Tak Ada Keajaiban di Amerika, Covid-19 Masih Merajalela
Merdeka.com - Sudah beberapa bulan sejak Presiden Amerika Serikat Donald Trump memprediksi bakal ada keajaiban. Pada waktu itu bulan Februari ketika masa-masa awal pandemi covid-19 Presiden Trump mengumumkan, pada bulan April nanti ketika cuaca mulai lebih hangat, virus corona akan "hilang secara ajaib."
Tapi nyatanya tidak. Dan virus itu tidak lenyap layaknya abu seperti klaim Trump pada 5 Juni lalu ketika beralasan untuk membuka kembali perekonomian. Dia mengatakan, "kita ingin semua lockdown di negara-negara bagian diakhiri. Kita mungkin akan melihat sisa bara api atau abu, bahkan mungkin masih ada api, tapi kita akan padamkan. Kita akan padamkan itu semua."
Sebaliknya, Amerika Serikat kini tengah membara, memasuki fase kedua krisis covid-19 dengan jumlah kasus positif baru terus bertambah hingga sudah lebih dari 2 juta kasus dan lebih dari 113.000 kematian. Menurut pengamatan TIME, sebanyak 23 negara bagian setiap hari terus mengalami kenaikan kasus positif. Empat negara bagian yaitu Arizona, California, Mississippi, dan North Carolina masih belum menunjukkan penurunan angka kasus.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa saja penyakit kritis yang meningkat? Berdasarkan data Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kasus penyakit katastropik (jantung, kanker, stroke, gagal ginjal, dan lainnya) di Indonesia mengalami peningkatan sebanyak 23,3 juta kasus di tahun 2022.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Kenapa kasus penembakan massal di AS meningkat? Setiap hari 321 orang jadi korban penembakan massal di AS.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
Sebagian negara bagian sudah memperlihatkan kurva yang mulai turun tapi mengalami gelombang kedua penularan dan di banyak kasus gelombang kedua lebih parah dari gelombang pertama. Di Oregon misalnya, negara bagian itu sudah berhasil mendatarkan kurva di tahap awal dengan angka kasus 1,76 per 100.000 penduduk pada 2 April dan menurun hingga 0,8 pada 24 Mei. Dalam waktu dua pekan kemudian langsung terjadi lonjakan hingga 2,3 pada 8 Juni lalu dan terus bertambah hingga kini.
Dilansir dari laman TIME pekan ini, kondisi membaik di New York, New Jersey dan sebagian wilayah Northeast--dibarengi dengan kondisi memburuk di negara bagian lain sehingga angka kasus di AS mencapai 6 kasus per 100.000 penduduk.
Di Texas, angka rata-rata selama tujuh hari kasus Covid-19 sudah melebihi 1.000 sejak 25 Mei.
Tapi kemudian isu pandemi ini perlahan memudar tergusur isu demonstrasi besar-besaran akibat kematian pria kulit hitam George Floyd oleh polisi kulit putih di Minneapolis pada 25 Mei lalu. Dan peristiwa selanjutnya semacam "mati rasa" terhadap pandemi Covid-19.
Gugus Tugas Penanganan Pandemi dari Gedung Putih yang tadinya setiap hari menggelar jumpa pers sejak awal krisis, kini hanya tiga kali dalam sepekan menggelar konferensi pers dan Wakil Presiden Mike Pence yang menjadi kepala gugus tugas hanya menghadiri salah satu dari tiga jumpa pers dalam sepekan itu.
"Saya khawatir orang mulai menganggap semua ini bisa diterima sebagai kenormalan baru padahal ini tidak normal," kata Dr Tom Inglesby, direktur Pusat Keamanan Kesehatan John Hopkins di Bloomberg School. "Sejumlah negara bagian mengalami ratusan hingga ribuan kasus covid-19 per hari dan kita sebetulnya bisa lebih baik dari ini. Beberapa negara bagian bisa menangani hingga nol kasus."
Tapi sebagian besar negara bagian di AS belum menemui titik terang.
"Apakah kita akan menyerah dan terus menyaksikan ribuan orang Amerika meninggal setiap hari sampai kita menemukan vaksin?" tanya Inglesby. "Semoga saja tidak."
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaKemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.
Baca SelengkapnyaKepala sebuah klinik di Tokyo, Ando Sakuro mengatakan bahwa sepuluh orang telah teruji positif setiap hari sejak akhir Juni.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Singapura melonjak drastis. Indonesia mulai waspada.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengimbau masyarakat tetap menjaga kesehatan. Selain itu, tidak lupa pakai masker di keramaian dan rajin mencuci tangan .
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.
Baca Selengkapnya