Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sekjen PBB minta Myanmar bebaskan dua wartawan Reuters

Sekjen PBB minta Myanmar bebaskan dua wartawan Reuters Antonio Guterres. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Gutteres mengatakan penangkapan dua wartawan Reuters di Yangon menjadi sinyal menyusutnya kebebasan pers di Myanmar, dan masyarakat dunia harus melakukan sesuatu agar mereka terbebas dari hukuman.

Guterres menyoroti pelanggaran hak asasi manusia setelah tindakan kekerasan oleh militer di Negara Bagian Rakhine memaksa lebih dari 600.000 muslim Rohingya mengungsi ke Bangladesh.

"Ini jelas merupakan keprihatinan sehubungan dengan mengikisnya kebebasan pers di negara ini," kata Gutteres, dalam sebuah konferensi pers di Tokyo, mengacu pada penahanan dua wartawan bernama Wa Lone dan Kyaw Soe Oo, seperti dilansir Reuters, Jumat (15/12).

Orang lain juga bertanya?

"Dan mungkin alasan mengapa keduanya ditangkap adalah karena mereka melaporkan apa yang mereka lihat sehubungan dengan tragedi manusia yang luar biasa ini," tambahnya.

Kementerian Informasi Myanmar dalam pernyataannya di laman Facebook mengatakan kedua jurnalis bersama dua polisi diancam undang-undang rahasia negara dengan ancaman maksimal 14 tahun penjara.

Pihak kementerian mengatakan kedua wartawan itu 'memperoleh informasi ilegal untuk disebarkan kepada media asing.' Pernyataan itu disertai foto kedua jurnalis yang sedang diborgol, seperti dilansir Reuters, Rabu (13/12).

Mereka dikatakan ditahan di sebuah kantor polisi di pinggiran Yangon.

Guterres mengatakan masyarakat dunia harus melakukan segala kemungkinan membebaskan kedua wartawan itu dan menjamin kebebasan pers di Myanmar.

Wa Lone dan Kyaw Soe Oo hilang, Selasa malam (12/12), setelah diundang pertemuan dengan petugas polisi saat makan malam di pinggiran Yangon.

Pihak berwenang belum mengkonfirmasi di mana kedua wartawan itu ditahan dan, pada Kamis malam, Reuters belum secara resmi dihubungi oleh aparat mengenai penahanan mereka.

Di kantor polisi Htaunt Kyant, tempat ketika kedua wartawan itu dibawa, anggota keluarga Wa Lone dan Kyaw Soe Oo diberitahu keduanya ditahan di lokasi lain oleh tim investigasi.

"Mereka tidak ada di sini," kata Letnan Polisi Timah Htway Oo, seperti diucapkan istri Wa Lone, Pann Ei.

"Tim investigasi polisi langsung membawa mereka setelah mereka ditangkap."

Dia mengaku tidak tahu di mana para wartawan berada, Pann Ei menambahkan, polisi akan membawa mereka kembali ke stasiun, paling lama dua sampai tiga hari.

Letnan Kolonel Polisi Myint Htwe dari Divisi Kepolisian Yangon mengatakan lokasi dua wartawan itu tidak akan diungkap sampai penyelidikan selesai.

"Akan diberitahukan nanti. Mohon tunggu saja," kata dia.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Nasib Enam Warga Jatim Korban Perdagangan Orang usai Disiksa di Myanmar, Siap Pulang ke Indonesia
Nasib Enam Warga Jatim Korban Perdagangan Orang usai Disiksa di Myanmar, Siap Pulang ke Indonesia

Video mereka minta tolong yang viral di medsos berbuah manis

Baca Selengkapnya
Jurnalis Diduga Diintimidasi Saat Meliput & Foto Jepretannya Dihapus, Ini Kata Polda Papua
Jurnalis Diduga Diintimidasi Saat Meliput & Foto Jepretannya Dihapus, Ini Kata Polda Papua

Seorang jurnalis mendapat perlakuan tak menyenangkan saat meliput di kawasan konservasi Taman Wisata Alam Teluk Youtefa.

