Selain Anak Krakatau, Ini Deretan Erupsi Gunung Berapi yang Timbulkan Tsunami Dahsyat
Merdeka.com - Status Gunung Anak Krakatau kini naik dari waspada menjadi siaga. Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) langkah itu diambil menyusul intensitas Gunung Anak Krakatau yang kian aktif.
Menurut Sekretaris Badan Geologi Antonius Ratdomopurbo, erupsi Gunung Anak Krakatau tidak berpotensi tsunami. Hal ini dilihat dari karakteristik erupsi, yaitu tipe strombolian, di mana magma yang keluar setelah gelegar mengalir pelan-pelan menyentuh air.
"Hal itu tidak menimbulkan tsunami," kata Antonius dalam keterangan pers di Gedung ESDM, Jakarta Pusat, kemarin.
-
Bagaimana tsunami itu terjadi? Pemicu awalnya terjadi ketika suhu yang menghangat menyebabkan lidah gletser yang menipis runtuh, demikian temuan para peneliti. Kondisi itu mengguncang lereng gunung yang curam, menyebabkan longsoran batu dan es menghantam Dickson Fjord di Greenland.
-
Apa penyebab kematian korban tsunami? Golitko dan timnya pergi ke tempat tengkorak ditemukan, di dekat lokasi yang dikenal sebagai Paniri Creek oleh Hossfeld, untuk menganalisis tanah di sana. Tujuannya untuk menemukan informasi penyebab tewasnya orang tersebut dan untuk mempelajari lebih lanjut tentang sejarah geologi wilayah itu.
-
Bagaimana tsunami terjadi? Tsunami merupakan gelombang air laut besar yang dipicu oleh pusaran air di bawah laut akibat pergeseran lempeng bumi, erupsi gunung berapi bawah laut, hingga jatuhnya meteor ke laut.
-
Apa saja jenis bencana alam di Indonesia? Berikut kami rangkum apa saja macam-macam bencana alam dan penyebabnya yang umum terjadi. Daftar Macam-Macam Bencana Alam dan Penyebabnya 1. Tanah Longsor
-
Bagaimana gelombang raksasa bisa terbentuk? Dalam sebuah dokumenter Channel 5 berjudul 'The Bermuda Triangle Enigma,' ilmuwan dari University of Southampton, Simon Boxall, menjelaskan bahwa kondisi di Segitiga Bermuda memungkinkan terbentuknya gelombang raksasa setinggi 30 meter, mirip dengan tsunami setinggi 100 kaki yang terjadi di Teluk Lituya, Alaska pada tahun 1958.
-
Bagaimana kerusakan lingkungan menyebabkan bencana? Ulal tangan manusia dapat memengaruhi terjadinya bencana tersebut melalui aktivitas yang merusak lingkungan, seperti illegal logging yang menyebabkan banjir dan tanah longsor, serta pembangunan di daerah rawan bencana alam.
Antonius menambahkan, yang perlu diwaspadai adalah longsoran lereng Gunung Anak Krakatau. Tsunami bisa terjadi bila ada material dalam jumlah massif yang masuk ke dalam air.
Sebelumnya, pada 22 Desember 2018, terjadi tsunami Selat Sunda yang diyakini dipicu aktivitas Gunung Anak Krakatau. Gelombang deras dan tinggi menghantam sejumlah wilayah di Banten dan Lampung.
Kompilasi data ilmiah yang dihimpun oleh Pusat Riset Gabungan Komisi Eropa atau Joint Research Centre di European Commision, kembali menguatkan korelasi aktivitas Anak Krakatau, yang aktif sejak Juni 2018 lalu, dengan tsunami Selat Sunda.
Tak hanya Anak Krakatau yang bisa memicu tsunami, sejumlah gunung di dunia juga tercatat pernah memicu munculnya gelombang gergasi. Berikut di antaranya menurut dokumen riset milik European Commision:
Aktivitas erupsi gunung berapi pemicu tsunami tidak hanya terjadi pada Gunung Anak Krakatau yang menimbulkan korban jiwa lebih dari 400 orang, dan seribuan lainnya terluka.
Ada beberapa tragedi serupa lainnya turut memicu gelombang raksasa, yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa dalam jumlah besar. Bahkan, ada di antaranya yang mampu menghancurkan sebuah peradaban.
Berikut adalah daftar singkat mengenai deretan erupsi gunung berapi yang pernah memicu gelombang tsunami dahsyat:
1. Letusan Gunung Oshima-Oshima di Pulau Hokkaido, Jepang, pada 1741, memicu gelombang tsunami ke banyak desa nelayan di pesisir selatan pulau tersebut, dan menyebabkan 1.467 orang tewas. Konon, di sinilah istilah tsunami pertama kali disebut, di mana merujuk pada nelayan yang biasanya tidak menyadari gelombang tsunami di laut terbuka, dan hanya melihat kerusakan di pantai.
