Tak kuat tanggung kemiskinan, ibu kapak 4 anaknya lalu bunuh diri
Merdeka.com - Seorang ibu di China membunuh empat anaknya dan dirinya sendiri. Perbuatan ini dilakukan sang ibu karena tidak kuat menanggung beban kemiskinan. Akibatnya, kasus ini menjadi perdebatan mengenai masalah kesenjangan kemiskinan.
Kantor berita AFP, Rabu (14/9) melaporkan, Yang Galian membunuh tiga putri dan seorang putranya dengan kapak. Anak-anaknya diketahui masih berusia antara 3 hingga 6 tahun.
Kepolisian Provinsi Gansu menyampaikan, ibu 28 tahun itu kemudian bunuh diri dengan meminum pestisida. Sementara itu, sang nenek ditemukan masih hidup dan bisa berbicara.
-
Bagaimana ibu tersebut meninggal? Ibunya berpulang dengan penuh cinta kasih sesaat setelah terhuyung di restoran.
-
Bagaimana cara ibu korban membunuh kedua anaknya? Luka-luka yang ditemukan menunjukkan kekerasan yang ekstrem. MB ditemukan dengan delapan luka bacok di tubuhnya, sementara BN mengalami enam luka bacok.
-
Kenapa keluarga ini nekat bunuh diri? 'Kita membutuhkan pemeriksaan scientific, kita butuh pemeriksaan DNA, kita butuh pemeriksaan autopsi psikologi yang kemudian secara komprehensif baru nanti bisa kita simpulkan,' kata Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan dalam keterangannya dikutip Kamis (14/3).
-
Bagaimana cara keluarga itu dibunuh? Terdapat 15 kerangka perempuan, anak-anak, dan pemuda yang tewas akibat pukulan kuat di kepala. Semua mayat pada lokasi ini memiliki tanda bekas pukulan di tengkorak mereka, ini menunjukan pada masanya mayat-mayat tersebut dibunuh secara brutal.
-
Bagaimana cara anak itu meninggal? Antropologi fisik di lokasi menyatakan bocah itu berusia 10 tahun saat meninggal dengan gigi terkikis dan tanda-tanda infeksi didalam mulutnya.
-
Siapa yang merasakan sedihnya ibu? Anak-anak memiliki tingkat sensitivitas emosional yang sangat tinggi, terutama terhadap perasaan ibu mereka. Mereka secara alami dapat mendeteksi perubahan emosi dan energi yang dirasakan oleh orang tua. Ketika kamu mengalami kesedihan atau kemarahan, anak-anak akan merasakan ketidaknyamanan tersebut dan berusaha untuk meringankan perasaanmu.
Botol pestisida bekas diminum Yang berada di samping nenek tersebut. Sementara mayat anak-anak perempuan itu tergeletak tak jauh dari tempat Yang ditemukan.
Sambil tersedu, sang nenek menangis seraya bertanya, "Kau tega. Seharusnya kau meninggalkan Yifan untuk saya, mengapa kau tega?". Yifan adalah anak tertua Yang, dia biasanya berbagi tempat tidur dengan sang nenek.
Yang rupanya sempat dilarikan ke rumah sakit, namun menolak untuk dirawat. Beberapa saat kemudian dia meninggal akibat keracunan.
Dua minggu kemudian setelah pemakaman, suaminya Li Keying juga bunuh diri dengan meminum racun. Keluarga Yang termasuk golongan teramat miskin di desa Agushan.
Mereka tidak beroleh tunjangan pemerintah. Alasan pemerintah tidak memberikan tunjangan karena pendapatan mereka terbilang masih di atas ambang batas garis kemiskinan di China.
Rata-rata pendapatan terkecil di China adalah 2.300 Yuan (setara Rp 4,5 juta) per tahun.
Kasus keluarga Yang dilaporkan sebagai akibat dari korupsi yang menjamur di Negeri Tirai Bambu. Sementara itu, setelah diusut, keluarga Yang tidak mendapat tunjangan karena tidak menyuap pejabat lokal.
Kasus Yang menjadi sorotan media sosial. Para netizen mengecam tindakan korupsi yang terjadi di negara mereka.
Menurut ekonom dari Bank Pertanian China, Xian Songzuo, kasus ini menggambarkan realitas kemiskinan yang parah di tengah perkembangan ekonomi China.
"Di satu sisi ada pejabat korup yang menggelapkan ratusan juta dan orang-orang kaya yang menghabiskan ribuan Yuan setiap hari, berlomba-lomba siapa yang bisa menghabiskan uang lebih banyak, sementara di sisi lain, ada masyarakat miskin yang kehilangan asa untuk hidup," kata Xian.
China merupakan negara dengan perekonomian terbesar kedua dunia, namun kesenjangan sangat besar. Berdasarkan laporan Biro Statistik Nasional, 70 juta orang masih hidup di bawah garis kemiskinan di China, terutama di daerah pedesaan.
"Kasus ini membuat terkejut rakyat China yang tinggal di kota maju di timur, karena kebanyakan kami tidak bisa membayangkan ada jutaan warga China masih miskin," kata ahli pembangunan kota dari Akademi Ilmu Sosial China, Dang Guoying. (mdk/ard)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sekeluarga Tewas di Malang Diduga Bunuh Diri Bersama
Baca SelengkapnyaSeorang ayah ingin mengakhiri hidupnya, setelah mengetahui empat anak yang dikunci di dalam kamar mandi tewas.
Baca SelengkapnyaDari hasil penelusuran si ibu tersebut tidak masuk dalam pendampingan Dinsos bagi mereka yang orang dengan gangguan kejiwaan (ODGJ).
Baca SelengkapnyaSeorang ayah di Jagakarsa diduga ingin mengakhiri hidupnya setelah mengetahui empat anak yang dikunci di kamar mandi tewas.
Baca SelengkapnyaPanca dengan kejinya menghilangkan nyawa keempat anaknya pada hari Minggu tanggal 3 Desember 2023
Baca SelengkapnyaVideo yang diunggah oleh akun TikTok @liintanggliintangg ini viral mencuri perhatian.
Baca SelengkapnyaD mengalami KDRT oleh Panca hingga pada akhir pekan lalu hingga akhirnya dirawat di RSUD.
Baca SelengkapnyaWarga awalnya hanya mencium bau busuk dan tak mencurigai rumah korban menjadi sumber aroma tersebut.
Baca SelengkapnyaSelama mengontrak itu diketahui Panca sama sekali tidak memberikan indentitas berupa KTP atau KK kepada ketua RT setempat.
Baca SelengkapnyaSeorang ayah di Jagakarsa, Jakarta Selatan tega membunuh 4 anaknya sendiri.
Baca SelengkapnyaAyah 4 Bocah Jagakarsa Tewas Sempat Dipanggil Polisi Kasus KDRT Tapi Mangkir Alasan Jaga Anak
Baca SelengkapnyaSang anak berinisial AKE (12) sempat keluar rumah untuk minta tolong kepada tetangga, namun ayah, ibu, dan kembarannya tak selamat
Baca Selengkapnya