Sosok Tak Dikenal Muncul Saat ISIS Kehabisan Pemimpin di Filipina
Merdeka.com - Dia disebut-sebut sebagai otak dari serangan bom bunuh diri di Gereja Katolik Roma di Filipina 27 Januari lalu yang menewaskan 23 orang dan melukai sekitar 100 lainnya. Dalam insiden mematikan itu menteri dalam negeri Filipina mengatakan pelaku serangan adalah pasangan suami-istri asal Indonesia.
Tak seperti komandan ISIS di Filipina lainnya yang sudah tinggal nama, pemimpin baru mereka diketahui tidak pernah mendapat pelatihan di luar negeri, punya nama klan, atau bermulut besar dan relatif tidak begitu dikenal.
Tak hanya serangan bunuh diri di Gereja Katolik akhir Januari lalu, Hatib Hajan Sawadjaan juga diduga mengotaki serangan bom bunuh diri di dekat Pulau Basilan Juli lalu. Namanya sejak itu menjadi sorotan Amerika Serikat dalam upaya memerangi terorisme khususnya di Asia Tenggara.
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
-
Siapa yang menjadi korban serangan? Menurut informasi, suara tersebut berasal dari bom yang diledakan oleh Israel dan menargetkan para pengungsi yang berada di bangunan tersebut.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas serangan ini? SOPHOS menyebut serangan ini sebagai 'SEO poisoning,' sebuah teknik di mana peretas memanipulasi hasil pencarian untuk menempatkan situs mereka di posisi teratas.
-
Siapa yang menjadi korban serangan udara di masjid? Serangan itu menewaskan 30 orang dan melukai puluhan lainnya, termasuk anak-anak.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas serangan? Seorang juru bicara Qualcomm menyatakan bahwa patch telah dikirimkan, namun kini tanggung jawab ada di tangan pengguna.
Laporan Departemen Pertahanan AS kepada Kongres belum lama ini menyebut Sawadjaan adalah 'pejabat pemimpin' ISIS di Filipina. Dalam laporan itu juga dikatakan hingga akhir tahun lalu ISIS di Filipina belum memiliki pemimpin yang ditunjuk dari ISIS di Timur Tengah.
Menteri Dalam Negeri Filipina Eduardo Ano mengatakan intelijen mendapat informasi yang menyebut Sawadjaan, pemimpin kelompok Abu Sayyaf di Jolo dipilih sebagai pemimpin ISIS dalam sebuah upacara tahun lalu. Tiga kelompok ekstremis lain juga diketahui sebagai sekutu ISIS.
Kelompok Abu Sayyaf yang dibentuk pada 1990-an sebagai cabang dari pemberontak separatis muslim di selatan Filipina kehilangan pemimpin mereka dalam pertempuran awal.
Kini di usianya yang sudah menginjak 60-an tahun, Sawadjaan adalah pendatang baru di dunia terorisme.
Kemunculannya ke permukaan berawal dari banyaknya pentolan kelompok militan yang punya ikatan dengan Al Qaidah dan kemudian ISIS tewas atau tertangkap akibat operasi militer. Kekalahan besar mereka adalah ketika 2017 sejumlah militan asing dan komandan lokal mereka tewas dalam pertempuran lima bulan di Marawi.
Di antara pentolan mereka yang tewas adalah Isnilon Hapilon, pemimpin Abu Sayyaf, sosok pertama yang menjadi pemimpin ISIS di Filipina.
"Sawadjaan tampaknya muncul karena senioritas dan tidak ada lagi pemimpin lain yang tersisa. Hampir semuanya sudah dihabisi," kata Ano, mantan kepala militer yang memimpin pengepungan di Marawi dan kini menjabat menteri dalam negeri.
Selama hidupnya Sawadjaan tinggal di pegunungan di kawasan miskin Jolo dan dia bukanlah tipe orang yang akan dihubungi oleh militan asing untuk memperluas jaringan mereka. Kemunculannya memperlihatkan ISIS sangat membutuhkan sosok yang bisa dijadikan tempat perlindungan bagi para militannya di tengah kondisi kekalahan ISIS di Suriah.
"Untuk terus menjalankan aksi terornya, ISIS butuh orang, di situlah peran Sawadjaan," kata Ano dalam wawancara dengan kantor berita the Associated Press. Dia memperkirakan Sawadjaan memimpin sekitar 200 kombatan dan pengikut.
Pejabat militer yang memantau Abu Sayyaf mengatakan, Sawadjaan lahir dari keluarga petani di tengah muslim Jolo dan sepertinya dia hanya lulusan sekolah dasar. Kemiskinan membuat dia bekerja sebagai penebang kayu di hutan di pinggiran Kota Patikul. Dia kemudian menikahi seorang perempuan dari Tanum, desa di pegunungan yang menjadi markas faksi Abu Sayyaf beberapa tahun kemudian.
Sawadjaan awalnya ikut angkat senjata bersama anggota Barisan Pembebasan Nasional Moro, kelompok separatis terbesar di selatan Filipina yang pada 1996 akhirnya menandatangani perjanjian wilayah otomoni dengan pemerintah Filipina.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bom meledak saat misa Katolik di Marawi, Filipina pada Minggu (3/12) pagi, menewaskan empat orang.
Baca SelengkapnyaKedua tersangka dilaporkan telah berhasil diamankan aparat. Mereka diduga terafiliasi dengan ISIS.
Baca SelengkapnyaKepala Pengadilan Militer akan menetapkan majelis hakimnya untuk menyidangkan kasus tersebut.
Baca SelengkapnyaIslam menyatakan para tersangka berada di lantai satu dekat pintu masuk utama
Baca SelengkapnyaTNI mengungkapkan hasil autopsi Imam Masykur korban penganiayaan anggota Paspampres Praka Riswandi Manik dan dua prajurit TNI.
Baca SelengkapnyaDua Terduga Teroris Perakit Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar Ditangkap
Baca SelengkapnyaSempat terjadi keributan saat komplotan Praka RM menculik korban
Baca Selengkapnyasaat ini ada enam tersangka dalam kasus pembunuhan Imam Masykur.
Baca SelengkapnyaKasus tersebut berhasil terungkap oleh kepolisian dengan menggunakan metode modern Scientific Crime Investigation.
Baca SelengkapnyaPolisi masih belum menjelaskan lebih rinci identitas pelaku. Sebab proses penyelidikan masih berjalan dan terduga pelaku dalam pengejaran.
Baca SelengkapnyaKetiga terdakwa tersebut juga terancam Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH).
Baca SelengkapnyaTercatat sejak 19-23 Januari 2024, teror KKB menyebabkan satu anggota Polri meninggal dunia, 4 KKB meninggal dunia, dan 3 KKB luka tembak.
Baca Selengkapnya