Sulitnya hentikan penyelundupan TKI ke Suriah

Merdeka.com - Pemberhentian pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) ke negara konflik, Suriah sudah diberlakukan sejak 2011. Meskipun demikian, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Damaskus mengatakan pihaknya kewalahan mengurus para TKI yang terus berdatangan ke sana.

Sulitnya menghentikan penyelundupan TKI ke Suriah dibeberkan oleh pejabat Protokol Konsuler sekaligus Penerangan Sosial Budaya KBRI Damaskus, AM. Sidqi. Pria akrab disapa Sidqi ini menceritakan calo pengiriman TKI ilegal ternyata para pemain lama.

"Masalah pengiriman ilegal dan korban perdagangan manusia ini bersumber dari dalam negeri. Pemainnya itu-itu saja," ucap Sidqi kepada merdeka.com melalui pesan singkat, Rabu (20/1).

Hal itu dia dengar pula dari para TKI yang ada di penampungan di Damaskus. Sementara itu, pemerintah Suriah sendiri masih menyetujui visa kerja bagi para TKI ilegal tersebut.

Pemerintah Suriah, tutur Sidqi, tidak mau mengakui penghentian pengiriman TKI ke Suriah. Mereka masih mengizinkan para TKI itu masuk dengan visa turis atau visa pekerja.

"Hari ini saya mendampingi Pak Dubes berkunjung ke Dirjen Imigrasi Suriah yang baru. Salah satu agendanya adalah minta kerja sama agar tidak diberikan visa bagi TKI, karena pemerintah Indonesia sudah menghentikan pengiriman TKI ke Timur Tengah. Namun jawaban mereka, jika mau di setop, ya silakan setop dari Indonesia," tutur Sidqi.

Sidqi pun mengakui KBRI Damaskus tak henti-hentinya melakukan pemulangan TKI ke Tanah Air, namun para TKI itu terus berdatangan lewat jalur ilegal. Para TKI masuk Suriah melalui rute Jakarta-Batam-Malaysia-Uni Emirat Arab atau Oman-Suriah.

Sejak repatriasi TKI 2011, pihak KBRI Damaskus sudah memulangkan 12.905 WNI dari Suriah. Diperkirakan masih terdapat 2.000 WNI korban perdagangan manusia di negara tersebut. (mdk/ard)