Selidiki kasus Charlie Hebdo, polisi Prancis mendadak bunuh diri

Merdeka.com - Komisaris Helric Fredou bunuh diri hanya beberapa jam setelah insiden penyerangan Tabloid Charlie Hebdo di Paris, Prancis. Dia adalah aparat pertama yang mencoba menyelidiki kenapa serbuan tiga militan bisa dengan mudah terjadi.
The Daily Mail melaporkan, Selasa (13/1), polisi 45 tahun yang hidup melajang ini terakhir kali bekerja, saat mewawancarai keluarga korban penembakan. Beberapa jam kemudian, Helric pulang ke kantornya di Kota Limoges, lantas ditemukan sudah tak bernyawa karena menembak kepalanya sendiri.
Kepolisian Prancis membenarkan bahwa Helric bunuh diri, tapi tidak mengungkap detail motifnya dalam keterangan tertulis. "Kesedihan yang mendalam saat kami menerima informasi pagi ini tentang kematian kawan kami Helric Fredou," tulis pernyataan Serikat Polisi Prancis.
Helric, dalam laporan yang dilansir Stasiun Televisi France 3, diduga bekerja terlalu keras. Polisi yang berdinas sejak 1997 ini diperkirakan bertambah depresi akibat bertemu keluarga korban.
Insiden penyerangan Charlie Hebdo menewaskan 12 orang, yaitu para kartunis dan wartawan media yang kerap mengolok-olok Nabi Muhammad itu. Dua polisi turut tewas akibat serangan dua bersaudara Cherif Kouachi dan Said Kouachi, militan didikan Al Qaidah Yaman. Pelaku tewas diserbu polisi Prancis akhir pekan lalu.
Dalam waktu bersamaan dengan insiden Charlie Hebdo, tepatnya usai Helric bunuh diri, dua orang yang menyandera satu supermarket milik Yahudi juga berhasil diakhiri, kendati warga sipil ikut tewas.
Insiden ini lebih berkaitan dengan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS). Total lima orang tewas, termasuk pelaku bernama Amedy Coulibaly. Istri pelaku kabur.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya