Tak punya lengan lalu ditolak kuliah, pria China kini sukses
Merdeka.com - Hu Xialu, pemuda asal Provinsi Zhejiang, China kini menjadi pengusaha sembako sukses di daerahnya. Jalan hidup sebagai wirausahawan dia ambil, setelah ditolak oleh universitas ketika ingin lanjut studi. Pemuda 24 tahun ini hidup tanpa kedua lengannya lantaran tersetrum saat masih delapan tahun.
Walaupun hidup tanpa kedua lengan, dia terus berusaha membuat kehidupannya lebih baik. Hu mengaku tidak pernah patah semangat, seperti yang dilaporkan Shanghaiist.com, Jumat (2/1).
Setelah menempuh pendidikan formal dari sekolah dasar hingga menengah atas, pada 2009 ia mendaftar ke Beijing Professional Business Institute. Namun usai melihat kondisinya yang tanpa lengan itu, sekolah tinggi tersebut menolaknya.
-
Bagaimana Hasan memulai usaha lele? Bermodal Rp200.000 Hasan memulai usaha pemijahan lele dengan satu kolam terpal. Hasilnya, Hasan mendapatkan untung Rp800.000.
-
Siapa yang terinspirasi untuk membuka usaha? Usaha ini bermula dari suami Qori yang memiliki ketertarikan dalam dunia kuliner.
-
Apa ciri khas wirausahawan? Walaupun banyak orang dapat memikirkan konsep bisnis yang menarik, hanya mereka yang berani menginvestasikan waktu dan usaha untuk mewujudkannya yang dapat berharap untuk melihatnya berkembang.
-
Siapa yang sukses jadi pengusaha di usia muda? Hal ini telah dibuktikan Via, yang dulunya hanya seorang pembantu dengan penghasilan Rp20.000 sehari. Namun, kini Via telah menjadi pengusaha muda yang sukses dan mandiri.
-
Siapa yang bisa sukses di bisnis kuliner? Kamu bisa melihat kesuksesan bisnis makanan dan hantaran dari Mamadis Kitchen misalnya. Dia berhasil mengembangkan brand-nya dan mencuri perhatian pencinta kuliner, berkat kemauannya mempromosikan produknya lewat media sosial.
-
Bagaimana Wina memulai usaha? Sebelum kerja di PT, pabrik permen,' kata Wina mengutip Youtub Zayn YR, Kamis (4/7). Bermula dari Hobi Masak Diungkap Wina, setelah keluar dari pabrik Ia langsung terinspirasi untuk membuka usaha sendiri di rumah.
Tak mau terpuruk terlalu lama, pria ini membuka usaha kelontongnya sendiri di daerah kelahirannya. Ia mulai membuka usahanya dengan memiliki sebuah toko berukuran 30 meter persegi.
Saat ini, toko kelontongnya berkembang semakin pesat. Dia yang mengontrol semua transaksi jual beli di tokonya dibantu dengan ibunya pada bagian pengantaran barang.
"Saya sangat senang dengan usaha yang saya miliki dan saya akan membayar siapapun yang menolong saya dalam menjalankan usaha ini," ujar Hu.
"Walaupun tanpa lengan, saya masih memiliki kaki untuk berdiri. Tak peduli sesulit apapun cobaan dihidupmu, janganlah kamu menyerah," lanjut Hu penuh semangat.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Walau dia tak tamat menempuh pendidikan di bangku SD, nyatanya kini ia berhasil menjadi seorang bos dengan punya banyak karyawan.
Baca SelengkapnyaPanji mulai menyadari efek buruk tidak serius sekolah. Ia sulit mendapatkan pekerjaan.
Baca SelengkapnyaKesuksesan akan bergantung pada kerja keras yang dilakukan seseorang.
Baca SelengkapnyaKerasnya hidup harus dijalani Ilham ketika dia tidak naik kelas selama dua tahun berturut-turut.
Baca SelengkapnyaBekas buruh pabrik plastik yang sukses merangkak menjadi orang terkaya di Hongkong.
Baca SelengkapnyaPerjuangan keras harus ditempuh pria bernama Hadi di usianya yang masih belia.
Baca SelengkapnyaPelajaran ini awalnya diberikan sang ibu karena nilai sang anak turun.
Baca SelengkapnyaSetelah berhasil membuka usaha minuman, Ilham pun memiliki keinginan untuk merambah ke usaha makanan.
Baca SelengkapnyaAwalnya, Hilmi mencoba melamar program pemerintahan seperti PPPK, PNS, hingga pendamping desa PKH. Namun semuanya gagal.
Baca SelengkapnyaPria ini memutuskan keluar dari BUMN karena ingin menemani ibunda yang tinggal sendiri di kampung halaman.
Baca SelengkapnyaDi usia 19 tahun, ia merintis usaha gelangnya sendiri tanpa menggunakan sponsor dari siapapun.
Baca SelengkapnyaPerjalanan hidup Zhang adalah bukti nyata kekuatan tekad dan kerja keras yang mampu mengubah nasib seseorang.
Baca Selengkapnya