Survei: Warga Indonesia tak sebahagia penduduk Malaysia
Merdeka.com - Dalam indeks yang dirilis Jaringan Pembangunan Berkelanjutan (SDSN), Jumat (24/4), Swiss dinobatkan sebagai negara yang penduduknya paling bahagia sedunia. Ini kali ketiga Swiss memuncaki daftar tersebut.
Daftar ini disusun dengan mengukur Produk Domestik Bruto, Pendapatan per kapita, rata-rata usia harapan hidup, angka korupsi, serta kebebasan sosial.
Swiss yang dikenal sebagai produsen jam serta tempat dengan perbankan paling rahasia di dunia memuncaki daftar ini, karena warganya makmur dan tidak memiliki angka kriminalitas tinggi. Selebihnya yang masuk lima besar berturut-turut adalah Islandia, Denmark, Norwegia, dan Kanada.
-
Dimana Swiss berlokasi? Swiss memiliki luas 41.285 km persegi, secara geografis negara ini didominasi banyak pegunungan, salah satunya yang paling terkenal yakni pegunungan Alpen.
-
Bagaimana Swiss menjadi negara terkaya? Pada 2018 silam, Swiss dinobatkan jadi negara yang memiliki masyarakat terkaya di dunia. Temuan itu berdasarkan laporan tahunan Global Wealth Report dari Credit Suisse.
-
Kenapa Swiss dianggap sebagai negara terbaik untuk berbisnis? Swiss diakui sebagai negara terbaik untuk para pengusaha. Bahkan negara itu pun dikenal dengan kemudahan berbisnisnya.
-
Kenapa Swiss terkenal indah? Swiss memiliki luas 41.285 km persegi, secara geografis negara ini didominasi banyak pegunungan, salah satunya yang paling terkenal yakni pegunungan Alpen. Selain dikelilingi pegunungan yang indah, Swiss juga dikelilingi 7000 danau, seperti Danau Jenewa yang merupakan danau terluas di Swiss.
-
Apa keunikan Swiss? Swiss dikenal sebagai negara damai yang tidak memiliki sejarah perang
-
Di mana orang Swiss menikmati alam? Orang menghabiskan musim panas di danau dan di pantai, serta mendaki gunung dan bersepeda. Di musim dingin, mereka menggunakan lereng ski tepat di luar pintu rumah mereka. Setiap musim memiliki sesuatu yang menghibur dan menarik untuk dinantikan.
Sedangkan negara yang dilanda kemiskinan dan perang, menjadi papan bawah. Togo adalah negara yang warganya paling tidak bahagia di dunia, seperti dilansir BBC. Selanjutnya adalah Burundi, Suriah, Benin, dan Rwanda.
Di sisi lain, Indonesia cuma berada di posisi 74. Jauh di bawah Malaysia (61), namun masih berada di atas Vietnam (75). Negara Asia Tenggara yang masuk ke urutan 30 besar daftar SDSN adalah Singapura (24).
Ada 158 negara yang dilibatkan dalam daftar ini. Data yang dipakai termasuk dari Gallup, jajak pendapat akademisi, pelaku usaha, dan pejabat pemerintah.
SDSN adalah organisasi di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Menurut rilis daftar tersebut, mengukur kebahagiaan bisa menjadi parameter keberhasilan pembangunan.
"Data ini bisa dipakai untuk meneliti kebahagiaan dalam proses pembuatan kebijakan yang memungkinkan rakyat hidup lebih baik," tulis SDSN.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Faktanya, selama dua dekade terakhir, kebahagiaan yang dilaporkan sendiri di Amerika telah menurun, terutama di kalangan generasi muda.
Baca SelengkapnyaHasil ini berdasarkan Ray Dalio’s Great Powers Index 2024.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan iBangga, skor indeks kebahagiaan tercatat sebesar 72
Baca SelengkapnyaIndonesia sendiri berada di urutan ke-80 sebagai negara paling bahagia.
Baca SelengkapnyaFinlandia kembali menempati daftar puncak sebagai negara paling bahagia di dunia.
Baca SelengkapnyaDaftar negara paling positif di dunia tahun 2023. Indonesia peringkat pertama.
Baca SelengkapnyaPensiunan di negara ini mendapatkan 70 persen total gaji semasa kerja dengan pencairan terkecil senilai Rp32 juta per bulan.
Baca SelengkapnyaPengangguran terjadi karena ketidakseimbangan antara jumlah lapangan kerja yang tersedia dan laju pertumbuhan penduduk.
Baca SelengkapnyaPeningkatan penduduk miskin di Sulawesi disebabkan rendahnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaWarga lokal Indonesia tidak hanya ramah kepada sesama, tetapi juga kepada warga asing
Baca SelengkapnyaMedia Vietnam, Soha, memprediksi peringkat Indonesia di FIFA bakal turun.
Baca SelengkapnyaTingkat kedermawanan global meningkat sejak pandemi Covid-19.
Baca Selengkapnya