Taliban Lakukan Dialog Damai sama AS, Menolak dengan Afghanistan
Merdeka.com - Taliban menolak pembicaraan damai dengan pemerintah Afghanistan yang direncanakan digelar di Arab Saudi pada Januari 2019. Kelompok gerilyawan itu justru memilih bertemu dengan pejabat Amerika Serikat.
Dialog damai telah mereka mulai di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, awal Desember 2018 ini. Demikian seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (31/12).
Perwakilan dari Taliban, Amerika Serikat dan negara-negara kawasan bertemu bulan ini di Uni Emirat Arab untuk mengadakan pembicaraan untuk mengakhiri perang 17 tahun di Afghanistan.
-
Siapa yang berhadapan dengan Arab Saudi? Timnas Indonesia berhadapan dengan Arab Saudi pada matchday pertama Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang berlangsung pada Jumat (6/9) dini hari WIB.
-
Siapa yang gelar rapat bahas situasi Timur Tengah? Presiden Jokowi hari ini dijadwalkan menggelar rapat khusus membahas situasi geopolitik terkini menyusul serangan Iran ke Israel yang memicu ketegangan di Timur Tengah yang dikhawatirkan berdampak terhadap Indonesia.
-
Siapa yang terlibat dalam pertemuan tersebut? Kepala Badan Perlindungan Pekerjaan Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani menemui Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Hadi Tjahyanto di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (5/3/).
-
Dimana pertemuan berlangsung? Kunjungan ini diterimanya di Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad) Jakarta, Senin (22/4) kemarin.
-
Kenapa Jokowi rapat bahas situasi Timur Tengah? Presiden Jokowi hari ini dijadwalkan menggelar rapat khusus membahas situasi geopolitik terkini menyusul serangan Iran ke Israel yang memicu ketegangan di Timur Tengah yang dikhawatirkan berdampak terhadap Indonesia.
-
Apa yang terjadi di Arab Saudi? Baru-baru ini dunia dihebohkan dengan fenomena salju yang turun di tengah padang pasir di wilayah Al-Jaws di Arab Saudi.
Tetapi Taliban telah menolak untuk mengadakan pembicaraan resmi dengan pemerintah Afghanistan yang juga didukung Barat.
"Kami akan bertemu pejabat AS di Arab Saudi pada Januari tahun depan dan kami akan memulai pembicaraan yang tetap tidak lengkap di Abu Dhabi," kata seorang anggota Dewan Kepemimpinan pengambilan keputusan Taliban.
"Namun, kami telah menjelaskan kepada semua pemangku kepentingan bahwa kami tidak akan berbicara dengan pemerintah Afghanistan."
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid juga mengatakan, para pemimpin kelompok itu tidak akan berbicara dengan pemerintah Afghanistan.
Para militan bersikeras untuk mencapai kesepakatan dengan Amerika Serikat, yang kelompok itu anggap sebagai kekuatan utama di Afghanistan sejak pasukan pimpinan AS menggulingkan pemerintah Taliban pada tahun 2001.
Upaya diplomatik untuk menyelesaikan konflik semakin intensif setelah perwakilan Taliban mulai bertemu utusan AS untuk rekonsiliasi Afghanistan, Zalmay Khalilzad tahun ini. Para pejabat dari pihak yang bertikai telah bertemu setidaknya tiga kali untuk membahas penarikan pasukan internasional dan gencatan senjata pada 2019.
Tetapi Amerika Serikat bersikeras bahwa penyelesaian akhir harus dipimpin oleh orang Afghanistan.
Menurut data dari misi Resolute Support yang dipimpin NATO yang diterbitkan pada November, pemerintahan Presiden Ashraf Ghani memiliki kendali atau pengaruh terhadap 65 persen populasi, tetapi hanya 55,5 persen dari 407 distrik di Afghanistan, lebih sedikit daripada kapan pun sejak 2001.
Di sisi lain, Taliban mengatakan mereka mengendalikan 70 persen negara.
Seorang staf dekat Ghani mengatakan pemerintah akan terus berusaha untuk membangun jalur komunikasi diplomatik langsung dengan Taliban.
"Pembicaraan harus dipimpin oleh Afghanistan dan dimiliki oleh Afghanistan," kata ajudan yang tidak bersedia disebutkan namanya itu. "Adalah penting bahwa Taliban mengakui fakta ini."
Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan penarikan pasukan Amerika dari Suriah, keputusan yang mendorong pengunduran diri Menteri Pertahanan James Mattis, dan ada laporan bahwa ia sedang mempertimbangkan penarikan separuh pasukan AS yang ada di Afghanistan.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dikabarkan sedang mempertimbangkan menarik pasukan AS dalam jumlah yang signifikan dari Afghanistan, demikian dikatakan pejabat senior pemerintah.
Pejabat itu mengatakan, sekitar 7.000 tentara kira-kira separuh dari total militer AS yang ada di Afghanistan bisa pulang dalam beberapa bulan mendatang, demikian seperti dikutip dari BBC, Jumat (21/12).
Kloter pertama pasukan Amerika kemungkinan pulang paling cepat bulan depan, ujar pejabat-pejabat kepada kantor-kantor berita Amerika.
Saat ini terdapat 14 ribu tentara Amerika di Afghanistan. Misi mereka adalah melatih dan memberi masukan kepada pasukan Afghanistan untuk mengambil alih tanggung jawab keamanan di negara mereka sendiri.
Reporter: Rizki Akbar Hasan
Sumber: Liputan6.com
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saudi, UEA dan 7 Negara Islam Lain Tolak Putus Hubungan dengan Israel
Baca SelengkapnyaAksi berakhir pada pukul 10.00 WIB. Arus lalu lintas di sekitar lokasi berangsur normal.
Baca SelengkapnyaPara pemimpin Arab ini mengungkapkan keinginannya saat bertemu Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken.
Baca SelengkapnyaSaudi Abaikan Normalisasi dengan Israel Imbas Gaza, Malah Perkuat Hubungan dengan AS
Baca SelengkapnyaArab Saudi menjadi salah satu negara yang dicemooh karena memilih sikap tidak acuh atas penderitaan warga Gaza, Palestina.
Baca SelengkapnyaPengaran MBS kembali menegaskan sikap Kerajaan Saudi dalam konflik Palestina-Israel.
Baca SelengkapnyaAcara buka puasa bersama para komunitas Muslim Amerika sedianya diselenggarakan pada Selasa (2/4).
Baca SelengkapnyaJenderal Agus Subiyanto mendapat hormat saat bertamu ke Markas Besar Angkatan Bersenjata Arab Saudi.
Baca SelengkapnyaIsu normalisasi hubungan Arab Saudi dan Israel bukan hal baru, namun banyak pertanyaan yang menyelimutinya.
Baca SelengkapnyaIndonesia menyambut baik diadopsinya Resolusi DK PBB 2735 yang diusulkan Presiden AS Biden dengan proposal tiga fase untuk gencatan senjata permanen di Gaza.
Baca SelengkapnyaJokowi akan menemui Presiden Amerika Serikat Joe Biden di negeri Paman Sam.
Baca SelengkapnyaJokowi akan bertemu Presiden Amerika Serikat Joe Biden untuk menyuarakan posisi Indonesia mengenai Gaza.
Baca Selengkapnya