Soal isu Rohingya, dua negara ini malah dukung pemerintah Myanmar
Merdeka.com - Seluruh negara di dunia mengecam kekerasan yang terjadi di Negara Bagian Rakhine yang menimpa warga etnis Muslim Myanmar. Namun rupanya ada juga negara yang memberi dukungan terhadap pemerintah Myanmar.
China dan India merupakan dua negara yang jarang sekali memiliki pandangan sama dalam urusan internasional, namun saat menyangkut isu mengenai Rohingya, kedua negara justru sepakat menyatakan dukungan buat pemerintah Myanmar.
China menyatakan dukungan tersebut lewat pernyataan disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang pada Selasa (12/9) lalu. Geng menyebut China mengecam serangan kekerasan di Rakhine namun mendukung usaha Myanmar untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut.
-
Apa itu Rohingya? Etnis Rohingya adalah kelompok etnis minoritas Muslim yang mayoritas tinggal di negara bagian Rakhine di Myanmar.
-
Apa tujuan Rohingya? Menurut Andi, pengungsi etnis Rohingya itu berangkat dari Bangladesh dengan tujuan Malaysia.
-
Mengapa kerja sama ini penting bagi kedua negara? Kerja sama kedua negara penting karena bertujuan untuk berbagi program dan best practices di bidang pelatihan dan pemagangan, seperti pengembangan program pelatihan bersama yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja di masa depan, pertukaran tenaga pelatih dan instruktur, dan pertukaran informasi dan data ketenagakerjaan.
-
Siapa yang mau bawa Rohingya ke Malaysia? Polisi mencurigai mereka sebagai TKI ilegal yang mau diberangkatkan. 'Informasinya ada dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Kemudian mereka diperiksa, ternyata ada orang dari etnis Rohingya juga,' jelas Andrian.
-
Dimana Rohingya ditemukan? Mereka terlantar di jalan protokol yakni di pinggir Jalan Sudirman, Kota Pekanbaru.
-
Kenapa Rohingya mau ke Malaysia? 'Sebanyak 11 orang Rohingya dan 11 lainnya WNI yang mau diberangkatkan ke Malaysia,' ujar Kapolres Rokan Hilir AKBP Andrian Pramudianto, Kamis (4/1).
"Masyarakat internasional harus mendukung upaya dilakukan oleh Myanmar untuk mempertahankan pembangunan stabilitas nasional dan menciptakan kondisi eksternal agar didapat penyelesaian yang tepat dari isu di Rakhine," kata Geng, seperti dilansir dari laman the Diplomat, Selasa (19/9).
Senada dengan China, pemerintah India juga menyatakan komitmennya dalam mendukung Myamar.
perdana menteri india narendra modi dan aung san suu kyi ©CNN
Dalam kunjungan ke Myanmar untuk bertemu Aung San Suu Kyi, Perdana Menteri India Narendra Modi menyatakan bahwa dirinya berbagi kekhawatiran dengan Myanmar tentang kekerasan ekstremis di Rakhine, khususnya yang menimpa pasukan keamanan dan warga sipil tak bersalah lainnya.
"Kami berharap semua pemangku kepentingan bersama-sama dapat menemukan jalan keluar dari masalah ini namun dengan tetap menghormati kesatuan dan integritas Mynamar agar tercipta keadilan, martabat, dan nilai demokrasi bagi semua orang," ungkapnya.
Seperti diketahui, konflik yang terjadi di Rakhine dipicu serangan Tentara Penyelamat Rohingya Arakan (ARSA) ke pos penjagaan perbatasan pada 25 Agustus.
Sejak saat itu, pemerintah Myanmar mengirim pasukan bersenjata lengkap dengan dalih operasi militer memburu teroris. Namun, menurut laporan relawan, tentara Myanmar diduga melakukan pembantaian dan pengusiran etnis Rohingya. Seluruh perkampungan orang Rohingya yang ada dijarah dan dibakar.
Namun meski berbagai bukti sudah mengarah kepada aksi pembersihan etnis, Aung San Suu Kyi tetap membantah telah terjadi eksodus di negaranya. Pada pidato terbuka yang pertama kali dilakukan sejak kasus ini merebak, Suu Kyi menyampaikan bahwa pemerintah masih mencari tahu apa masalah yang sebenarnya dialami warga muslim Rohingya di Negara Bagian Rakhine.
"Saya menyadari fakta bahwa perhatian dunia kini tertuju pada situasi di Negara Bagian Rakhine. Sebagai orang bertanggung jawab di Myanmar, saya tidak takut dengan penyelidikan dilakukan pihak internasional," katanya di Naypyidaw, seperti dilansir dari laman the Guardian.
"Kami juga prihatin. Kami ingin mencari tahu apa masalah sebenarnya. Ada tuduhan demi tuduhan dan kami harus mendengarkan semuanya. Kami harus memastikan tuduhan itu didasarkan pada bukti kuat sebelum bertindak," lanjutnya.
Selain itu, Suu Kyi juga tetap membantah bahwa mayoritas desa dan penduduk Rohingya di Rakhine terkena dampak kekerasan.
"Lebih dari separuh desa mereka masih utuh dan tidak terpengaruh oleh kekerasan tersebut, dan penting untuk dipahami konflik ini tidak datang secara tiba-tiba," katanya.
Seakan ingin membuktikan ucapannya, Suu Kyi bahkan mengajak pejabat internasional untuk mengunjungi desa-desa yang disebut terkena dampak.
"Para diplomat internasional bisa mengunjungi desa-desa tersebut agar mereka bisa mempelajari situasi bersama dengan pemerintah," tuturnya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia dan China memiliki pandangan yang sama terkait deeskalasi konflik di Timur Tengah, termasuk penyelesaian konflik Israel-Palestina.
Baca SelengkapnyaChina menjadi salah satu negara yang berkomitmen dalam memberikan dukungan kepada Palestina selama konflik dengan Israel.
Baca SelengkapnyaIza Fadri membagikan kisahnya saat ditunjuk menjadi Dubes Indonesia untuk Myanmar, dan ditugaskan menangani konflik Rohingya.
Baca SelengkapnyaPemerintah Indonesia adalah negosiasi dengan pemerintah Myanmar soal pengungsi Rohingya.
Baca SelengkapnyaIndonesia dan Korea Selatan merupakan sama-sama negara dengan berkekuatan menengah (middle power).
Baca SelengkapnyaUNHCR mengatakan, lebih dari 1.200 orang Rohingya telah mendarat di Indonesia sejak November 2023.
Baca SelengkapnyaTerkait masalah Laut China Selatan, pihak pemerintah China membantah pernyataan Kemenhan AS.
Baca SelengkapnyaParlemen Thailand berkunjung ke Indonesia perkuat kerjasama di berbagai bidang
Baca SelengkapnyaHal ini menandai langkah signifikan menuju peningkatan kerja sama perdagangan dan ekonomi antara kedua negara.
Baca SelengkapnyaMahfud MD sedang mencari jalan keluar mengenai pengungsi Rohingya yang terus bertambah datang ke Indonesia
Baca SelengkapnyaDPR RI mengusulkan Asean Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) membentuk satuan tugas untuk membantu demokratisasi di Myanmar
Baca SelengkapnyaKasal menilai Presiden Prabowo berupaya mencegah segala bentuk pertikaian di kawasan, dengan tetap menjunjung tinggi Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS).
Baca Selengkapnya