Semerbak opium di balik perlawanan Taliban Afghanistan
Merdeka.com - Kelompok militan Taliban di Afghanistan memproduksi opium untuk dijadikan sumber pendapatan mereka. Bahkan sekitar 85 persen opium di dunia, dihasilkan dari negara tersebut.
Selama bertahun-tahun, setiap kali panen, kelompok tersebut menyelundupkan opium yang telah disuling dalam bentuk sirup. Penyulingan tersebut, mempermudah mereka untuk menyelundupkannya ke Negara Barat. Selain itu mereka juga mengolahnya ke dalam bentuk morfin atau heroin dengan tingkat kemurnian yang bervariasi.
Pejabat Afghanistan menyatakan perdagangan obat-obatan terlarang tersebut membawa keuntungan yang sangat besar bagi kelompok pemberontak tersebut. Bahkan, sedikitnya 60 persen dari pendapatan mereka didapatkan dari perdagangan narkoba dan hal itulah yang membuat perang melawan kelompok tersebut tak kunjung usai hingga saat ini.
-
Siapa yang mengendalikan perdagangan opium? Meningkatnya konflik di Shan telah menjatuhkan keluarga mafia yang kaya raya dari perjudian, pusat penipuan, dan narkoba, tetapi kelompok pemberontak masih mengandalkan penjualan opium untuk mendanai operasi mereka.
-
Kenapa Myanmar jadi produsen opium terbesar? Gangguan ekonomi, keamanan, dan tata kelola yang terjadi setelah pengambilalihan kekuasaan oleh militer pada Februari 2021 terus mendorong para petani di daerah terpencil beralih ke opium untuk mencari nafkah.
-
Dimana opium dibudidayakan di Myanmar? Negara Bagian Shan, yang menjadi pusat pertempuran antara aliansi tiga kelompok bersenjata etnis bersenjata dan militer, selalu menjadi produsen opium terbesar di Myanmar.
-
Bagaimana opium dibudidayakan di Myanmar? Laporan itu menyebut budidaya opium telah menjadi 'semakin canggih' dan lebih produktif karena penggunaan lahan yang terorganisir rapat, sistem irigasi, dan terkadang pupuk.
-
Apa jenis narkoba yang diproduksi? Saat diringkus, polisi menemukan berbagai macam alat yang digunakan memproduksi ekstasi tersebut dan siap untuk diedarkan. Salah satunya yakni 416 gram serbuk warna biru (Methafetamine)
-
Di mana opium ditemukan di Israel? Artefak ini ditemukan selama penggalian tahun 2012 di Tel Yehud, sebuah kota di Israel yang berjarak 11 kilometer dari Tel Aviv.
"Tanpa adanya narkoba itu, perang ini pasti sudah berakhir sejak lama. Heroin adalah pendorong perang antara pemerintah dan kelompok pemberontak yang paling utama," kata Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, dikutip dari the New York Post, Senin (30/10).
Upaya Taliban dalam merebut sejumlah wilayah dari pemerintah, terutama daerah penghasil opium, juga menambah prospek keuntungan bagi mereka sehingga mencapai perdamaian dengan kelompok itu menjadi hal yang mustahil.
warga mengisap heroin di lashkar gah provinsi helmand afghanistan ©New York Times
"Jika seorang komandan Taliban yang buta huruf di Helmand menghasilkan USD 1 juta perbulan, apa keuntungan yang mereka dapat jika mau berdamai?" kata seorang pejabat senior Afghanistan.
Wakil Menteri Dalam Negeri Afghanistan, Jenderal Abdul Khalil Bakhtiar, mengatakan bahwa para pemberontak itu juga membawa keresahan bagi negara dalam dua tahun terakhir dengan cara mendirikan laboratorium pemurnian yang lebih mumpuni dan memindahkan basis mereka lebih dekat ke ladang opium.
"Ada 400 sampai 500 laboratorium di negara ini yang sebagian besar dikuasai oleh Taliban. Sejauh ini pasukan pemerintah baru menghancurkan 100 di antaranya. Tetapi mereka bisa membangun laboratorium sama hanya dalam satu hari," paparnya.
Kendati demikian, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengungkapkan, kelompok tersebut tidak ada hubungannya dalam pembuatan heroin di negara tersebut. Dia juga membantah laboratorium besar yang berada di sejumlah daerah ada di bawah kendalinya.
Sementara itu berdasarkan laporan teranyar, perekonomian opium di Afghanistan mengalami pertumbuhan di tahun 2016 menjadi USD 3 miliar, dua kali lipat lebih banyak dari jumlah di tahun sebelumnya.
Peningkatan itu berarti Taliban telah mampu mengambil bagian lebih besar dari USD 60 miliar lewat perdagangan global. Terlebih permintaan terhadap opium dari negara-negara di Eropa, Amerika Utara, Kanada sampai Inggris tetap tinggi.
Terlepas dari besarnya masalah opium di Afghanistan, tidak banyak yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Pemberantasan opium pun kerap mengalami kegagalan disebabkan oleh banyaknya pasukan polisi yang terlibat dengan perdagangan opium itu sendiri.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Negara Ini Geser Afghanistan Sebagai Produsen Opium Terbesar di Dunia
Baca SelengkapnyaKapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan bahwa ada dua kelompok besar sindikat narkoba yang beroperasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPabrik tersebut sudah beroperasi selama kurang lebih 2 bulan di Kota Malang.
Baca SelengkapnyaPara tersangka sebagai peracik mayoritas berusia masih muda. Dalam kegiatan peracikannya, mereka dipandu WN Malaysia lewat video confrence.
Baca SelengkapnyaTeranyar, polisi mengungkap sindikat produsen tembakau sintetis di wilayah Kota Tangerang Selatan
Baca SelengkapnyaPolisi berhasil mengamankan seorang tersangka berinisial OS (29), sementara dua tersangka lainnya, VG dan BI, dinyatakan sebagai Daftar Pencarian Orang (DPO).
Baca SelengkapnyaBareskrim Polri mengungkap pabrik narkoba berkedok kantor EO di Malang. Pabrik ini dikendalikan warga negara Malaysia yang masih buron.
Baca SelengkapnyaTumpukan narkoba itu beratya mencapai berton-ton hasil penindakan Desk Pemberantasan Narkoba yang diusung oleh Menko Polkam, Budi Gunawan.
Baca SelengkapnyaLab milik jaringan narkotika China-Indonesia ini memproduksi narkotika jenis tembakau gorila, ekstasi, dan xanax
Baca SelengkapnyaPada masa kejayaan daun emas Madura, dealer-dealer motor kehabisan stok karena diborong orang Madura.
Baca SelengkapnyaRempah satu ini memiliki banyak manfaat untuk kesehatan
Baca SelengkapnyaTersangka belajar cara pembuatan narkoba sintetis secara otodidak dari artikel-artikel di internet
Baca Selengkapnya