Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Soal isu Rohingya, dua negara ini malah dukung pemerintah Myanmar

Soal isu Rohingya, dua negara ini malah dukung pemerintah Myanmar Pejuangan etnis Rohingya melintasi perbatasan Myanmar ke Bangladesh. ©2017 REUTERS/Mohammad Ponir Hossain

Merdeka.com - Seluruh negara di dunia mengecam kekerasan yang terjadi di Negara Bagian Rakhine yang menimpa warga etnis Muslim Myanmar. Namun rupanya ada juga negara yang memberi dukungan terhadap pemerintah Myanmar.

China dan India merupakan dua negara yang jarang sekali memiliki pandangan sama dalam urusan internasional, namun saat menyangkut isu mengenai Rohingya, kedua negara justru sepakat menyatakan dukungan buat pemerintah Myanmar.

China menyatakan dukungan tersebut lewat pernyataan disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang pada Selasa (12/9) lalu. Geng menyebut China mengecam serangan kekerasan di Rakhine namun mendukung usaha Myanmar untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut.

"Masyarakat internasional harus mendukung upaya dilakukan oleh Myanmar untuk mempertahankan pembangunan stabilitas nasional dan menciptakan kondisi eksternal agar didapat penyelesaian yang tepat dari isu di Rakhine," kata Geng, seperti dilansir dari laman the Diplomat, Selasa (19/9).

Senada dengan China, pemerintah India juga menyatakan komitmennya dalam mendukung Myamar.

perdana menteri india narendra modi dan aung san suu kyi

perdana menteri india narendra modi dan aung san suu kyi ©CNN

Dalam kunjungan ke Myanmar untuk bertemu Aung San Suu Kyi, Perdana Menteri India Narendra Modi menyatakan bahwa dirinya berbagi kekhawatiran dengan Myanmar tentang kekerasan ekstremis di Rakhine, khususnya yang menimpa pasukan keamanan dan warga sipil tak bersalah lainnya.

"Kami berharap semua pemangku kepentingan bersama-sama dapat menemukan jalan keluar dari masalah ini namun dengan tetap menghormati kesatuan dan integritas Mynamar agar tercipta keadilan, martabat, dan nilai demokrasi bagi semua orang," ungkapnya.

Seperti diketahui, konflik yang terjadi di Rakhine dipicu serangan Tentara Penyelamat Rohingya Arakan (ARSA) ke pos penjagaan perbatasan pada 25 Agustus.

Sejak saat itu, pemerintah Myanmar mengirim pasukan bersenjata lengkap dengan dalih operasi militer memburu teroris. Namun, menurut laporan relawan, tentara Myanmar diduga melakukan pembantaian dan pengusiran etnis Rohingya. Seluruh perkampungan orang Rohingya yang ada dijarah dan dibakar.

Namun meski berbagai bukti sudah mengarah kepada aksi pembersihan etnis, Aung San Suu Kyi tetap membantah telah terjadi eksodus di negaranya. Pada pidato terbuka yang pertama kali dilakukan sejak kasus ini merebak, Suu Kyi menyampaikan bahwa pemerintah masih mencari tahu apa masalah yang sebenarnya dialami warga muslim Rohingya di Negara Bagian Rakhine.

"Saya menyadari fakta bahwa perhatian dunia kini tertuju pada situasi di Negara Bagian Rakhine. Sebagai orang bertanggung jawab di Myanmar, saya tidak takut dengan penyelidikan dilakukan pihak internasional," katanya di Naypyidaw, seperti dilansir dari laman the Guardian.

"Kami juga prihatin. Kami ingin mencari tahu apa masalah sebenarnya. Ada tuduhan demi tuduhan dan kami harus mendengarkan semuanya. Kami harus memastikan tuduhan itu didasarkan pada bukti kuat sebelum bertindak," lanjutnya.

Selain itu, Suu Kyi juga tetap membantah bahwa mayoritas desa dan penduduk Rohingya di Rakhine terkena dampak kekerasan.

"Lebih dari separuh desa mereka masih utuh dan tidak terpengaruh oleh kekerasan tersebut, dan penting untuk dipahami konflik ini tidak datang secara tiba-tiba," katanya.

Seakan ingin membuktikan ucapannya, Suu Kyi bahkan mengajak pejabat internasional untuk mengunjungi desa-desa yang disebut terkena dampak.

"Para diplomat internasional bisa mengunjungi desa-desa tersebut agar mereka bisa mempelajari situasi bersama dengan pemerintah," tuturnya.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Pertemuan Hangat Menlu Retno dan Menlu China di Jakarta, Sepakat Perjuangkan Keanggotaan Palestina di PBB
FOTO: Pertemuan Hangat Menlu Retno dan Menlu China di Jakarta, Sepakat Perjuangkan Keanggotaan Palestina di PBB

Indonesia dan China memiliki pandangan yang sama terkait deeskalasi konflik di Timur Tengah, termasuk penyelesaian konflik Israel-Palestina.

