Subvarian Baru Virus Corona Kebal Antibodi yang Dipicu Vaksinasi & Infeksi Omicron
Merdeka.com - Subvarian virus corona Omicron BA.4 dan BA.5 tampak kebal terhadap respons antibodi pada orang yang pernah terkena infeksi Covid dan mereka yang telah divaksinasi penuh serta booster. Ini merupakan data baru dari para peneliti di Beth Israel Deaconess Medical Center Fakultas Kedokteran Harvard.
Kendati demikian, vaksinasi Covid-19 masih diharapkan bisa memberikan perlindungan substansial terhadap penyakit parah. Para pembuat vaksin saat ini sedang bekerja memperbarui vaksinnya yang dapat memberikan perlindungan yang lebih kuat terhadap subvarian baru ini.
Menurut penelitian baru yang diterbitkan di New England Journal of Medicine pada Rabu tersebut, tingkat antibodi penetralisir yang muncul karena infeksi atau vaksinasi sebelumnya lebih rendah dalam mencegah subvarian BA.4 dan BA.5 dibandingkan dengan virus corona asli.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Bagaimana cara virus Corona varian Omicron bermutasi? Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Apa yang terjadi pada virus Corona varian Omicron di tubuh pria tersebut? Selama 20 bulan masa infeksi, dokter mencoba segala cara untuk membantu pria lanjut usia tersebut, namun tidak ada upaya yang berhasil.Tubuhnya tidak dapat memberikan respons kekebalan yang cukup kuat untuk melawan virus Corona, bahkan dengan bantuan obat antibodi sekalipun.
-
Apa yang menyebabkan beberapa orang tidak terinfeksi Covid-19? Berdasarkan analisis aktivitas genetik dalam jaringan hidung dan darah orang yang tidak berhasil terinfeksi SARS-CoV-2, tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Bagaimana tubuh orang tertentu dapat terhindar dari Covid-19? 'Ini adalah kesempatan yang sangat unik untuk melihat bagaimana respons kekebalan pada orang dewasa tanpa riwayat COVID-19 sebelumnya, dalam pengaturan di mana faktor-faktor seperti waktu infeksi dan komorbiditas dapat dikendalikan,' kata ahli biologi sistem kuantitatif Rik Lindeboom, yang kini berada di Netherlands Cancer Institute.
-
Siapa yang bisa diserang virus? Virus yang dapat menyerang manusia memang perlu dipahami.
"Kami mengamati pengurangan tiga kali lipat titer antibodi penetralisir yang disebabkan oleh vaksinasi dan infeksi terhadap BA4 dan BA5 dibandingkan dengan BA1 dan BA2, yang secara substansial sudah lebih rendah daripada varian Covid-19 asli," jelas Dr. Dan Barouch, penulis makalah dan direktur Pusat Penelitian Virologi dan Vaksin di Beth Israel Deaconess Medical Center di Boston kepada CNN.
"Data kami menunjukkan subvarian Omicron baru ini kemungkinan akan dapat menyebabkan lonjakan infeksi pada populasi dengan tingkat kekebalan vaksin yang tinggi serta kekebalan BA1 dan BA2 alami," lanjut Barouch dalam surelnya, dikutip dari laman CNN.
"Namun, kemungkinan kekebalan vaksin masih akan memberikan perlindungan substansial terhadap penyakit parah dengan BA4 dan BA5."
Berdasarkan data Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC), BA.4 dan BA.5 menyebabkan sekitar 35 persen infeksi Covid baru di AS pekan lalu, naik dari 29 persen pekan sebelumnya.
Menurut CDC, BA.4 dan BA.5 merupakan varian yang menyebar paling cepat yang dilaporkan sampai saat ini, dan dua varian ini diperkirakan bakal mendominasi penularan Covid di AS, Inggris, dan sebagian wilayah Eropa dalam beberapa pekan ke depan.
Dalam makalah yang terbit di New England Journal of Medicine, di antara 27 peneliti peserta yang divaksinasi dan divaksinasi booster dengan vaksin Pfizer/BioNTech, para peneliti menemukan dua minggu setelah dosis vaksin booster, tingkat antibodi penetralisir terhadap subvarian Omicron jauh lebih rendah daripada responsnya terhadap virus corona asli.
Di antara 27 peserta yang sebelumnya telah terinfeksi dengan subvarian BA.1 atau BA.2 rata-rata 29 hari sebelumnya, para peneliti menemukan hasil yang serupa.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apa sebenarnya arti level antibodi penetralisir untuk efektivitas vaksin dan apakah temuan serupa akan muncul di antara kelompok peserta yang lebih besar.
"Data kami menunjukkan bahwa Covid-19 masih memiliki kapasitas untuk bermutasi lebih lanjut, memicu lonjakan penularan," tulis Barouch.
"Ketika pembatasan pandemi dicabut, penting bagi kita untuk tetap waspada dan terus mempelajari varian dan subvarian baru saat mereka muncul."
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaVarian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru mengungkap penyebab sejumlah orang aman dari Covid-19 tanpa pernah terinfeksi.
Baca SelengkapnyaRencana pemberian booster ketiga ini buntut kembali meningkatnya kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaSeorang pria 72 tahun di Belanda terinfeksi Covid-19 selama 613 hari dan berakhir meninggal. Yuk, simak fakta lengkapnya!
Baca SelengkapnyaVarian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca Selengkapnya