Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Takut jasad tak dikenali, warga Afghanistan simpan catatan kecil di dalam dompet

Takut jasad tak dikenali, warga Afghanistan simpan catatan kecil di dalam dompet Penyerangan hotel mewah di Kabul. ©2018 REUTERS/Omar Sobhani

Merdeka.com - Mujeebullah Dastyar membuka dompetnya yang berisi sehelai kertas bertuliskan nama dirinya, nomor telepon penting, golongan darah, dan alamat tempat dia bekerja.

"Jika saya terluka atau bahkan tewas dalam serangan, setidaknya dokter mendapatkan informasi tentang saya," kata Mujeebullah, seperti dilansir dari laman Aljazeera, Senin (29/1).

Seperti penduduk Kabul, Afghanistan, lainnya, Mujeebullah, 28 tahun, merasa tidak berdaya setelah Taliban mengklaim serangan bom bunuh diri pada Sabtu lalu di ibu kota Afganistan tersebut, yang membuat lebih dari 100 orang tewas dan 235 korban lainnya terluka.

Mujeebullah mengaku banyak korban yang hilang setelah serangan tersebut, termasuk temannya. Jadi dia harus mengunggah informasi tentang ciri-ciri orang yang dicari di media sosial, di mana dia dirawat atau apakah dia masih hidup atau sudah meninggal.

Karena rasa yang tidak aman ini, pria pegawai negeri itu kini harus sering-sering menelepon orang tuanya yang berada di luar negeri, untuk memberitahu keadaan dirinya.

"Mereka (orang tua) sangat mencemaskan keadaan saya. Tapi saya sudah melihat serangan seperti ini sejak lahir, jadi saya sudah siap segalanya. Saya sudah berpengalaman untuk hal seperti ini," kata Mujeebullah.

Ketakutan juga dialami mahasiswa ilmu politik, Fazila Shahedi (20). Suara sirine ambulans mengingatkan dia pada ledakan mematikan tersebut.

Shahedi juga menyimpan catatan kecil di dompet dan saku jaketnya. Jadi, jika salah satu catatan rusak akibat serangan, masih ada satu catatan lagi di tempat lainnya.

"Tidak ada seorangpun yang tahu jika saya mati besok dalam serangan bom bunuh diri. Jadi catatan itu akan menolong keluarga dan teman saya," kata Shahedi.

Lain hal dengan Mujeebullah dan Shahedi, salah satu warga Kabul berusia 25 tahun mengaku dia akan menuliskan sesutau di buku hariannya.

"Ketika saya merasa tak berdaya, saya menuliskannya di buku harian saya. Melihat situasi saat ini di Kabul, saya tidak tahu apakah saya akan hidup. Saya tidak bisa tidur sepanjang malam kemarin, jadi saya berpikir akan menulis catatan di halaman pertama buku harian saya, meminta siapapun yang mendapatkan lebih dahulu setelah saya mati, untuk tidak membaca apa pun isi yang ada di dalamnya," kata dia.

"Saya sudah beritahukan kepada orang tua, kalau saya mati jasad saya tolong diserahkan ke Universitas Kedokteran Kabul untuk praktik mahasiswa."

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Dahsyatnya Banjir Bandang Menerjang Arghanistan, Puluhan Tewas dan Lebih dari 40 Orang Hilang
FOTO: Dahsyatnya Banjir Bandang Menerjang Arghanistan, Puluhan Tewas dan Lebih dari 40 Orang Hilang

Sedikitnya sekitar 30 orang tewas saat terjangan banjir bandang dahsyat menyapu beberapa wilayah Afghanistan pada akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya
Kementerian Luar Negeri Pastikan Diplomat Indonesia Selamat  dan Aman Setelah Diserang Bom di Pakistan
Kementerian Luar Negeri Pastikan Diplomat Indonesia Selamat dan Aman Setelah Diserang Bom di Pakistan

Diplomat Indonesia bersama dengan sejumlah diplomat negara lainnya menjadi korban serangan teroris saat dalam perjalanan menuju sebuah acara di Pakistan.

Baca Selengkapnya
Perut Masih Tertancap Celurit, Sekuriti Ditemukan Tewas Berlumuran Darah
Perut Masih Tertancap Celurit, Sekuriti Ditemukan Tewas Berlumuran Darah

Diduga sebagai korban pembunuhan, Jenazah seorang sekuriti ditemukan warga. Sebuah cerurit juga masih menancap di perutnya.

Baca Selengkapnya
Mencekam, 44 Orang Tewas Usai Bom Bunuh Diri Porak-Porandakan Acara Partai Politik di Pakistan
Mencekam, 44 Orang Tewas Usai Bom Bunuh Diri Porak-Porandakan Acara Partai Politik di Pakistan

Serangan bom bunuh pada hari Minggu (30/7/2023) tersebut terjadi di tengah rapat umum politik.

Baca Selengkapnya
Pria di Aceh Utara Nekat Gantung Diri, Diduga Karena Masalah Asmara
Pria di Aceh Utara Nekat Gantung Diri, Diduga Karena Masalah Asmara

Pihak keluarga korban menolak untuk dilakukan visum.

Baca Selengkapnya