Serangan Jelang Fajar, Ibu Kota Ukraina Dihantam Rudal Balistik

Merdeka.com - Ibu kota Ukraina, Kyiv, ditargetkan dengan tembakan rudal pada Jumat sebelum fajar, menurut penasihat pemerintah Ukraina, ketika Rusia terus melancarkan serangan militernya ke negara itu yang telah menewaskan puluhan pasukan Ukraina.

"Serangan di Kyiv dengan rudal jelajah atau balistik berlanjut," jelas penasihat Menteri Dalam Negeri Ukraina, Anton Gerashchenko kepada wartawan melalui SMS pada Jumat (25/2), seperti dilansir CNN.

Tim CNN di lapangan melaporkan mendengar dua ledakan besar di pusat kota Kyiv dan ledakan ketiga terdengar di kejauhan. Foto-foto menunjukkan sebuah blok apartemen terbakar, tapi penyebab kebakaran belum jelas.

Wakil menteri dalam negeri Ukraina mengaitkan ledakan di Kyiv dengan sistem anti-rudal Ukraina yang menembak jatuh sebuah rudal Rusia. Namun CNN belum bisa memverifikasi hal tersebut.

Sehari sebelumnya, pasukan Rusia menyerbu Ukraina melalui darat, laut, dan udara, memicu kecamaan internasional dan sanksi dari AS.

Pasukan Rusia dikhawatirkan mengepung ibu kota dan segera bergerak masuk ke pusat kota, menurut wakil menteri dalam negeri Ukraina kepada CNN pada Kamis. Para pejabat di negara itu yakin rencana Rusia adalah untuk menggulingkan pemimpin Ukraina dan menempatkan pemerintah baru yang pro Rusia.

Ketakutan yang sama juga disampaikan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, yang mengatakan pada Kamis, dia yakin Moskow akan berusaha menggulingkan pemerintah Ukraina.

Jika itu terjadi, Blinken mengatakan dia telah "Moskow telah membuat rencana untuk menimbulkan pelanggaran HAM yang meluas - dan berpotensi lebih buruk - pada orang-orang Ukraina."

Pejabat pemerintah Biden mengatakan pasukan mekanis Rusia yang masuk ke Ukraina melalui Belarusia berada sekitar 20 kilometer dari Kyiv.

Para pejabat AS mengatakan kepada anggota parlemen AS, elemen pasukan Rusia lainnya memasuki Ukraina dari Rusia dan menuju Kyiv dengan tujuan untuk mengepung kota itu dan berpotensi menggulingkan pemerintah Ukraina, menurut dua sumber.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky masih berada di ibu kota, tapi dia mengatakan diayakin "kelompok sabotase musuh" telah memasuki kota itu dan dia adalah target nomor satu mereka dan keluarganya menjadi target kedua.

"Mereka ingin menghancurkan Ukraina secara politik dengan menghancurkan kepala negaranya," jelasnya dalam sebuah video pada Kamis malam.