Studi Harvard: Jaga Jarak Sosial Sampai 2022
Merdeka.com - Imuwan Universitas Harvard yang membuat model proyeksi pandemi corona kemarin mengatakan karantina wilayah dalam satu periode waktu saja tidak akan membendung Covid-19 dan jaga jarak sosial kemungkinan perlu dilakukan berulang kali sampai 2022 untuk mencegah rumah sakit kelebihan beban pasien.
Laman Channel News Asia melaporkan, Rabu (15/4), studi para peneliti Harvard itu dirilis ketika Amerika Serikat kini tengah mengalami puncak gelombang pandemi Covid-19 dan sejumlah negara bagian berencana mulai melonggarkan karantina wilayah.
Simulasi komputer Harvard yang dirilis dalam makalah di Jurnal Sains, mengasumsikan Covid-19 akan menjadi penyakit musiman, yang berkaitan dengan flu biasa dan bisa menimbulkan penularan yang lebih cepat di bulan-bulan musim dingin.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan gelombang puncak Covid-19 di Indonesia? Data Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada dua kali gelombang puncak yang menghantam Indonesia selama kurun 3 tahun terakhir ini.Gelombang pertama pada 15 Juli 2021 akibat varian Delta dengan rata-rata laporan positif harian 16.041 kasus, dan 16 Februari 2022 oleh varian Omicron sebanyak 18.138 kasus.
"Kami menemukan, aturan jaga jarak sosial pada satu waktu saja tampaknya tidak cukup untuk mengendalikan Sars-Cov-2 mengingat terbatasnya kapasitas fasilitas perawatan di Amerika Serikat," kata kepala peneliti Stephen Kissler dalam hubungan telepon dengan wartawan.
"Yang diperlukan ketika perawatan terbatas adalah periode aturan jaga jarak sosial," kata dia.
Tes massal juga diperlukan untuk menentukan kapan waktunya kembali memberlakukan jaga jarak sosial itu.
Karantina wilayah dan durasi pelaksanaannya bisa dilonggarkan ketika vaksin corona sudah tersedia. Namun jika vaksin belum ada maka jaga jarak sosial bisa tetap dilakukan untuk memberi ruang bagi rumah sakit merawat pasien.
Satu yang hampir pasti: virus corona akan tetap ada. Tim peneliti mengatakan hampir kecil kemungkinan imunitas bisa cukup kuat dan bertahan hingga menyebabkan Covid-19 lenyap setelah kemunculan gelombang pertamanya, seperti yang terjadi dengan SARS pada 2002-2003.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaAhli epidemiologi molekuler membuat heboh dengan pernyataan muncul gelombang pandemi 2.0.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaSejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaKemenkes merekomendasikan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi Covid-19 di tengah kasus yang kembali melonjak.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaKelompok orang yang rawan tertular cacar monyet diminta untuk sadar dalam mencegah penyakit ini.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca Selengkapnya