Serangan siber serentak di dunia, perusahaan dan sekolah diretas
Merdeka.com - Sebuah serangan siber serentak terjadi di berbagai belahan dunia kemarin. Peretasan sistem keamanan itu menyerang sejumlah perusahaan, rumah sakit, dan sekolah.
Serangan siber itu diketahui mengungkap banyak dokumen yang bocor ke publik dari lembaga intelijen Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA).
Sejumlah pakar menyebut serangan siber itu terjadi di puluhan negara, termasuk menyasar sejumlah rumah sakit di Inggris serta perusahaan telekomunikasi Spanyol Telefonica dan perusahaan jasa pengiriman asal AS FedEx.
-
Apa saja serangan yang dilakukan hacker? 'Terkadang, hampir setengah dari serangan ini menargetkan negara-negara anggota NATO, dan lebih dari 40 persen ditujukan terhadap pemerintah atau organisasi sektor swasta yang terlibat dalam pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur penting,' jelas Tom Burt dari Microsoft.
-
Apa saja serangan siber yang paling sering terjadi? Laporan tersebut menyoroti tiga perubahan signifikan dalam karakteristik ancaman dan serangan siber yang terjadi di berbagai negara. Mulai dari yang berkaitan dengan ransomware, fraud, hingga identity and social engineering.
-
Siapa saja hacker yang menyerang? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Bagaimana kejahatan siber dilakukan? Di balik layar monitor, para pelaku kejahatan siber beroperasi dengan kecanggihan yang semakin meningkat, menggunakan berbagai teknik seperti phising, malware, dan social engineering untuk mencuri data berharga atau merusak infrastruktur digital.
-
Kapan serangan siber meningkat? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia. Dilansir dari Jurist, Senin (11/12), laporan tersebut menyatakan bahwa proporsi pemilu yang menjadi sasaran serangan siber ini telah meningkat, dari 10 persen pada tahun 2015 menjadi 26 persen pada tahun 2022.
-
Siapa yang menjadi target kejahatan siber? Tidak hanya perorangan yang menjadi target, namun perusahaan besar, pemerintah, hingga institusi finansial juga rentan terhadap serangan ini.
Tim ahli dari Departemen Keamanan Dalam Negeri AS mengatakan serangan siber itu menyasar puluhan negara di dunia.
"Saat ini kita melihat lebih dari 75 ribu serangan di 99 negara," ujar Jakub Kroustek dari perusahaan keamanan jaringan Avast dalam pernyataan di sebuah blog.
Sebelumnya peneliti KAspersky Costin Raiu menyebut ada 45 ribu serangan di 74 negara. Dia menuturkan virus malware dengan nama WCry itu menyebar dengan cepat. Ahli lain juga menyebut varian virus itu sebagai WannaCry.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dunia digital yang semakin terkoneksi telah membuka pintu bagi kejahatan siber yang berkembang pesat.
Baca SelengkapnyaMenteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi, memaparkan kronologi serangan siber yang melanda Pusat Data Nasional.
Baca SelengkapnyaSerangan hacker Indonesia ke situs-situs pemerintahan Israel sedang jadi perbincangan.
Baca SelengkapnyaFatalitas serangan siber tidak hanya mengancam pertahanan satu negara.
Baca SelengkapnyaBadan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengidentifikasi bahwa ada kemungkinan laman tersebut telah diretas
Baca SelengkapnyaBagi perusahaan, serangan siber akan berdampak terhadap operasional organisasi.
Baca SelengkapnyaBSSN mencatat, dari 160 juta anomali malware, sebanyak 966.533 terindikasi ransomware menyerang sektor keuangan.
Baca SelengkapnyaSerangan siber Ransomware Brain Chiper menyerang Pusat Data Nasional Sementara di Surabaya.
Baca SelengkapnyaIndonesia mengalami 2.200 serangan siber per satu menit.
Baca SelengkapnyaIndonesia kembali dihebohkan kabar kebobolan 204 juta Data Pemilih Tetap (DTP) Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Baca SelengkapnyaBerikut adalah daftar negara yang paling banyak diserang ransomware
Baca SelengkapnyaTak ada yang kebal terhadap kebocoran, karena mengetahui kekuatan informasi sebuah negara adalah sesuatu yang penting di era sekarang.
Baca Selengkapnya