Taliban Tak Izinkan Anak Perempuan Kembali ke Sekolah
Merdeka.com - Taliban memerintahkan anak laki-laki dan guru laki-laki kembali masuk sekolah dan mengajar di sekolah menengah di Afghanistan. Namun anak perempuan dikecualikan dari perintah ini.
“Semua guru dan siswa laki-laki harus masuk sekolah,” kata sebuah pernyataan menjelang kembali digelarnya belajar tatap muka pada Sabtu, hari pertama mingguan di Afghanistan, dikutip dari AFP, Minggu (19/9).
Pernyataan tersebut, diterbitkan pada Jumat malam, tidak menyebutkan guru dan siswa perempuan.
-
Siapa yang terancam dikeluarkan dari sekolah? Akibatnya, anak laki-laki berusia 12 tahun itu telah beberapa kali dikenai sanksi karena melanggar aturan panjang rambut, dan mungkin akan dikeluarkan dari sekolah.
-
Siapa yang mengantar anak-anak ke sekolah? Baru-baru ini, Celine Evangelista berbagi tentang rutinitas paginya saat ia menyiapkan anaknya untuk pergi ke sekolah.
-
Siapa yang mendoktrin anak-anak? Tsania Marwa merasa sedih karena merasa dijauhkan dari kedua anak kandungnya oleh Atalarik, yang mendoktrin anak-anaknya dengan pikiran negatif terhadap ibunya.
-
Siapa yang harus mendapatkan kesempatan di sekolah? 'Ciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan inklusif bagi semua siswa.'
-
Apa yang dilakukan guru terhadap murid? Korban dicabuli pada saat jam pelajaran dengan diiming-iming uang. Aksi itu ada yang dilakukan pelaku di pustaka, dan ada juga di kelas. Kejadian sudah berulang-ulang,' jelasnya.
-
Kapan Aliya mengantar anak-anak nya ke sekolah? Pada Selasa (15/7/2023), terlihat Aliya mengantar anak-anaknya pergi ke sekolah.
“Kita kekurangan guru, kebanyakan dari mereka perempuan dan tidak diizinkan masuk oleh pemerintah baru, yang menjadi masalah buat kami,” kata seorang pejabat di sebuah sekolah menengah di Kabul yang meminta tidak disebutkan namanya kepada AFP pada Sabtu.
Sekolah menengah baik SMP dan SMA, siswanya berusia antara 13 dan 18 tahun, kerap dipisahkan berdasarkan jenis kelamin. Selama pandemi Covid-19, sejumlah sekolah ditutup berulang kali dan kembali ditutup sejak Taliban mengambil alih kekuasaan.
Sejak Taliban digulingkan pasukan koalisi Amerika Serikat (AS) pada 2001, ada kemajuan signifikan pendidikan untuk anak perempuan di Afghanistan, di mana jumlah sekolah meningkat dan tingkat literasi perempuan hampir naik dua kali lipat menjadi 30 persen, walaupun perubahan itu lebih banyak terjadi di wilayah perkotaan.
PBB mengatakan pihaknya sangat khawatir terkait masa depan pendidikan anak-anak perempuan di Afghanistan.
“Sangat penting semua anak perempuan, termasuk anak perempuan yang lebih dewasa, bisa melanjutkan pendidikan mereka tanpa penundaan lebih jauh. Karena itu, kita perlu guru-guru perempuan untuk kembali mengajar,” jelas UNICEF.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah video memperlihatkan penampakan sekolah anak Indonesia yang ada di Mekkah, Arab Saudi.
Baca SelengkapnyaTajikistan memberlakukan RUU yang melarang hijab sejak 8 Juni lalu.
Baca SelengkapnyaBerikut tiga fakta luar bisa mengenai Afghanistan yang tidak diketahui oleh dunia.
Baca SelengkapnyaKetua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK) bertemu dengan Menteri Pendidikan Afghanistan, Maulwi Habibullah Agha, di Kantor Kementerian Kabul.
Baca SelengkapnyaPolres Gorontalo kemudian menetapkan oknum guru berinisial DH (57) sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaJelang Pemilu, India Larang Sekolah Madrasah, Siswa Diminta Pindah ke Sekolah dan Ribuan Guru Terancam Menganggur
Baca SelengkapnyaKPU bakal melarang kampanye di sekolah meskipun Mahkamah Konstitusi (MK) memperbolehkan kampanye di tempat pendidikan.
Baca SelengkapnyaPuluhan orang tua dan siswa baru SMKN 1 Tambun Utara, Kabupaten Bekasi menggelar aksi dengan cara mengunci pintu gerbang sekolah, Senin (22/7).
Baca SelengkapnyaWapres pun optimis ide ini akan mendapat dukungan penuh dari Presiden Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaSiswi tersebut dianggap melanggar tata tertib sekolah.
Baca SelengkapnyaTak mau sekolah, bocah tersebut justru tak mempan dinasehati orangtua hingga guru. Buntutnya, prajurit TNI turun tangan.
Baca Selengkapnya"Kami sangat menyayangkan mengapa pihak sekolah justru memutuskan untuk mengeluarkan siswa tersebut,"
Baca Selengkapnya