Survei: Donald Trump Tak Disukai Warga Amerika, Sebagai Presiden dan Pribadi
Merdeka.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tak digemari sebagian besar warga AS, baik sebagai pribadi maupun presiden. Ini berdasarkan hasil survei terbaru yang dirilis pada Minggu (27/1).
Survei dari ABC News/Washington Post yang diselenggarakan Langer Research Associates. Hasilnya, 32 persen warga Amerika menyukai Trump. Sedangkan sebanyak 59 persen tak menyukainya. Bahkan disebutkan, orang-orang yang dipandang merupakan pendukung utama Trump tak terlalu menyukainya. Kalangan evangelis sebanyak 29 persen, 24 persen kalangan sangat konservatif, dan 22 persen kalangan Republik disebutkan memiliki pandangan buruk terhadap Trump. Demikian dilansir dari Newsweek, Selasa (29/1).
Secara keseluruhan, tingkat kesukaan terhadap Trump sebesar 32 persen dinilai sangat buruk. Angka itu hanya 2 poin lebih tinggi dari angka terendah yang diperoleh mantan Presiden Bill Clinton, akibat skandal seks dan proses pemakzulan beberapa tahun lalu. Saat itu, tingkat penerimaan warga AS terhadap Clinton cukup tinggi, 64 persen, sementara tingkat penerimaan terhadap kinerja Trump tak pernah mencapai angka itu. Survei ini menunjukkan tingkat penerimaan terhadap kinerja Trump hanya 37 persen.
-
Siapa yang dipilih warga saat pemilu AS? Ketika warga AS memberikan suara dalam pemilihan presiden mendatang, mereka umumnya akan memilih salah satu dari dua kandidat presiden dan wakil presiden, serta memilih anggota elektor atau electoral.
-
Apa yang terjadi pada Donald Trump? Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump ditembak. Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Kenapa 'Presiden' trending topik? Acara ini menarik perhatian banyak warganet, dan di platform X atau Twitter, kata kunci 'Presiden' menjadi trending topic dengan ribuan komentar mengenai program kerja Prabowo-Gibran serta ucapan selamat.
-
Apa yang diramalkan tentang Donald Trump? Roberts menunjukkan bahwa Trump mungkin lebih fokus pada kekalahannya di masa lalu dibandingkan peluang yang ada saat ini. Maksudnya adalah Trump diramalkan bakal kalah di pemilu presiden tahun ini.
-
Apa dampak penolakan muslim Amerika terhadap Biden? Belum pasti apakah pemilih muslim akan mengalihkan dukungan mereka secara besar-besaran dari Biden, namun perubahan kecil dalam dukungan bisa memiliki dampak pada negara bagian-negara bagian di mana Biden meraih kemenangan dengan selisih tipis pada 2020.
-
Siapa yang meramalkan Trump? Ramalannya itu dilakukan oleh seorang paranormal bernama Paula Roberts yang disiarkan oleh Fox News pada Januari lalu.
Trump melakukan penutupan pemerintah AS terlama saat permintaannya mendanai pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko tak disetujui parlemen. Setelah sebulan lebih, Trump kembali membuka pemerintahan walaupun tanpa dana pembangunan tembok perbatasan. Pada Senin pagi, pelacak peringkat persetujuan FiveThirtyEight menyebut tingkat persetujuan rata-rata Trump hanya 39,4 persen. Turun dari bulan lalu yang mencapai 42 persen.
Trump mengisyaratkan penutupan pemerintah berpeluang kembali dilakukan jika resolusi berkelanjutan selama tiga pekan berakhir. "Menurut saya pribadi (peluang penutupan kembali) kurang dari 50:50," kata Trump dalam sebuah wawancara dengan The Wall Street Journal yang diterbitkan Minggu.
Anggota parlemen Demokrat mengisyaratkan pihaknya akan sepakat menganggarkan dana keamanan perbatasan, tetapi menolak jika untuk pembangunan tembok sebagaimana dijanjikan Trump dalam kampanyenya.
Jajak pendapat dari ABC News/Washington Post menunjukkan sebagian besar warga Amerika pesimis Trump memiliki solusi untuk masalah tersebut. Hampir setengah dari warga Amerika atau 48 persen mengatakan mereka tidak percaya sama sekali pada presiden.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Daftar Terbaru Ranking Presiden AS Dirilis, Siapa Terburuk dan Terbaik?
Baca SelengkapnyaBiden resmi mengumumkan mundur dari konstestasi Pilpres AS dan mendukung Kamala Harris. Dia beralasan, ingin fokus pada tugas-tugasnya di sisa masa jabatan.
Baca SelengkapnyaKala itu, Anies berada di urutan terendah dalam survei. Akan tetapi, Anies justru terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaSurvei: 86% Pemilih Sebut Joe Biden Terlalu Tua untuk Kembali Maju Capres
Baca Selengkapnya"Mayoritas warga cukup/sangat puas atas kinerja Joko Widodo sebagai Presiden, 75,8%," tulis dalam survei tersebut
Baca SelengkapnyaPopulasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau s
Baca Selengkapnyamargin of error yang diterapkan sebesar ±2,9%, pada tingkat kepercayaan 95%
Baca SelengkapnyaHasilnya, TNI memperoleh angka 85,8 persen dan Presiden 77,1 persen.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengatakan, Indonesia dan Amerika Serikat merupakan mitra strategis yang memiliki hubungan kuat dan beragam.
Baca SelengkapnyaDenny menjelaskan mayoritas publik ingin presiden yang bekerja untuk kepentingan, kesejahteraan, dan keadilan publik, bukan partai.
Baca SelengkapnyaSebagian orang AS yang takut jika Trump kembali menjabat sebagai presiden.
Baca SelengkapnyaTrump hari ini mendeklarasikan kemenangan setelah mengalahkan Kamala Harris dalam pilpres AS.
Baca Selengkapnya