Tak dapat air, kerusuhan kasta rendah di India tewaskan 12 orang
Merdeka.com - Warga dari Kasta Jat di Negara Bagian Haryana, sebelah utara India, rusuh sepanjang akhir pekan lalu. Dalam bentrok Minggu (21/2) sore waktu setempat, seorang warga ditembak mati polisi karena terlibat pembakaran beberapa kendaraan. Total 12 orang tewas selama kekerasan terjadi di Haryana, sementara lebih dari 150 lainnya luka-luka.
Kerusuhan ini dipicu oleh unjuk rasa warga Jat yang merasa dianaktirikan pemerintah setempat. Mereka tidak memperoleh pasokan air bersih memadai. Demikian pula akses air untuk bertani.
Ketidakpuasan itu berujung pada penyegelan pintu saluran irigasi oleh ratusan warga Jat yang kemudian dibubarkan paksa oleh kepolisian, seperti dilansir Kantor Berita AFP, Senin (22/2).
-
Di mana warga berebut air bersih? Pemandangan serupa juga terjadi di Blora, Jawa Tengah. Warga Desa Jepangrejo berebut air bersih bantuan dari BBWS Pemali-Juwana.
-
Apa yang bikin warga resah? Momen teror suara ketuk puntu rumah yang terekam di kamera CCTV ini bikin warga sekitar resah.
-
Bagaimana warga mengatasi kesulitan air di Jawa Tengah? Warga pun terpaksa mencari air di dalam hutan yang jaraknya mencapai satu kilometer dari desa mereka.'Kondisinya sudah berlangsung sebulan ini. Padahal kebutuhan air ini untuk memasak dan mandi,' kata Suratmi, salah seorang warga Desa Garangan yang terdampak kekeringan, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Rabu (18/9).
-
Kenapa warga resah? Momen teror suara ketuk puntu rumah yang terekam di kamera CCTV ini bikin warga sekitar resah.
-
Kenapa warga kesulitan air bersih? Kekeringan tahun ini disebabkan oleh fenomena El Nino yang membuat curah hujan sangat rendah.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
Polisi berdalih massa terlanjur beringas dan membakar beberapa rumah saat berdemo, sehingga terpaksa ditembak dengan peluru tajam. Selain membawa parang dan bom molotov, warga disebut menyerbu Pos Polisi di Kota Kalanaur memakai parang.
Kerusuhan Kasta Jat akibat pasokan air di utara India (c) 2016AFP Photo/Sajjad Hussain
Ketua Komunitas Adat Jat, Jaipal Singh Sangwan, mengatakan unjuk rasa akan terus dilakukan apabila pemerintah India tak segera bertindak. Pemerintah pusat di New Delhi kebarnya hingga tadi malam menggelar rapat untuk memenuhi tuntutan massa warga Jat.
"Penyaluran air bersih untuk warga Jat akan diupayakan dalam waktu dekat tapi harus ada dasar hukum baru," kata Anil Jain, politikus dari Partai Bharatiya Janata yang menguasai parlemen.
India masih menjalankan kebijakan diskriminatif untuk kasta-kasta dianggap rendah. Kaum Jat atau Dalit menerima layanan fasilitas publik yang buruk dari pemerintah, termasuk untuk kesehatan, sanitasi, pendidikan, hingga air bersih.
Padahal warga Jat jumlahnya mencapai 8 juta jiwa di Negara Bagian Haryana saja. Gagal panen tahun lalu, ditambah pasokan air bersih yang minim, membuat kehidupan warga sangat merana. Kasta Jat cuma memperoleh 10 persen alokasi air untuk irigasi dan minum, dari total yang dikonsumsi kasta lain.
Kerusuhan Haryana berdampak pada terhentinya pasoan air bersih ke kota-kota lain. Termasuk Ibu Kota New Delhi yang cuma berjarak beberapa puluh kilometer. Sumber air Haryana paling banyak mengalir ke ibu kota. Sekolah-sekolah diliburkan hingga kerusuhan ini berakhir.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Negara dengan penduduk terbanyak di dunia ini mengalami krisis lapangan pekerjaan.
Baca SelengkapnyaWarga di berbagai daerah terpaksa mencari air di dalam hutan yang jaraknya mencapai satu kilometer dari desa mereka.
Baca SelengkapnyaSumber air yang biasanya dimanfaatkan mendadak juga mengering sejak kemarau.
Baca SelengkapnyaSuhu Tembus 50 Derajat Celcius, Dalam 3 Hari 50 Orang Meninggal di Negara Ini
Baca SelengkapnyaTerjangan tanah longsor meratakan dan mengubur beberapa rumah. Sementara, lebih dari 100 orang dikhawatirkan masih terkubur di bawah tanah. Simak selengkapnya!
Baca SelengkapnyaWarga terpaksa mengais kubangan air di sungai demi mencukupi kebutuhan sehari-hari
Baca SelengkapnyaKekeringan yang terjadi disebabkan kemarau panjang dan sebagai dampak banyaknya pembangunan perumahan.
Baca SelengkapnyaKekeringan melanda Desa Jatisari, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Kondisi ini sudah terjadi sekitar sebulan terakhir.
Baca SelengkapnyaJumlah korban tewas diperkirakan bisa meningkat karena lebih dari 20 orang masih terperangkap atau hilang.
Baca SelengkapnyaDilansir dari Xinhua, jumlah korban tewas mengalami bertambah menjadi 95 orang, dengan lebih dari 110 orang terluka.
Baca SelengkapnyaWarga rela antre untuk mendapatkan air demi memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka
Baca SelengkapnyaSumber air di tengah hutan itu kondisinya keruh, namun warga tak punya pilihan lain.
Baca Selengkapnya