Sudah Disuntik Vaksin Tapi Masih Bisa Tertular Covid-19, Ini Alasannya
Merdeka.com - Vaksin Covid-19 tak memberikan perlindungan penuh atau langsung, artinya orang masih bisa tertular virus corona. Salah satu contohnya adalah anggota parlemen AS, Stephen Lynch. Dia dites positif Covid-19 setelah disuntik vaksin Pfizer. Hal yang sama juga dialami pelatih basket ternama AS, Rick Pitino.
Mereka dites positif karena beberapa alasan, seperti dilansir CNN berikut ini:
Keterlambatan antara vaksinasi dan perlindungan
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Kenapa mpox bukan efek samping vaksin COVID-19? Jadi, penyakit Mpox ini tidak dapat dikatakan karena efek samping dari vaksin COVID-19. Itu tidak ada hubungannya,' tegas Syahril.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Bagaimana vaksin cacar api bekerja? Zostavax adalah vaksin cacar api generasi pertama yang telah digunakan sejak 2006. Vaksin ini menggunakan virus varicella-zoster yang dilemahkan untuk merangsang respons kekebalan tubuh terhadap virus tersebut.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Bagaimana vaksin polio bekerja? Vaksin polio bekerja dengan merangsang produksi antibodi dalam tubuh, yang kemudian melawan virus polio jika terjadi infeksi. Dalam proses ini, vaksin melibatkan pemberian poliovirus yang sudah dilemahkan atau tidak aktif ke dalam tubuh.
Vaksin memerlukan beberapa hari sampai beberapa minggu untuk bekerja, menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC). Anda bisa dites positif sebelum vaksin bekerja.
"Perlu waktu beberapa saat bagi respons kekebalan untuk berkembang," jelas Direktur University Hospitals Roe Green Center for Travel Medicine & Global Health di Cleveland, Dr Robert Salata.
Dosis pertama mungkin memberikan perlindungan, tapi seperti disampaikan CEO Moderna, Stephane Bancel pada Senin, "tapi kami sungguh tak punya data apapun untuk membuktikan itu pada titik ini."
Untuk Pfizer, setelah 14 hari suntikan dosis pertama memiliki efektivitas 52 persen mencegah Covid-19, seperti disampaikan Salata, yang merupakan ketua penyelidik vaksin Pfizer di rumah sakitnya.
Vaksinasi tak efektif 100 persen
Anda bisa dites positif setelah divaksinasi karena vaksin tak efektif 100 persen.
Dua vaksin yang mendapat otorisasi AS sangat efektif tetapi tak memberikan perlindungan penuh.
Vaksin Pfizer 95 persen efektif mencegah penyakit dalam uji coba klinis setelah mendapatkan dua dosis suntikan.
Vaksin Moderna 94 persen efektif mencegah Covid pada orang yang diberikan dua dosis suntikan saat uji coba klinis.
Vaksinasi belum jelas bisa cegah infeksi
Vaksinasi mencegah penyakit, tapi masih belum jelas sejauh mana bisa mencegah infeksi.
"Informasi masih kurang jelas apakah vaksin akan mencegah kita terinfeksi virus dan kita bisa tetap tanpa gejala. Itu masih diteliti," jelas Dr. William Schaffner, spesialis penyakit menular dan profesor kedokteran pencegahan di Departemen Kebijakan Kesehatan di Universitas Vanderbilt.
"Sejauh yang kami lihat, vaksin ini benar-benar mengubah permainan dalam mencegah penyakit dan bahkan keparahan penyakit," kata Namandje Bumpus, direktur departemen farmakologi dan ilmu molekuler di Universitas Johns Hopkins.
"Tetapi fokus pada tingkat kemanjuran tidak menggambarkan keseluruhan gambaran, karena Anda masih bisa terkena Covid, tetapi dengan semua indikasi yang muncul bahwa kasus-kasus itu masih kurang parah daripada orang yang tidak divaksinasi dan itu sangat penting."
Pembuat vaksin masih mempelajari apakah vaksin tersebut hanya mencegah orang dari sakit parah atau apakah benar-benar melindungi dari infeksi.
Jika Anda tidak menunjukkan gejala, Anda masih akan dites positif Covid-19. Itu juga berarti meskipun Anda telah divaksinasi, Anda juga masih dapat menyebarkan penyakit tersebut. Karena itu, yang divaksinasi pun tetap perlu memakai masker.
Seseorang dapat menjadi pembawa virus tanpa gejala dan memiliki virus di saluran hidung mereka, jadi ketika mereka bernapas atau berbicara atau bersin mereka masih dapat menularkan virus corona baru kepada orang lain.
Vaksin tak bekerja secara retroaktif
Vaksin tak bekerja secara retroaktif. Anda bisa dites positif karena Anda terinfeksi sebelum divaksinasi dan tak mengetahuinya. Itu yang terjadi pada beberapa tenaga kesehatan dalam sebuah penelitian yang diterbitkan CDC pada Senin.
Penelitian itu menemukan 22 dari 4.081 tenaga kesehatan yang ditelah divaksinasi dites positif Covid-19 setelah disuntik dosis pertama.
Salah satu penulis penelitian, Dr. Eyal Leshem dari Sheba Medical Center di Israel, mengatakan jelas beberapa tenaga kesehatan dites positif sebenarnya terinfeksi sebelum mereka mendapatkan suntikan dosis pertama vaksin.
Kemanjuran vaksin melawan varian baru
Ada kekhawatiran varian virus corona tertentu yang telah menyebar di AS mungkin kurang rentan terhadap perlindungan yang berasal dari vaksin.
Data laboratorium pendahuluan menunjukkan bahwa vaksin harus memberikan perlindungan, dan pimpinan kesehatan masyarakat ingin agar sebanyak mungkin orang divaksinasi secepat mungkin untuk membatasi peluang virus bermutasi.
Pembuat vaksin Covid-19 mengatakan mereka sedang menguji untuk melihat apakah vaksin bekerja melawan varian tersebut dan mereka juga menciptakan penguat atau booster yang akan menambah perlindungan ekstra terhadap varian tersebut.
"Ada kemungkinan setahun dari sekarang, saya akan mendapatkan vaksinasi flu di satu lengan dan penguat pembaruan vaksin Covid di tangan lainnya," kata Schaffner.
"Kita harus menyesuaikan diri dengan apa yang dilakukan virus ini. Dan kita memiliki kapasitas untuk mengikuti virus, dan bahkan menjadi yang terdepan."
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaBadan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.
Baca SelengkapnyaHebohnya kasus TTS berawal dari gugatan yang dilayangkan Jamie Scott ke Pengadilan Tinggi Inggris.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaTerdapat dua jenis vaksin polio yaitu berupa suntik dan tetes yang bisa diberikan pada anak. Apa perbedaannya?
Baca SelengkapnyaDia lalu mengatakan vaksin dengue dapat diberikan kepada masyarakat berusia 6 hingga 45 tahun.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca Selengkapnya