Taiwan Tolak Usulan China Soal Prinsip "Satu Negara, Dua Sistem"
Merdeka.com - Taiwan menolak usulan China yang ingin menjadikan pulau dengan pemerintahan sendiri itu seperti Hong Kong, dengan prinsip yang disebut "satu negara, dua sistem". Gagasan tersebut diusulkan Beijing melalui sebuah makalah yang diterbitkan pekan ini.
Penolakan ini disampaikan Kementerian Luar Negeri Taiwan pada Kamis (11/8), dilansir Reuters.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Taiwan, Joanne Ou menyampaikan dalam konferensi pers di Taipei, hanya rakyat Taiwan yang bisa memutuskan masa depannya.
-
Siapa bos China yang membuat pernyataan kontroversial? Dalam perkembangan terbaru, ia telah meminta maaf atas komentarnya yang kontroversial.
-
Mengapa China menuduh Taiwan sebagai peretas utama? Taiwan, yang memiliki sistem pemerintahan demokratis, di klaim oleh China sebagai bagian dari wilayahnya, sering melaporkan bahwa mereka menjadi korban peretasan dan disinformasi dari China. Namun, jarang terjadi Beijing membalikkan situasi dengan melontarkan tuduhan kepada Taipei.
-
Bagaimana struktur artikel? Sama seperti teks lainnya, artikel juga memiliki struktur yang menyusun kerangka teksnya.
-
Apa yang dibuat ilmuwan China? Albert Einstein pernah berbicara tentang penggunaan mesin udara untuk menciptakan kendaraan yang lebih besar dan lebih cepat. Hal itu ternyata menjadi pemicu ilmuwan China untuk membuatnya. Namun dimodifikasi sedemikian rupa. Malah secara tidak langsung negara itu 'berani' mematahkan pendapat Einstein.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan China? Ilmuwan dari China telah menciptakan desain baterai berbasis air terbaru yang lebih aman dan lebih efisien dalam menyimpan energi dibandingkan dengan baterai ion litium (Li-ion) yang saat ini banyak digunakan oleh manusia.
-
Bagaimana Taiwan merespon tuduhan China? Dalam pernyataannya kepada wartawan di parlemen, yang dikutip oleh Reuters pada Rabu (25/9), Menteri Pertahanan Taiwan Wellington Koo menyatakan bahwa China merupakan peretas utama di dunia. 'China adalah negara yang pertama kali melancarkan serangan siber setiap hari, yang ditujukan kepada Taiwan dan negara-negara lain yang memiliki aspirasi demokrasi serupa. Mereka adalah pelaku utama,' ujarnya.
China, lanjut Ou, memanfaatkan kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taipe sebagai "dalih untuk menciptakan normalitas baru untuk mengintimdasi rakyat Taiwan."
Dalam makalah berjudul "Pertanyaan Taiwan dan Reunifikasi China di Era Baru" itu, China menegaskan kembali janjinya untuk mencapai reunifikasi damai dengan Taiwan dan mengadopsi "satu negara, dua sistem" sebagai prinsip panduan sebagaimana yang diterapkan di Hong Kong. Beijing memuji implementasi sistem tersebut di Hong Kong yang disebutnya sebuah "keberhasilan yang gemilang".
"Sejak Hong Kong dan Makau kembali ke tanah air dan dimasukkan kembali ke dalam pemerintahan nasional, praktik satu negara, dua sistem telah sukses besar," jelas pemerintah China dalam usulan tertulis tersebut.
Dalam salah satu dari lima bab yang merinci kebijakan Beijing tentang reunifikasi dengan Taiwan, "satu negara, dua sistem" digambarkan sebagai "pendekatan terbaik" dan "prinsip dasar".
Dokumen itu mengatakan Beijing akan terus mengeksplorasi solusi "dua sistem" dengan pertimbangan penuh terhadap realitas di Taiwan dan mengakomodasi "kepentingan dan sentimen" masyarakat Taiwan.
Setelah reunifikasi, negara-negara asing dapat terus mengembangkan hubungan ekonomi dan budaya dengan Taiwan dan, dengan persetujuan Beijing, akan diizinkan untuk mendirikan konsulat atau lembaga resmi lainnya di sana. Organisasi dan badan internasional juga bisa mendirikan kantor di sana.
Gagasan "satu negara, dua sistem" muncul pada 1979 dari mantan pemimpin tertinggi Deng Xiaoping sebagai solusi untuk memungkinkan Taiwan mempertahankan sistem ekonomi dan sosialnya dengan imbalan mengakuinya sebagai bagian dari China. Namun Taiwan menolak usulan tersebut.
Prinsip ini berlaku di Hong Kong sejak kota itu diserahkan Inggris ke pemerintahan China pada tahun 1997. Prinsip ini berlaku di Makau sejak 1999 setelah diserahkan Portugis.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menteri Pertahanan Taiwan Wellington Koo mengatakan bahwa China adalah pelaku serangan siber di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaKasal menilai Presiden Prabowo berupaya mencegah segala bentuk pertikaian di kawasan, dengan tetap menjunjung tinggi Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS).
Baca SelengkapnyaChina benar-benar nekat membangun pangkalan udara di sana.
Baca SelengkapnyaGeger peta digital Israel dihapus dari Baidu dan Alibaba.
Baca SelengkapnyaBerikut reaksi Israel saat tahu Hamas-Fatah berdamai demi Palestina bersatu.
Baca SelengkapnyaTerkait masalah Laut China Selatan, pihak pemerintah China membantah pernyataan Kemenhan AS.
Baca SelengkapnyaChina siap menjadi juru damai antara Palestina-Israel.
Baca SelengkapnyaKericuhan mewarnai rapat parlemen Taiwan ketika membahas reformasi wewenang pada Jumat (17/5).
Baca SelengkapnyaMahfud menilai, kesepakatan Prabowo dan Xi Jinping bisa menjadi masalah baru di kawasa
Baca SelengkapnyaIndonesia dan China memiliki pandangan yang sama terkait deeskalasi konflik di Timur Tengah, termasuk penyelesaian konflik Israel-Palestina.
Baca SelengkapnyaSejumlah pengamat mengkhawatirkan kerja sama Indonesia-China dalam sektor maritim di Laut China Selatan.
Baca SelengkapnyaChina menjadi salah satu negara yang berkomitmen dalam memberikan dukungan kepada Palestina selama konflik dengan Israel.
Baca Selengkapnya