Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sempat Ditahan di Korea Utara, Mahasiswa Australia Bantah Jadi Mata-mata

Sempat Ditahan di Korea Utara, Mahasiswa Australia Bantah Jadi Mata-mata alek singley. ©the australian

Merdeka.com - Mahasiswa asal Australia yang sempat ditahan otoritas Korea Utara akhirnya angkat bicara. Alek Sigley (29) menyangkal tudingan Korut bahwa dia seorang mata-mata dan mengatakan kecewa dirinya tak akan bisa lagi berjalan-jalan di jalanan Pyongyang.

Sigley mengunggah sejumlah status di Twitter pada Selasa malam terkait penahanan misteriusnya di negara tersebut namun hanya mengungkap sedikit rincian terkait apa yang dialaminya.

"Saya kembali di media sosial! Saya sekali lagi ingin berterima kasih kepada setiap orang yang peduli dan penuh harapan baik. Tolong yakinlah saya dalam kondisi sehat baik mental dan fisik. Sejak saya mendapat banyak sekali pertanyaan, saya akan membuat pernyataan singkat," tulisnya, dilansir dari laman News.com.au, Rabu (10/7).

"Saya masih sangat tertarik di Korea Utara dan ingin melanjutkan penelitian akademik dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan negara tersebut. Namun saat ini saya tak punya rencana mengunjungi negara itu, setidaknya dalam waktu dekat. Tur Tongil akan membatalkan semua turnya sampai pemberitahuan selanjutnya," tulisnya.

Dia mengatakan, kondisi saat ini membuatnya sangat sedih dan dia tak akan bisa menerima gelar masternya dari Universitas Kim Il Sung setelah menyelesaikan hampir lebih dari separuh jalan pendidikannya dan mencapai hasil yang memuaskan.

"Saya mungkin tak bisa lagi berjalan-jalan di jalanan Pyongyang, sebuah kota yang mendapat tempat sangat spesial di hati saya. Saya mungkin tak akan pernah lagi melihat dosen-dosen saya dan teman-teman saya di industri travel, yang merupakan teman-teman terdekat saya. Tapi itulah hidup," tulisnya.

Kantor berita Korea Utara, KCNA mengatakan Sigley tertangkap basah dan menudingnya memanfaatkan status mahasiswanya untuk menelusuri foto-foto dan informasi lainnya di negara tertutup itu.

"Dia dengan jujur mengakui tindakan mata-matanya mengumpulkan dan menawarkan data secara sistematis tentang situasi domestik DPRK dan berulang kali meminta pengampunan, meminta maaf karena melanggar batas atas kedaulatan DPRK," kata KCNA.

Sigley menyampaikan, tudingan dia seorang mata-mata sangat salah dan menegaskan kolom yang ia tulis dari Korea Utara dimaksudkan untuk menunjukkan kehidupan di Pyongyang dan bukan anti Korea Utara.

Selama tinggal di Korea Utara, Sigley membagikan kisahnya dan sesekali sesumbar terkait kebebasannya di sana. Ayahnya, Gary Sigley, yang merupakan profesor kajian Asia di Universitas Australia Barat, mengatakan anaknya diperlakukan baik di Korea Utara dalam kasus yang memiliki beberapa kemiripan dengan Otto Warmbier.

Dalam kasus Warmbier, mahasiswa asal Amerika, dihukum karena berusaha mencuri poster propaganda namun kemudian meninggal setelah dikirim pulang ke AS pada Juni 2017.

Sigley mengatakan dirinya tak akan menerima permintaan wawancara media atau menjawab pertanyaan terkait kisahnya di Korea Utara, tapi mengatakan dia sangat senang menjadi mahasiswa di negara itu.

"Namun hidup tak selalu berjalan sesuai rencana dan saya harus menerima itu," ujarnya.

Perihal penahanan dan pembebasan Sigley tetap menjadi misteri. Pembebasannya dibantu pejabat Swedia dan diterbangkan dari China menuju Tokyo untuk bertemu istrinya pekan lalu. Saat itu, dia berterima kasih pada keluarganya dan para pejabat yang membantunya, dan mengatakan sangat bahagia bisa kembali.

"Saya secara khusus ingin berterima kasih kepada utusan khusus Swedia di Korea Utara, Kent Rolf Magnus Harstedt, untuk usahanya mengatasnamakan saya, bersama Perdana Menteri Australia, Scott Morrison dan Menteri Luar Negeri Marise Payne,” jelasnya.

