Tak hanya bandar narkoba, pecandu juga siap dibunuh Duterte
Merdeka.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte semakin keras dalam memberantas kejahatan termasuk narkoba. Setelah dilantik menjadi presiden Filipina kemarin, Duterte kembali mengeluarkan pernyataan untuk membunuh semua yang berurusan dengan narkotika, termasuk para pecandu.
Dikutip dari The Guardian, Jumat (1/7), Duterte dalam pidatonya mengatakan akan segera memberantas kejahatan narkoba di negaranya. Dia kemudian mengajak warganya untuk membunuh juga para pecandu, alasannya untuk memberikan efek jera.
Dari pidato yang disampaikan kepada 500 orang pendengar, terlihat tekad kuat sang presiden baru untuk memberantas kejahatan,terutama narkoba.
-
Siapa yang dilantik sebagai Presiden? Pada tahun 2024, pelantikan ini akan menjadi penutup dari rangkaian Pemilihan Umum yang telah berlangsung, di mana Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka terpilih sebagai presiden dan wakil presiden.
-
Siapa Presiden pertama Filipina? Manuel Roxas mengambil kembali sumpahnya sebagai Presiden pertama Republik Filipina, setelah menyepakati perjanjian dengan Amerika Serikat.
-
Siapa yang dilantik menjadi Presiden? Pelantikan Mikhail Gorbachev Sebagai Presiden Uni Soviet pada 15 Maret 1990
-
Siapa yang dilantik sebagai Presiden dan Wapres? Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029 pada 20 Oktober mendatang.
-
Bagaimana Filipina merdeka? Manuel Roxas mengambil kembali sumpahnya sebagai Presiden pertama Republik Filipina, setelah menyepakati perjanjian dengan Amerika Serikat.
-
Kapan presiden Filipina naik helikopter? Marcos Jr dan istrinya terlihat berada di lokasi konser indoor terbesar di dunia itu pada Jumat lalu.
"Mereka (pengedar dan pecandu) yang mengganggu anak-anak kita. Saya peringatkan kalian semua untuk tidak mengikuti mereka, walaupun kami seorang polisi, karena saya benar-benar akan membunuh kalian," ujar Duterte.
"Jika kalian tahu di mana keberadaan para pecandu, silakan bunuh mereka dengan tangan kalian sendiri, seperti halnya orang tuanya yang mengajarkan demikian," lanjut dia.
Pria 71 tahun ini sebelumnya menangkap beberapa petugas kepolisian yang ketahuan menjadi pengedar narkoba. Bekerja sama dengan pengedar aslinya, para polisi ini membuka jalan agar narkoba bisa sampai ke tangan anak-anak muda Filipina.
Hal ini yang membuat dia sangat kesal. Bagi Duterte, tugas polisi adalah menjaga masyarakat dari berbagai bahaya, termasuk narkoba.
Mantan Wali Kota Davao ini memang terkenal ganas dalam memberantas kejahatan. Tak heran, setelah terpilih menjadi Presiden Filipina Mei lalu, sudah lebih dari seribu penjahat terbunuh di Filipina.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Duterte mengklaim penggantinya tersebut sedang merencanakan amandemen undang-undang untuk menghapus batas masa jabatan presiden.
Baca SelengkapnyaAndi Rian menyebut peredaran narkoba saat ini cukup meresahkan. Kondisi itu akibat banyaknya permintaan.
Baca SelengkapnyaDia juga menginstruksikan anak buahnya untuk menembak mati pengedar narkoba sesuai mekanisme
Baca SelengkapnyaMartinus menyebut, ketika struktur aparat terlibat dalam peredaran narkoba, maka kekuatan jaringan itu akan semakin kuat.
Baca Selengkapnya"Kalau narkoba ini tidak disikat dengan keras, maka negara ini akan di lemahkan dengan narkoba," tegas Ganja
Baca SelengkapnyaJenderal bintang dua Polri mengultimatum ke para bandar narkoba agar bertobat sebelum ditangkap.
Baca SelengkapnyaBukan hanya bandar, namun kurir pun akan dijerat tindak pidana pencucian uang (TPPU)
Baca SelengkapnyaCalon presiden sekaligus anggota majelis nasional Ekuador, Fernando Villavicencio, ditembak mati orang tak dikenal
Baca SelengkapnyaPenggerebekan terbaru dilakukan polisi pada Minggu (10/3) lalu.
Baca SelengkapnyaPelaku narkoba tetap memiliki hak asasi manusia (HAM) yang harus dijaga.
Baca SelengkapnyaHarus ada tindak tegas agar aparat tidak lagi terlibat dalam peredaran narkoba.
Baca SelengkapnyaKepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Komjen Pol Marthinus Hukom menyatakan narkotika lebih dahsyat dan berbahaya dari terorisme.
Baca Selengkapnya