Tak dirawat keluarga, nenek ini tiga tahun minum air hujan
Merdeka.com - Du Meiying merupakan salah satu wanita yang sangat miskin di China. Dia tinggal di salah satu gua di pinggiran Kota Yichang, Provinsi Hubei, dan selama tiga tahun bertahan hidup hanya dengan makan nasi dan minum air hujan.
Wanita 52 tahun tersebut tinggal sendirian di sana selama tiga tahun terakhir. Sementara keluarganya mengabaikannya sejak dia mengalami masa-masa sulit.
Sebelumnya, dia pernah diberi sebuah kamar oleh dewan pemerintah China. Lantaran tak cocok dengan tetangganya yang sudah tua, dia pergi dari tempat itu dan tinggal di gua.
-
Apa kondisi yang dialami wanita China itu? Berdasarkan laporan dari SCMP pada Minggu (27/10/2024), wanita yang hanya dikenal sebagai Li mendapati dirinya mendadak tidak responsif, sehingga ia tidak bisa makan, minum, bergerak, atau berkomunikasi.
-
Bagaimana mereka hidup di dalam gua? Selama di dalam gua, kelompok ini tidur di tenda dan menggunakan sepeda pedal untuk menghasilkan listrik guna menyalakan senter mereka. Mereka tidak memiliki telepon atau jam, dan harus mengambil air dari sumur yang berada 45 meter (146 kaki) di bawah tanah.
-
Siapa yang tinggal di rumah tak layak huni? Sudah 15 tahun terakhir, ia tinggal di bangunan tak layak itu bersama suami dan seorang anaknya.
-
Bagaimana perempuan China meninggal dunia? Meskipun staf klinik melakukan upaya darurat, Liu kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Rakyat Nanning Kedua, di mana ia dinyatakan meninggal dunia pada sore harinya.
-
Dimana perempuan China meninggal? Meskipun staf klinik melakukan upaya darurat, Liu kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Rakyat Nanning Kedua, di mana ia dinyatakan meninggal dunia pada sore harinya.
-
Apa yang membuat Eng Sin menjadi miskin? Petaka hadir setelah rumah tangganya hancur.
"Saya mengumpulkan air hujan yang merembes dari dinding gua, memasak dan membersihkan badan dengan air itu juga. Kemudian saya hanya memiliki kubis yang tumbuh di luar gua, yang bijinya diberikan oleh petani lokal," katanya seperti dilansir dari surat kabar Daily Mail, Selasa (8/4).
Lantaran menganggur, Du mendapat jatah Rp 167 ribu per bulan dari para orang-orang dermawan di desa Toudinshi. Uang itu diberikan agar dia dapat membeli beras dan kebutuhan lainnya.
Selama musim dingin, Du mengatakan tubuhnya seperti membeku. "Saya memakai dua celana panjnag bekas ketika musim dingin tiba," ujar dia.
Du juga mengaku hanya punya sepasang sepatu dan itu sudah rusak. Dia juga tidur dari papan bambu yang dia buat sendiri dan menggunakan peti kayu sebagai mejanya.
"Saya tidak tahu bagaimana masa depan saya nanti. Saya tidak punya tempat untuk pergi dan tidak punya keluarga untuk berkeluh kesah," paparnya sedih. (mdk/ard)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Begitu miris, ia hanya bisa memakan menu nasi dan micin serta tinggal di gubuk tak layak
Baca SelengkapnyaWalau hidup serba kekurangan, ia tampak selalu tersenyum
Baca SelengkapnyaSeorang wanita diketahui hidup di sebuah bangunan yang memilukan.
Baca SelengkapnyaBerikut kisah nenek hampir 100 tahun pungut beras yang jatuh di penggilingan untuk makan.
Baca SelengkapnyaTinggal sendiri di rumah kontrakan, Nenek Nursi kesehariannya hanya berjualan sayur. Uangnya bahkan sempat diambil orang.
Baca SelengkapnyaSudah tiga bulan, ratusan warga Desa Sukagalih, Jonggol, Bogor terpaksa memenuhi kebutuhan air dengan mengandalkan aliran Sungai Cihoe.
Baca SelengkapnyaKakek di Gorontalo hanya santap parutan kelapa untuk mengganjal perut lapar hingga disorot warganet.
Baca SelengkapnyaKini tak lagi didampingi suami, wanita itu tinggal di gubuk sederhana sekaligus hidup menggunakan uang tabungan senilai puluhan juta.
Baca SelengkapnyaKisah Vina tinggal di gubuk jauh di tengah hutan bersama kedua orang tuanya.
Baca SelengkapnyaDi tengah-tengah masyarakat yang hidup berkecukupan, ada sebuah perkampungan dengan kondisi begitu miris.
Baca SelengkapnyaWarga harus berjuang keras untuk mendapatkan air di tengah bencana kekeringan.
Baca Selengkapnya