"Ada banyak orang-orang yang saya tidak tahu namanya yang juga bekerja keras di belakang. Saya berterima kasih kepada mereka secara khusus yang ada di Departemen Luar Negeri," pungkasnya.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Korut Klaim Tentara Kulit Hitam AS yang Kabur ke Negaranya Minta Perlindungan dari Diskriminasi Rasial
Korut Klaim Tentara Kulit Hitam AS yang Kabur ke Negaranya Minta Perlindungan dari Diskriminasi Rasial

Travis King, tentara kulit hitam asal Amerika Serikat, kabur ke Korea Utara pada 18 Juli lalu. Korea Utara adalah negara musuh bagi AS.

Baca Selengkapnya
Dua Bulan Kabur ke Korea Utara, Tentara Amerika Akhirnya Dideportasi
Dua Bulan Kabur ke Korea Utara, Tentara Amerika Akhirnya Dideportasi

Travis King kabur ke Korea Utara saat mengikuti tur wisata dua bulan lalu.

Baca Selengkapnya
Bule Australia yang Pukul Sopir Taksi Ditangkap di Bandara saat Mau Kabur ke Negaranya
Bule Australia yang Pukul Sopir Taksi Ditangkap di Bandara saat Mau Kabur ke Negaranya

Pelaku mengakui perbuatannya tersebut dan dalam pengaruh minuman keras.

Baca Selengkapnya
Tentara Amerika Nekat Kabur ke Korea Utara, Begini Nasibnya
Tentara Amerika Nekat Kabur ke Korea Utara, Begini Nasibnya

Seorang prajurit Angkatan Darat Amerika Serikat kabur ke Korea Utara, melintasi perbatasan negara tersebut tanpa izin.

Baca Selengkapnya
Bule Australia yang Pukul Sopir Taksi Akhirnya Dideportasi dari Bali
Bule Australia yang Pukul Sopir Taksi Akhirnya Dideportasi dari Bali

Maika menganiaya Putu Arsana yang saat kejadian sedang membawa tamu usai makan malam

Baca Selengkapnya
Pedangdut Jebolan KDI Ditangkap Polisi, Tipu Warga Rp120 Juta Modus Bekerja di Australia
Pedangdut Jebolan KDI Ditangkap Polisi, Tipu Warga Rp120 Juta Modus Bekerja di Australia

Modus tersangka memberangkatkan calon pekerja migran tidak sesuai prosedur.

Baca Selengkapnya
Bermusuhan Sejak Lama, Begini Upaya AS Selamatkan Tentaranya yang Kabur ke Korea Utara
Bermusuhan Sejak Lama, Begini Upaya AS Selamatkan Tentaranya yang Kabur ke Korea Utara

Seorang tentara Amerika Serikat bernama Travis King masuk ke Korea Utara dengan sengaja dan tanpa izin.

Baca Selengkapnya
Puluhan WNA Diduga Imigran Gelap Terdampar di Sukabumi, Begini Kronologinya
Puluhan WNA Diduga Imigran Gelap Terdampar di Sukabumi, Begini Kronologinya

Mereka diduga hendak diselundupkan ke Australia melalui perairan laut Kabupaten Sukabumi.

Baca Selengkapnya
5 WN China Diamankan di Teluk Kupang, Diduga Akan Diselundupkan ke Australia
5 WN China Diamankan di Teluk Kupang, Diduga Akan Diselundupkan ke Australia

5 WN China Diamankan di Teluk Kupang, Diduga Akan Diselundupkan ke Australia

Baca Selengkapnya
Pejabat Bandara Sangia Nibandera Ajak YouTuber Korea ke Hotel Diperiksa, Kemenhub Siapkan Sanksi
Pejabat Bandara Sangia Nibandera Ajak YouTuber Korea ke Hotel Diperiksa, Kemenhub Siapkan Sanksi

Kemenhub memeriksa Pejabat Bandara Sangia Nibandera buntut viral ajak YouTuber Korea ke hotel

Baca Selengkapnya
Viral Bule Protes Dideportasi Klaim Sudah Bantu Ungkap Kasus Narkoba di Bali & Sebut Nama Presiden, Ini Fakta Sebenarnya
Viral Bule Protes Dideportasi Klaim Sudah Bantu Ungkap Kasus Narkoba di Bali & Sebut Nama Presiden, Ini Fakta Sebenarnya

Kemenkumham Bali akan memperkuat pengawasan terhadap orang asing yang masuk dan tinggal di Bali.

Baca Selengkapnya
Kemenkumham Ungkap Fakta Lain Soal WNA Ngaku Dimintai Uang Belasan Juta Karena Paspor Kotor
Kemenkumham Ungkap Fakta Lain Soal WNA Ngaku Dimintai Uang Belasan Juta Karena Paspor Kotor

WNA itu men menyebut petugas menawarkan solusi agar tidak dideportasi karena paspor kotor. Yakni membayar AUD 1.500 atau sekitar Rp15,2 juta.

Baca Selengkapnya