Studi: Pria Botak Lebih Rentan Terkena Gejala Parah Virus Corona
Merdeka.com - Sebuah penelitian mengungkapkan, pria botak mungkin berisiko lebih tinggi terkena gejala Covid-19 yang parah. 79 Persen pria yang diteliti dalam sampelnya yang dirawat di rumah sakit dengan virus corona adalah pria botak.
Versi pra-cetak dari makalah oleh Carlos Wambier, seorang peneliti di Brown University, Amerika Serikat menghubungkan androgen atau hormon pria sebagai gerbang bagi virus corona untuk memasuki sel manusia.
"Wawasan utama adalah bahwa aktivasi androgen berlebih - pada dasarnya, hormon yang mengatur apa yang kita anggap sebagai karakteristik pria - secara intrinsik terkait dengan kerentanan pasien terhadap SARS-CoV-2," kata Wambier dalam tanya jawab dengan futures, sebuah situs web berfokus pada berita penelitian dari universitas terkemuka, seperti dikutip dari Al Arabiya, Rabu (10/6).
-
Mengapa pria lebih rentan botak? Meskipun wanita juga dapat mengalami kebotakan genetik, pria cenderung lebih cepat dan lebih sering mengalaminya, terutama pada masa awal pubertas.
-
Siapa yang lebih rentan terhadap rambut botak? Wanita yang mencapai usia menopause juga memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami kebotakan karena perubahan hormon yang terjadi. Selain itu, genetika juga memengaruhi rentan kebotakan pada wanita. Jika seorang wanita memiliki riwayat keluarga dengan kebotakan, maka kemungkinan dia juga akan mengalami masalah serupa pada usia yang lebih muda.
-
Apa yang terjadi pada virus Corona varian Omicron di tubuh pria tersebut? Selama 20 bulan masa infeksi, dokter mencoba segala cara untuk membantu pria lanjut usia tersebut, namun tidak ada upaya yang berhasil.Tubuhnya tidak dapat memberikan respons kekebalan yang cukup kuat untuk melawan virus Corona, bahkan dengan bantuan obat antibodi sekalipun.
-
Apa penyebab utama kebotakan pria? Sebagian besar kebotakan pada pria disebabkan oleh faktor keturunan atau genetik.
-
Siapa yang terkena dampak penyakit? Lebih dari 95 siswi di SMU St. Theresa's Eregi Girls Ibu Kota Nairobi, Kenya menderita penyakit misterius sehingga sekolah terpaksa ditutup sementara.
-
Apa saja gejala yang dialami pasien pertama Covid-19? Setelah kembali ke Depok, NT mulai merasakan gejala seperti batuk, sesak, dan demam selama 10 hari. Ia berobat ke RS Mitra Depok dan didiagnosis mengidap bronkopneumonia, salah satu jenis pneumonia yang menyebabkan peradangan pada paru-paru.
"Ini karena langkah pertama masuknya virus ke dalam sel adalah 'gigitan' dari enzim protease yang diproduksi hanya oleh aksi hormon androgen. Infeksi oleh SARS-CoV-2 tampaknya dimediasi oleh androgen," kata Wambier yang merupakan Asisten Profesor Dermatologi di Brown.
Wambier melakukan dua penelitian di Spanyol di mana ia menemukan sebagian besar pria botak dirawat di rumah sakit karena virus corona.
Dalam studi pertama, Wambier mengamati 41 pasien virus corona dan menemukan bahwa 71 persen dari mereka memiliki kebotakan pola pria. Dalam studi kedua, peneliti mengamati 175 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi, 122 di antaranya adalah laki-laki, di antaranya 79 persen ditemukan memiliki frekuensi Androgenetic Alopecia (AGA) - bentuk umum dari kerontokan rambut.
Makalah ini akan diterbitkan oleh Journal of American Academy of Dermatology. Wambier mengakui, kelemahan studinya adalah ukuran sampelnya yang kecil dan kurangnya kelompok kontrol membatasi studinya.
Studi sebelumnya yang meneliti virus corona Covid-19 mengkonfirmasi bahwa pria memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi daripada wanita.
Dalam kesimpulan surat studinya, Wambier menyarankan para ilmuwan menamai faktor risiko sebagai "tanda Gabrin" setelah Dr. Frank Gabrin, dokter AS pertama yang mati karena virus corona di Amerika Serikat yang juga botak.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaNegara-negara Asia secara umum memiliki tingkat kebotakan yang lebih rendah.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan persebaran kasus Mpox di Jakarta tahun 2024, terdapat 11 kasus Mpox yang tersebar di delapan kecamatan di Jakarta.
Baca SelengkapnyaHingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.
Baca SelengkapnyaMasalah kebotakan rentan terjadi pada masyarakat terutama pada tiga jenis tertentu berikut.
Baca SelengkapnyaKasus cacar monyet di DKI Jakarta kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaProvinsi yang paling banyak terdapat Mpox adalah DKI Jakarta dengan 42 kasus.
Baca SelengkapnyaKemenkes memprediksi jumlah kasus cacar monyet di Indonesia bisa mencapai 3.600 kasus dalam satu tahun.
Baca SelengkapnyaSemua pasien yang terkonfirmasi menderita cacar monyet adalah pria.
Baca SelengkapnyaPemerintah Provinsi DKI Jakarta mencatat terdapat sebanyak 59 kasus terkonfirmasi cacar monyet sejak 13 Oktober 2023 hingga 19 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaWarga terjangkit monkeypox tersebut telah ditangani dan menjalani perawatan.
Baca SelengkapnyaSaat ini tercatat ada 300 warga yang terpapar covid dari sebelumnya 100 kasus.
Baca Selengkapnya