2. Pada 1792, letusan Gunung Unzen di Jepang menghasilkan tanah longsor yang memicu tsunami setinggi 165 kaki, atau setara 50,2 meter. Korban tewas akibat bencana itu diperkirakan lebih dari 15.000 orang, yang sekaligus menjadikannya letusan gunung berapi paling mematikan dalam sejarah Jepang.
3. Erupsi dahsyat Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat pada 1815, memuntahkan aliran awan panas yang sangat cepat ke pesisir, sehingga memicu gelombang setinggi lebih dari 10 meter. Jangkauannya diperkirakan mencapai lebih dari 100 kilometer, dan menewaskan lebih dari 10 ribu orang
4. Letusan Gunung Krakatau pada 1883 menyebabkan aliran piroklastik --awan panas-- yang memasuki air, sehingga memicu lonjakan cepat dari runtuhnya kolom erupsi. Hal itu menghasilkan gelombang tsunami setinggai 120 kaki (setara 36 meter), yang menewaskan lebih dari 26.000 orang dan banyak desa pesisir hancur.
Gunung Krakatau meletus 56 kali ©2018 Merdeka.com
5. Erupsi Gunung Iliwerung di selatan Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur, memicu gelombang tsunami dahsyat pada 1979 lalu. Runtuhnya lereng gunung api itu menyebabkan gelombang tsunami setinggi sembilan meter, dan menewaskan lebih 500 orang.
6. Pada 1980, erupsi Gunung St Helens di Washington, AS, memicu kolapsnya bagian lereng gunung dan longsor ke Spirit Lake dan memicu tsunami setinggi 780 kaki atau 237 meter.
Insiden tsunami yang dipicu aktivitas gunung pertama yang tercatat menimpa Santorini di Yunano pada 1638 Sebelum Masehi yang diyakini mengakhiri peradaban Kreta (Crete).
Juga ada dua kali letusan Vesuvius di Italia pada tahun 79 dan 1631 Masehi.
Yang menarik, daftar 18 gunung pertama yang aktivitasnya bisa memicu tsunami (lihat tabel di atas), Indonesia mendominasi.
Pertama adalah Tambora di Indonesia yang mengalami erupsi dahsyat pada 1815, kemudian Gunung Ruang pada 1871 yang memicu gelombang gergasi setinggi 26 meter.
Lalu, erupsi dahsyat Gunung Krakatau pada 1883. Kala itu, letusan memicu tsunami setinggi 40 meter dan berkontribusi pada banyaknya jumlah korban jiwa yang ditimbulkan: 36 ribu orang.
Kemudian, pada 1928, longsor vulkanik Gunung Paluweh memicu tsunami setinggi 10 meter dan menewaskan 150 orang.
Daftar kedua, yang merupakan lanjutan, terdiri atas 15 insiden tsunami akibat aktivitas vulkanik. Dua di antaranya ada di Indonesia.
Pada 1979, longsor Gunung Iliwerung di Nusa Tenggara Timur memicu tsunami setinggi 9 meter dan menewaskan 500 orang.
Sementara, pada 1983, terjadi letusan bawah laut Gunung Iliwerung yang menewaskan sejumlah orang.
Reporter: Happy Ferdian Syah Utomo
Sumber: Liputan6.com
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Begini suara letusan Krakatau pada tahun 1883 yang ledakannya 10 ribu kali lebih dahsyat dari bom atom Hiroshima.
Baca SelengkapnyaLetusan Gunung Tambora merupakan letusan gunung api paling dahsyat dalam sejarah peradaban modern
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang apa itu gempa megathrust, penyebab, dan dampaknya yang perlu diketahui.
Baca SelengkapnyaTsunami besar menyapu bersih tanah serambi mekkah pada 26 Desember 2004.
Baca SelengkapnyaGelombang tersebut disusul oleh gelombang pasang yang kedua
Baca SelengkapnyaTsunami Aceh menjadi peristiwa tak terlupakan bagi seluruh masyarakat Serambi Mekah. Bencana dahsyat itu menciptakan kehancuran luar biasa. Simak foto-fotonya!
Baca SelengkapnyaBeberapa penyebab gunung meletus bisa diduga sebelumnya, namun ada juga yang tak terduga.
Baca SelengkapnyaErupsi Gunung Ruang Menguat, PVMBG Keluarkan Peringatan Tsunami untuk Warga Pulau Tagulandang Sulut
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini Gunung Krakatau kembali erupsi pada Kamis (7/12) siang dengan tinggi kolom abu vulkanik 1.200 meter di atas puncak.
Baca SelengkapnyaGempa dahsyat yang mengguncang Jepang telah mengubah sebuah kawasan di Wajima, Prefektur Ishikawa, menjadi luluh lantak bak zona perang.
Baca SelengkapnyaBerikut beberapa dampak positif gunung meletus dan dampak negatifnya dari berbagai sisi.
Baca Selengkapnya