Taliban Didemo Ribuan Warga Kandahar Menentang Pengusiran 3.000 Keluarga
Merdeka.com - Ribuan warga Afghanistan berunjuk rasa menentang Taliban di kota Kandahar di wilayah selatan pada Selasa, menurut seorang mantan pejabat pemerintah dan berdasarkan tayangan televisi lokal. Warga turun ke jalan untuk berunjuk rasa setelah warga diminta mengosongkan kawasan perumahan tentara.
Massa berkumpul di depan rumah gubernur di Kandahar setelah sekitar 3.000 keluarga diminta meninggalkan perumahan tersebut, menurut mantan pejabat pemerintah yang menyaksikan unjuk rasa.
Tayangan video menunjukkan massa menutup jalan di kota tersebut, seperti dilansir Reuters, Rabu (15/9).
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Dimana warga demo jalan rusak? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
-
Kenapa warga demo jalan rusak? 'Ke mana uang pajak kami? Ke mana uang pajak kami? Bertahun-tahun kami merasakan jalan rusak yang seperti ini,' seru sang orator dalam sebuah video yang diunggah lewat Instagram @merapi_uncover.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Bagaimana cara warga menunjukkan ketidakhadiran mereka? Akibatnya, tamu undangan tampak tak satupun hadir meski biduan sudah bernyanyi di atas panggung.
-
Siapa yang masuk ke lapangan dan membuat kerusuhan? Peristiwa itu berawal saat salah satu suporter tuan rumah masuk ke dalam lapangan.
Kawasan yang terdampak sebagian besar ditinggali keluarga pensiunan jenderal angkatan darat dan anggota pasukan keamanan Afghanistan lainnya.
Para keluarga tersebut, beberapa dari mereka telah tinggal di distrik itu hampir 30 tahun, diberi waktu tiga hari untuk pindah, kata pejabat tersebut yang telah berbicara dengan beberapa keluarga yang terdampak.
Juru bicara Taliban tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait pengusiran ini.Unjuk rasa menentang Taliban yang terjadi secara sporadis kerap berakhir dengan bentrokan, walapun tidak ada laporan terkait kekerasan pada Selasa.
Para pemimpin Taliban telah berjanji untuk menyelidiki kekerasan, tapi memerintahkan pengunjuk rasa mengajukan izin sebelum menggelar demo.
Pada Jumat, PBB menyampaikan respons Taliban terhadap unjuk rasa damai belakangan ini kerap menggunakan kekerasan.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah warga Rempang mengusir petugas yang hendak menawarkan relokasi.
Baca SelengkapnyaReaksi polisi kabur diskak advokat karena debat keras soal halangi bantuan hukum untuk para demonstran yang ditangkap.
Baca SelengkapnyaUnjuk rasa warga Dago Elos berujung tindakan represif dari kepolisian.
Baca SelengkapnyaMahasiswa memaksa pengungsi naik ke truk yang telah disediakan. Semua barang milik pengungsi ikut diangkut
Baca SelengkapnyaAksi penolakan itu dilakukan di depan tenda darurat tempat penampungan puluhan orang etnis Rohingya tersebut di Pantai Ujung Damak.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya mereka menuntut untuk menyikapi konflik lahan di Rempang.
Baca SelengkapnyaSeorang warga yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan, massa yang berjumlah sekira seribuan orang mendatangi kantor bupati dan DPRD setempat.
Baca SelengkapnyaAksi pembakaran ban, spanduk dan poster pecah usai hasil putusan MK terkait gugatan sengketa Pilpres 2024 mendapat penolakan dari masyarakat pendukung 01 & 03.
Baca SelengkapnyaAksi demonstrasi itu dilakukan di Jalan Ir. H. Juanda, Depok.
Baca SelengkapnyaTerbaru, teror KST terjadi di Puncak Ilaga, Minggu (12/11) pukul 16.30 WIT.
Baca SelengkapnyaMereka kemudian membakar spanduk besar bergambar Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming, Kaesang Pangarep dan menantu Bobby Nasution
Baca SelengkapnyaBuruh meminta stop PHK buruh tekstil hingga mencabut Permendag Nomor 8 Tahun 2024.
Baca Selengkapnya