Selandia Baru Selidiki Klaim Seorang Pria Disuntik Vaksin Covid 10 Kali dalam Sehari
Merdeka.com - Otoritas kesehatan Selandia Baru sedang menyelidiki klaim bahwa seorang pria menerima hingga 10 dosis vaksinasi Covid-19 dalam satu hari atas nama orang lain.
Kementerian Kesehatan mengatakan sedang menangani masalah ini dengan serius.
“Kami sangat prihatin dengan situasi ini dan bekerja sama dengan lembaga terkait,” kata juru bicara vaksinasi dan imunisasi Covid-19, Astrid Koornneef, dikutip dari The Guardian, Senin (13/12).
-
Siapa yang menyuntikkan vaksin HIV ke dirinya sendiri? Ahli virologi asal India, Pradeep Seth, pernah melakukan eksperimen ekstrim terhadap dirinya sendiri di tahun 2003. Dia menyuntikkan vaksin HIV yang dikembangkannya pada dirinya sendiri. Untungnya, dia keluar dalam keadaan baik-baik saja.
-
Kenapa laki-laki yang berhubungan seks berisiko menerima vaksin? 'Kementerian Kesehatan juga akan melakukan vaksinasi monkeypox terutama pada populasi yang berisiko,' kata Maxi dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/10).
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Apa yang terjadi pada virus Corona varian Omicron di tubuh pria tersebut? Selama 20 bulan masa infeksi, dokter mencoba segala cara untuk membantu pria lanjut usia tersebut, namun tidak ada upaya yang berhasil.Tubuhnya tidak dapat memberikan respons kekebalan yang cukup kuat untuk melawan virus Corona, bahkan dengan bantuan obat antibodi sekalipun.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Apa yang dilakukan pria itu? Seorang pria di China utara ditangkap oleh pihak kepolisian setelah ia membuat surat penangkapan palsu untuk dirinya sendiri di media sosial.
Menurut laporan, pria itu diyakini mengunjungi beberapa pusat vaksinasi dan dibayar untuk mendapatkan dosis vaksin. Di Selandia Baru, vaksin dapat dipesan melalui situs web, melalui dokter, atau orang dapat datang ke pusat vaksinasi. Untuk mendapatkan vaksin, seseorang harus memberikan nama, tanggal lahir dan alamat kepada petugas kesehatan, tetapi tidak diperlukan identifikasi lebih lanjut.
“Mengambil identitas orang lain dan menerima perawatan medis berbahaya. Ini membahayakan orang yang menerima vaksinasi dengan identitas yang diasumsikan dan orang yang catatan kesehatannya akan menunjukkan bahwa mereka telah divaksinasi padahal belum,” jelas Koornneef.
“Ini bisa mempengaruhi bagaimana penanganan kesehatan mereka di masa depan.”
Kementerian mendesak siapa pun yang memiliki dosis vaksin lebih dari yang direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan.
Ahli vaksin Universitas Auckland, Helen Petousis-Harris mengatakan tidak ada data khusus tentang penggunaan vaksin dengan cara ini, tetapi pria itu tidak mungkin mengalami bahaya serius.
“Kami tahu bahwa dosis yang lebih tinggi menghasilkan reaksi vaksin yang lebih umum, seperti demam dan sakit kepala dan nyeri, jadi Anda mungkin mengantisipasi dia akan merasa sangat pusing keesokan harinya.”
Petousis-Harris menambahkan, dia telah mendengar orang lain dibayar untuk menerima vaksin atas nama orang lain. Orang tidak diharuskan menunjukkan identifikasi foto saat mendapatkan vaksin, agar prosesnya dapat diakses semudah mungkin, tetapi menurutnya itu membuat sistem rentan disalahgunakan oleh sebagian orang.
“Menurut saya itu adalah tindakan yang sangat egois atas nama pembeli, dan mengeksploitasi, mungkin, seseorang yang perlu mendapatkan uang dan bersedia mengambil risiko itu," jelasnya.
Selandia Baru menargetkan 90 persen sasaran vaksinasi penuh atau dua dosis untuk populasi yang memenuhi syarat – 12 tahun ke atas – sebelum Natal. Tetapi sekelompok kecil orang yang vokal enggan untuk diimunisasi.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasil audit BPKP Jawa Barat kerugian negara mencapai Rp5.400.557.603.
Baca SelengkapnyaVideo yang diunggah Willie Salim ini pun viral dan membuat warganet kesal.
Baca SelengkapnyaPolisi berhasil menetapkan seorang tersangka berinisial HC.
Baca SelengkapnyaSusanto ternyata cukup percaya diri menjadi seorang dokter meski hanya lulusan pendidikan SMA.
Baca SelengkapnyaPelaku mengaku diberi upah 15 juta per bulan oleh pelaku
Baca SelengkapnyaSusanto mengklaim mendapatkan upah hingga Rp7,5 juta per bulan, termasuk tunjangan lain dari PT PHC Surabaya.
Baca SelengkapnyaDukun pengganda uang Slamet Tohari terancam hukuman mati
Baca SelengkapnyaBeredar video hoaks tentang peristiwa tawuran di daerah Sesetan, Kota Denpasar, Bali.
Baca SelengkapnyaDokter gadungan bernama Ingwy Tirto Banyu alias Sunaryanto (39) sudah cukup banyak menangani pasien sejak buka praktik lima tahun silam .
Baca SelengkapnyaBeredar video yang mengklaim adanya penganiayaan yang dilakukan oleh tenaga kerja asing (TKA) Chi
Baca SelengkapnyaBukan tanpa modal, modus Suyanto mengelabuhi rumah sakit ternyata bermodalkan identitas palsu seorang dokter asli.
Baca SelengkapnyaHeboh pria lulusan SMA menjadi dokter gadungan selama dua tahun di rumah sakit Surabaya.
Baca Selengkapnya