Baca Selengkapnya
Tindakan Kongkret China Dukung Palestina, Benarkan Perlawanan Bersenjata Hingga Damaikan Hamas-Fatah
Tindakan Kongkret China Dukung Palestina, Benarkan Perlawanan Bersenjata Hingga Damaikan Hamas-Fatah

China menjadi salah satu negara yang berkomitmen dalam memberikan dukungan kepada Palestina selama konflik dengan Israel.

Baca Selengkapnya
Cerita Jenderal Polisi Ditunjuk Jadi Dubes Myanmar, Tangani Langsung Konflik Rohingya
Cerita Jenderal Polisi Ditunjuk Jadi Dubes Myanmar, Tangani Langsung Konflik Rohingya

Iza Fadri membagikan kisahnya saat ditunjuk menjadi Dubes Indonesia untuk Myanmar, dan ditugaskan menangani konflik Rohingya.

Baca Selengkapnya
Etnis Rohingya Mengeluh Dikasih Makan Sedikit, Yenny Wahid: Enggak Bersyukur
Etnis Rohingya Mengeluh Dikasih Makan Sedikit, Yenny Wahid: Enggak Bersyukur

Pemerintah Indonesia adalah negosiasi dengan pemerintah Myanmar soal pengungsi Rohingya.

Baca Selengkapnya
Sama-Sama Middle Power, Indonesia-Korea Selatan Beda Sikap Soal Gaza
Sama-Sama Middle Power, Indonesia-Korea Selatan Beda Sikap Soal Gaza

Indonesia dan Korea Selatan merupakan sama-sama negara dengan berkekuatan menengah (middle power).

Baca Selengkapnya
Etnis Rohingya 'Serbu' Indonesia, Menlu ke UNHCR: Dugaan Kuat Ada Penyelundupan & Perdagangan Manusia
Etnis Rohingya 'Serbu' Indonesia, Menlu ke UNHCR: Dugaan Kuat Ada Penyelundupan & Perdagangan Manusia

UNHCR mengatakan, lebih dari 1.200 orang Rohingya telah mendarat di Indonesia sejak November 2023.

Baca Selengkapnya
Namanya Terseret Klaim Laut Cina Selatan AS & Tiongkok, Begini Reaksi Prabowo Subianto
Namanya Terseret Klaim Laut Cina Selatan AS & Tiongkok, Begini Reaksi Prabowo Subianto

Terkait masalah Laut China Selatan, pihak pemerintah China membantah pernyataan Kemenhan AS.

Baca Selengkapnya
Terima Kunjungan Parlemen Thailand, Wakil Ketua BKSAP Putu Rudana Dorong Implementasi Resolusi Myanmar
Terima Kunjungan Parlemen Thailand, Wakil Ketua BKSAP Putu Rudana Dorong Implementasi Resolusi Myanmar

Parlemen Thailand berkunjung ke Indonesia perkuat kerjasama di berbagai bidang

Baca Selengkapnya
Ketua ASEAN-BAC: Indonesia-Myanmar Fokus Mendukung dan Memajukan UMKM
Ketua ASEAN-BAC: Indonesia-Myanmar Fokus Mendukung dan Memajukan UMKM

Hal ini menandai langkah signifikan menuju peningkatan kerja sama perdagangan dan ekonomi antara kedua negara.

Baca Selengkapnya
Pengungsi Rohingya Terus Bertambah, Mahfud MD: Orang Aceh, Sumut, Riau Sudah Keberatan
Pengungsi Rohingya Terus Bertambah, Mahfud MD: Orang Aceh, Sumut, Riau Sudah Keberatan

Mahfud MD sedang mencari jalan keluar mengenai pengungsi Rohingya yang terus bertambah datang ke Indonesia

Baca Selengkapnya
DPR Usulkan ke AIPA Bentuk Satuan Tugas Bantu Demokratisasi di Myanmar
DPR Usulkan ke AIPA Bentuk Satuan Tugas Bantu Demokratisasi di Myanmar

DPR RI mengusulkan Asean Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) membentuk satuan tugas untuk membantu demokratisasi di Myanmar

Baca Selengkapnya
Kasal soal Kerja Sama Maritim dengan China: Kita Jaga Stabilitas Keamanan dan Perdamaian di Kawasan
Kasal soal Kerja Sama Maritim dengan China: Kita Jaga Stabilitas Keamanan dan Perdamaian di Kawasan

Kasal menilai Presiden Prabowo berupaya mencegah segala bentuk pertikaian di kawasan, dengan tetap menjunjung tinggi Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS).

Baca Selengkapnya