Baca Selengkapnya
DPR Usulkan ke AIPA Bentuk Satuan Tugas Bantu Demokratisasi di Myanmar
DPR Usulkan ke AIPA Bentuk Satuan Tugas Bantu Demokratisasi di Myanmar

DPR RI mengusulkan Asean Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) membentuk satuan tugas untuk membantu demokratisasi di Myanmar

Baca Selengkapnya
Kebebasan Berinternet di Dua Negara Ini Paling Buruk Sedunia
Kebebasan Berinternet di Dua Negara Ini Paling Buruk Sedunia

Dalam laporan Freedom of Net, kebebasan berinternet skala global mengalami penurunan selama 14 tahun berturut-turut.

Baca Selengkapnya
WNI Jadi Korban TPPO di Myanmar, Ketua DPR: Keselamatan Harus Jadi Prioritas
WNI Jadi Korban TPPO di Myanmar, Ketua DPR: Keselamatan Harus Jadi Prioritas

Pemerintah diminta serius menangani kejahatan perdagangan orang karena kasus TPPO sudah seringkali berulang.

Baca Selengkapnya
Mahfud MD Pimpin Sidang APSC, Soroti Isu Perdagangan Orang hingga Konflik Myanmar
Mahfud MD Pimpin Sidang APSC, Soroti Isu Perdagangan Orang hingga Konflik Myanmar

Hal itu disampaikan Mahfud saat sidang sidang ke-27 ASEAN Political Security Community (APSC) Council, di Sekretariat ASEAN, Jakarta (4/9).

Baca Selengkapnya
Prabowo Dorong Negara ASEAN untuk Ciptakan Solusi Konkret Atas Konflik Myanmar
Prabowo Dorong Negara ASEAN untuk Ciptakan Solusi Konkret Atas Konflik Myanmar

Dia mendorong negara-negara ASEAN untuk mencari solusi bersama untuk mengatasi konflik Myanmar

Baca Selengkapnya
3 Mei Hari Kebebasan Pers Sedunia: Sejarah, Tema, dan Tujuannya
3 Mei Hari Kebebasan Pers Sedunia: Sejarah, Tema, dan Tujuannya

Pada peringatan Hari Kebebasan Pers diharapkan dapat melindungi seluruh lapisan yang berkecimpung di dalamnya.

Baca Selengkapnya
Belasan Warga Sukabumi jadi Korban TPPO di Myanmar, Diimingi Gaji Rp35 Juta/Bulan
Belasan Warga Sukabumi jadi Korban TPPO di Myanmar, Diimingi Gaji Rp35 Juta/Bulan

11 warga Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Myanmar

Baca Selengkapnya
Terima Kunjungan Parlemen Thailand, Wakil Ketua BKSAP Putu Rudana Dorong Implementasi Resolusi Myanmar
Terima Kunjungan Parlemen Thailand, Wakil Ketua BKSAP Putu Rudana Dorong Implementasi Resolusi Myanmar

Parlemen Thailand berkunjung ke Indonesia perkuat kerjasama di berbagai bidang

Baca Selengkapnya
Dewan Pers: Kritisi Pemberitaan Gunakan Hak Jawab, Tidak Usah Main Kekerasan
Dewan Pers: Kritisi Pemberitaan Gunakan Hak Jawab, Tidak Usah Main Kekerasan

Ninik pun meminta kepada siapapun agar memahami dan bisa menghormati kerja-kerja dari jurnalis.

Baca Selengkapnya
Di Hadapan Pimpinan Negara G20, Puan Dukung Reformasi PBB Untuk Selesaikan Masalah Global
Di Hadapan Pimpinan Negara G20, Puan Dukung Reformasi PBB Untuk Selesaikan Masalah Global

Puan meminta komunitas internasional untuk memastikan tata global saat ini pun dapat mengatasi tantangan Abad ke-21, khususnya PBB.

Baca Selengkapnya