Suami-istri di California sekap 13 anak hingga kelaparan
Merdeka.com - Sepasang suami istri di California, Amerika Serikat, ditangkap dan didakwa melakukan penyiksaan terhadap 13 anak mereka. Anak-anak itu ditemukan dalam kondisi gizi buruk, beberapa di antara anak-anak itu dirantai di tempat tidur. Selain itu, tetangganya menilai keluarga ini menghindari kontak sosial. Tetangga juga mengatakan anak-anak mereka terlihat ketakutan dan beberapa di antaranya pernah terlihat mencari makanan di tong sampah.
Kantor Sheriff Riverside County mengatakan polisi mengetahui perlakuan sepasang suami istri ini dari gadis berusia 17 tahun yang kabur dari rumahnya di Perris, sekitar 70 mil (113 kilometer) di timur Los Angeles. Gadis itu melaporkan perlakuan pelaku melalui telepon seluler yang dia temukan di rumahnya.
"Petugas menemukan 12 anak di dalam rumah. Mereka terkejut saat mengetahui tujuh di antaranya benar-benar orang dewasa. Korbannya kurang gizi dan sangat dekil," kata pernyataan polisi, seperti dilansir laman The Star, Selasa (16/1).
-
Dimana anak-anak dikorbankan? Sejauh ini, para peneliti baru bisa mengidentifikasi sisa-sisa 64 anak dari total 106 anak yang ditemukan pada 1967, di sebuah tangki air bawah tanah yang dikenal sebagai chultun, di situs Chichén Itzá, Meksiko Selatan.
-
Bagaimana anak-anak dikorbankan? 76 anak-anak itu dibelah dadanya dan dalam keadaan telanjang dengan pakaian berada di sampingnya. Dada mereka telah dipotong terbuka dari tulang selangka hingga ke tulang dada. Tulang rusuk mereka dipaksa terbuka, yang kemungkinan untuk mendapatkan akses ke jantung mereka.
-
Mengapa anak-anak disekap di sekte ini? Anak-anak tersebut diduga digunakan sebagai buruh murah. Selain itu, ditemukan kuburan yang tidak terdaftar yang diduga adalah kuburan bayi.
-
Mengapa anak-anak dikorbankan? Pemakaman anak-anak di gundukan ini mungkin merupakan persembahan untuk memberi energi pada ladang,' kata Prieto, seperti dikutip Live Science.
-
Kenapa anak-anak dikorbankan? Arkeolog Ungkap 1000 Tahun Lalu Ratusan Anak Jadi Tumbal Pengorbanan untuk Dewa Hujan, Ternyata Ini Tujuannya atau dikorbankan untuk mendukung siklus pertanian jagung dan sebagai korban persembahan kepada dewa hujan oleh penduduk pada masa kejayaan Chichén Itza .
-
Siapa yang mengorbankan anak-anak? Gundukan berukuran 60 x 20 meter itu berisi 76 anak-anak dan dua orang dewasa yang dikorbankan itu berkaitan dengan peradaban Suku Chimu, peradaban yang dikenal karena karya seni dan tekstilnya dari abad ke-12 hingga abad ke 15.
Polisi mengatakan mereka menemukan anak berusia 2 sampai 29 tahun.
Pelaku bernama David Allen Turpin (57) dan Anna Turpin (49) masing-masing dikenai tuduhan membahayakan anak-anak dan ditahan dengan uang jaminan masing-masing sebesar USD 9 juta.
Menurut tetangga mereka, Wendy Martinez (41), Turpin dan anak-anaknya jarang terlihat di luar rumah. Martinez mengaku bisa melihat langsung Turpin saat dia melewati rumah mereka pada malam hari di bulan Oktober.
Empat anak mereka sedang memasang rumput di halaman, sementara ibunya memantau dari pintu. Selama itu, tidak ada yang merespons saat Martinez menyapa.
"Mereka sangat takut, seperti ketakutan. Mereka seperti tidak pernah melihat orang sebelumnya," kata Martinez.
Polisi mengatakan enam dari anak-anak pelaku masih di bawah umur, sementara tujuh anak lainnya berusia di atas 18 tahun.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sementara diketahui balita MFW dan RC sudah dititipkan ke pelaku ADT dan TAS sejak sebulan terakhir.
Baca SelengkapnyaKondisi dua balita yang ayahnya simpan jasad bayi dalam freezer.
Baca SelengkapnyaHingga kini, belum diketahui sebab keluarga mengakhiri hidup dengan cara tragis.
Baca SelengkapnyaPolisi menyebut, keempat korban merupakan anak dari P dan D.
Baca SelengkapnyaPelaku sengaja membuat video penyiksaan yang dilakukan terhadap ke tiga anaknya.
Baca SelengkapnyaDitinggal orangtua, dua bocah ini harus tinggal sebatang kara. Aksi kakak rawat adik seadanya begitu menyayat hati.
Baca SelengkapnyaPenemuan jasad ayah dan anak yang telah membusuk di rumahnya, Jalan Balai Rakyat V, Kelurahan Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara membuat geger warga.
Baca SelengkapnyaSeorang ayah di Jagakarsa, Jakarta Selatan tega membunuh 4 anaknya sendiri.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, keluarga korban dua balita ini berada di Solo dan satu lagi di Papua.
Baca SelengkapnyaPerkosaan terjadi sejak gadis kembar itu berusia 9 tahun. Perbuatan bejat itu sudah tak terhitung berapa kali karena hampir setiap pekan terjadi.
Baca SelengkapnyaSang anak berinisial AKE (12) sempat keluar rumah untuk minta tolong kepada tetangga, namun ayah, ibu, dan kembarannya tak selamat
Baca SelengkapnyaKeluarga besar Asep Saepudin (43) tak menyangka istri, anaknya dan pacar putrinya bersekongkol menghabisi nyawa korban.
Baca Selengkapnya