Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Singapura Umumkan Akan Hidup Berdampingan dengan Corona, Covid Ditangani Seperti Flu

Singapura Umumkan Akan Hidup Berdampingan dengan Corona, Covid Ditangani Seperti Flu Aktivitas Warga Singapura di Jalan Orchard. ©2020 REUTERS/Edgar Su

Merdeka.com - Singapura, negara yang dikenal sebagai salah satu yang paling berhasil menangani pandemi Covid-19, mengumumkan akan segera mengubah tata cara mereka menangani pandemi ini.

Covid akan diperlakukan layaknya penyakit endemi seperti flu.

Singapura tidak akan berambisi mencapai angka nol penularan. Karantina juga akan dicabut bagi para turis dan mereka yang berkontak dengan pasien positif tidak perlu isolasi mandiri. Singapura juga tidak akan lagi mencatat angka kasus harian.

Orang lain juga bertanya?

Namun warga diminta melakukan tes sebelum bepergian keluar rumah.

"Kabar buruknya adalah Covid-19 tidak akan hilang. Kabar baiknya adalah ada peluang kita hidup normal berdampingan dengan Covid," tulis Menteri Perdagangan SIngapura Gan Kim Yong, Menteri Keuangan Lawrence Wong, dan Menteri Kesehatan Ong ye Kung pada tajuk harian the Straits Times pekan ini, seperti dilansir New Zealand Herald, Sabtu (26/6).

"Itu artinya virus akan terus bermutasi dan tetap ada di tengah-tengah kita."

Seperti negara lain, Singapura mencapai angka puncak kasus tahun lalu dengan jumlah 600 kasus per hari pada pertengahan April. Setelah gelombang berikutnya pada Agustus, angka kasus Covid-19 tidak melonjak lagi.

Namun negara berpenduduk 5,7 juta jiwa itu mencatat angka stabil pada 20-30 kasus per hari. Singapura mencatat 53 total kematian sejauh ini.

Singapura juga menerapkan kontrol perbatasan yang ketat bagi sejumlah negara, termasuk tes saat kedatangan turis, karantina hotel, dan isolasi di rumah.

Namun itu semua akan dihapuskan mebnurut rencana dari Satgas Antar-kementerian Singapura.

"Setiap tahun, banyak orang kena flu. Mayoritas sembuh tanpa perlu dirawat di rumah sakit dan bahkan ada yang tanpa perlu obat. Namun sebagian kecil, terutama kaum lansia dan komorbid, bisa sakit cukup parah dan meninggal.

"Kita tidak bisa memberantasnya, tapi kita bisa mengubah situasi pandemi ini menjadi tidak terlalu mengancam, seperti influenza atau sakit cacar, dan kita bisa melanjutkan kehidupan," kata ketiga menteri Singapura itu.

Vaksinasi dulu baru kemudian pelonggaran

Kuncinya adalah vaksinasi. Paparan rencana Singapura itu tidak akan dimulai jika belum banyak warga divaksin.

Singapura menargetkan dua pertiga warganya menerima suntikan vaksin pertama dalam waktu satu pekan dan dua dosis vaksin pada awal Agustus.

Singapura pun mencatat ada warga yang masih terkena Covid-19 meski sudah mendapat dua dosis vaksin, tapi tak seorang pun dari mereka mengalami gejala serius.

Ketiga menteri Singapura menyatakan kondisi ini bisa terus terjadi dan suntikan tambahan mungkin diperlukan.

Testing juga akan dilakukan lebih mudah dan cepat. Tindakan tes mandiri seperti memakai breathalysers bisa menggantikan tes swab yang selama ini dianggap kurang nyaman.

Menteri Singapura menuturkan Covid-19 bisa "dijinakkan" meski tidak bisa diberantas.

Karena itulah Singapura memaparkan rencana "kenormalan baru".

"Pada waktunya nanti bandara, pelabuhan, perkantoran, mal, rumah sakit, dan lembaga pendidikan bisa memakai panduan ini untuk memeriksa para staf dan pengunjung."

Orang yang kena Covid akan sembuh di rumah karena gejalanya bakal ringan dan mereka yang kontak akan divaksin.

Karena nantinya kasus Covid tidak akan terlalu parah, keperluan penelusuran kontak dan karantina juga rendah.

Perubahan besarnya adalah tidak akan ada lagi lapran kasus harian.

"Alih-alih memantau kasus penularan Covid-19 setiap hari, kami akan fokus pada dampaknya: berapa banyak yang jatuh sakit, berapa yang butuh ruang ICU, berapa yang butuh oksigen, dan seterusnya.

"Beginilah kita memantau kasus influenza saat ini."

Ketiga menteri Singapura itu mengatakan beginilah cara negara itu akan keluar dari pandemi dan melanjutkan gelaran acara besar serta kunjungan internasional.

Menteri juga menekankan Singapura saat ini tidak berada dalam kondisi untuk menjalankan rencana pasca-Covid. Saat ini pembatasan-pembatasan masih berlaku.

Namun peta jalan untuk menuju kenormalan baru sudah dicanangkan.

"Sejarah memperlihatkan setiap pandemi akan berjalan dengan sendirinya."

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Sandiaga Uno: Berwisata di Indonesia Saja
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Sandiaga Uno: Berwisata di Indonesia Saja

Meningkatnya Covid-19 di Singapura, Menteri Sandiaga Uno mengimbau agar masyarakat berwisata di Indonesia saja

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Kemenkes Minta WNI Tunda Perjalanan ke Luar Negeri
Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Kemenkes Minta WNI Tunda Perjalanan ke Luar Negeri

Kasus Covid-19 di Singapura melonjak drastis. Indonesia mulai waspada.

Baca Selengkapnya
Kenali Perbedaan Flu Singapura, Sariawan, dan Cacar
Kenali Perbedaan Flu Singapura, Sariawan, dan Cacar

Flu Singapura dikenal juga dengan sebutan Hand, Foot and Mouth Disease (HFMD).

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Penumpang Pesawat di Bandara Diimbau untuk Pakai Masker
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Penumpang Pesawat di Bandara Diimbau untuk Pakai Masker

Bandara sebagai pintu masuk pertama perlu melakukan persiapan terkait mitigasi Covid-19.

Baca Selengkapnya
Jangan Cium Balita Saat Lebaran, Ini Risikonya
Jangan Cium Balita Saat Lebaran, Ini Risikonya

Biasanya, orang dewasa kerap mencium balita saat kumpul bersama keluarga di momen Lebaran.

Baca Selengkapnya
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia

Kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Covid-19 Varian KP.1 dan KP.2, Begini Gejalanya
Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Covid-19 Varian KP.1 dan KP.2, Begini Gejalanya

Varian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.

Baca Selengkapnya
Varian Covid Eris Masuk Indonesia: Gejala Pilek, Sakit Tenggorokan hingga Kelelahan
Varian Covid Eris Masuk Indonesia: Gejala Pilek, Sakit Tenggorokan hingga Kelelahan

Mohammad Syahril, melanjutkan, varian Covid Eris termasuk ke dalam kelompok varian XBB, yang merupakan 'anakan' atau turunannya varian Omicron.

Baca Selengkapnya
Penumpang KRL Akhirnya Bisa 'Bernapas'
Penumpang KRL Akhirnya Bisa 'Bernapas'

Pemerintah resmi mencabut aturan menggunakan masker

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Ini Imbauan Kemenkes RI
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Ini Imbauan Kemenkes RI

Kemenkes mengimbau masyarakat tetap menjaga kesehatan. Selain itu, tidak lupa pakai masker di keramaian dan rajin mencuci tangan .

Baca Selengkapnya