidakstabilan global saat ini dan kemungkinan pandemi berikutnya.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaPrabowo terlihat duduk di samping Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan.
Baca SelengkapnyaTombol panik terakhir kali digunakan pada tahun 1989.
Baca SelengkapnyaHal tersebut disampaikan Puan dalam G20 Parliamentary Speaker's Summit (P20) ke-10 di Brasil, Amerika Selatan.
Baca SelengkapnyaProduksi vaksin dalam negeri dianggap akan mampu mendorong ketahanan kesehatan nasional.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengatakan bahwa permasalahan ekonomi tak dapat dipisahkan dari urusan geopolitik, termasuk konflik yang sedang berlangsung.
Baca SelengkapnyaPuan meminta komunitas internasional untuk memastikan tata global saat ini pun dapat mengatasi tantangan Abad ke-21, khususnya PBB.
Baca SelengkapnyaDari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut, untuk menghadapi krisis global dibutuhkan kekompakan dan solidaritas antarnegara.
Baca SelengkapnyaPresiden Prabowo Subianto mendapat tamu spesial dari GAVI, sebuah lembaga internasional yang sempat membantu Indonesia saat pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaPenyiapan tempat karantina ini untuk mencegah penularan TBC di Indonesia.
Baca Selengkapnya