Supaya Laut China Selatan damai, AS juga wajib ratifikasi UNCLOS
Merdeka.com - Menghormati hukum laut memang sudah sepantasnya dilakukan para anggota konvensi UNCLOS. Hal ini yang kemudian menjadi pemicu para negara anggota ASEAN untuk mendorong Amerika Serikat segera melakukan ratifikasi hukum laut The United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS).
AS diminta segera meratifikasi UNCLOS seiring meningkatnya ketegangan di kawasan, terutama di Laut China Selatan. Meski bukan negara yang mengklaim kawasan Laut China Selatan, Negeri Paman Sam disebut turut terlibat dalam sengketa wilayah tersebut.
Amerika Serikat selama ini diketahui sering mengirim sejumlah kapal perang ke dekat Laut China Selatan untuk memantau pergerakan Negeri Tirai Bambu di sana. Sudah jadi rahasia umum bahwa Beijing mengklaim sebagian besar wilayah di Laut China Selatan yang disebut masih daerah milik mereka secara tradisional. Padahal sudah ada hukum yang mengatur wilayah mereka tersebut.
-
Bagaimana AS menggunakan agama untuk mencampuri urusan China? 'Washington didesak untuk berhenti menggunakan apa yang disebut isu agama untuk mencampuri urusan dalam negeri China,' tegas seorang juru bicara Kedutaan Besar CLaporan yang diterbitkan pada Rabu waktu setempat itu menggambarkan China sebagai 'rezim yang represif,' dengan mengklaim ada genosida di Xinjiang dan pembatasan kegiatan keagamaan tertentu.
-
Siapa yang prihatin tentang konflik Laut China Selatan? Para menteri luar negeri di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) pada Sabtu, 30 Desember 2023 menyatakan keprihatinan mereka atas meningkatnya ketegangan di Laut China Selatan.
-
Bagaimana China bersaing dengan AS dalam luar angkasa? Ketika Tiongkok bangkit, sebagian penelitian AS di bidang luar angkasa tampaknya mengalami kesulitan. Divisi ilmu biologi dan fisika NASA, yang bertanggung jawab atas banyak eksperimen ISS, sangat kekurangan dana dibandingkan dengan pertanyaan-pertanyaan ilmiah yang diminta untuk ditangani, dan memiliki pendanaan paling sedikit dari semua divisi dalam Direktorat Misi Sains NASA.
-
Kenapa Laut Cina Selatan menjadi sorotan dunia? Teritorial LCS merupakan kawasan perairan yang menjadi sorotan tidak hanya di level Asia, namun juga dunia khususnya negara-negara Barat yang memiliki kepentingan ekonomi dan keamanan.
-
Bagaimana China menghadapi pembatasan teknologi dari AS? China sebagai negara yang memiliki kapasitas komputasi terbesar kedua di dunia masih tetap mengembangkan teknologi di negaranya untuk meningkatkan ekonomi digital serta menangkal pembatasan teknologi dari Amerika.
-
Apa yang dikhawatirkan AS tentang stasiun luar angkasa China? NASA berisiko menyerahkan lahan penelitian luar angkasa kepada Tiongkok jika tidak ada pengganti yang siap untuk Stasiun Luar Angkasa Internasional, kata anggota parlemen dalam sidang pada Rabu, (14/2).
Ketegangan yang disebabkan China dan dipanas-panasi oleh AS kian meningkat setelah Pengadilan Arbitrase Internasional (PCA) di Den Haag, Belanda yang mengeluarkan putusan mengenai Laut China Selatan. PCA menyatakan klaim China di hampir semua kawasan tidak berdasar.
Indonesia bersikap netral terkait putusan arbitrase PCA, dengan menyerukan perdamaian and stabilitas kepada negara-negara yang bersengketa di Laut China Selatan.
AS adalah salah satu negara anggota PBB yang sudah menandatangani perjanjian UNCLOS, namun belum meratifikasinya hingga saat ini.
"Untuk AS, ya harus segera (meratifikasi). Sebenarnya sih yang harus dilakukan itu tidak hanya sekedar terhadap AS, tapi kita di kawasan ini harus menghormati hukum laut," kata Deputi Kedaulatan Maritim Kemenkomaritim RI, Arif Havas Oegroseno kepada awak media, di Hotel Shangri-La, kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (22/8).
"Kedua, bagi negara ASEAN lain yang punya klaim di laut, mereka harus bisa sesuaikan klaim mereka, sesuai konvensi hukum laut," lanjutnya.
Ia mengambil contoh, Vietnam yang punya klaim Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Namun Vietnam menarik garis pangkal dari daratan, pulau utama (mainland), ke salah satu pulau kecil itu yang terlalu jauh. Menurutnya, itu tidak sesuai dengan konvensi hukum laut.
"Dan negara lain di kawasan Asia yang jadi claimant di kawasan Laut China Selatan misalnya, ya mereka harus perjelas klaim mereka di Laut China Selatan, berapa sih yang diklaim, wilayahnya mana saja, koordinatnya apa," imbuhnya.
Rule of law, kata dia, tak hanya untuk satu negara, namun semuanya. Hal itu terjadi karena konvensi hukum laut sudah menjadi konvensi yang dihormati 88 persen dari seluruh negara di dunia, dan itu harus dihormati.
Menurut Harvas, keterlibatan AS sangat signifikan. Dia menjawab AS memiliki komitmen yang tegas dan jelas.
"Komitmen AS dalam proses masalah kelautan itu juga clear karena ia terikat dokumen hukum. Jadi ya sangat signifikan. Jika suatu negara bukan bagian dari konvensi hukum laut, jika ia melanggar, kan dia tidak bisa kita gugat. Tapi kalau dia bagian dari konvensi hukum laut, kalau dia tak sesuai, ada suatu proses peradilan yang dibuat dalam hukum laut," pungkasnya.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Perlu kehati-hatian dalam menangani konflik dan menyikapi dinamika situasi yang berkembang," kata Menko Polhukam
Baca SelengkapnyaTema debat berkaitan dengan pertahanan, keamanan, hubungan internasional dan geopolitik.
Baca SelengkapnyaKasal menilai Presiden Prabowo berupaya mencegah segala bentuk pertikaian di kawasan, dengan tetap menjunjung tinggi Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS).
Baca SelengkapnyaIrvansyah juga mengusulkan Kota Ranai di Natuna dibuat seperti stasiun atau pangkalan untuk titik kumpul anggota.
Baca SelengkapnyaAksi Manila ini sering memicu konflik terbuka dengan penjaga pantai China.
Baca SelengkapnyaIndonesia dan China memiliki pandangan yang sama terkait deeskalasi konflik di Timur Tengah, termasuk penyelesaian konflik Israel-Palestina.
Baca SelengkapnyaPrabowo memilih kunjungan pertamanya ke China setelah jadi presiden. Kemudian, dia langsung bertolak ke Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaChina benar-benar nekat membangun pangkalan udara di sana.
Baca SelengkapnyaTeritorial LCS merupakan kawasan perairan yang menjadi sorotan negara yang memiliki kepentingan keamanan dan ekonomi.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Filipina.
Baca SelengkapnyaPernyataan itu muncul di tengah persaingan dua kekuatan besar dunia AS dan China, untuk berebut pengaruh di Indo-Pasifik.
Baca SelengkapnyaSebanyak 13 anggota Dewan Keamanan memberikan suara mendukung rancangan resolusi singkat tersebut, yang diajukan oleh Uni Emirat Arab pada hari Jumat.
Baca Selengkapnya