Tanpa Lockdown & WFH di Taiwan, Ini Cara KDEI Lindungi WNI Pekerja Migran dari Corona
Merdeka.com - Tiga warga negara Indonesia (WNI) di Taiwan dilaporkan positif virus corona (Covid-19) per 30 Maret lalu, menurut Kamar Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei. Ketiga WNI tersebut kini sedang dalam perawatan intensif di tiga rumah sakit di Taiwan.
Fajar Nuradi, Kepala Bidang Perlindungan WNI dan Penerangan Sosial Budaya KDEI Taipei, menjelaskan ketiganya terdiri dari dua perempuan dan satu pria, merupakan pekerja migran Indonesia (PMI). Dari tiga kasus WNI ini, satu kasus terinfeksi lokal di Taiwan, sedangkan dua kasus mengalami gejala setelah tiba di Taiwan dari Indonesia.
"KDEI Taipei secara rutin memantau kondisi ketiga WNI dan memastikan mereka mendapatkan perawatan yang terbaik. Kondisi kesehatan mereka stabil dan cenderung membaik," ujar Fajar pada Merdeka.com via aplikasi percakapan, Rabu (1/4).
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Siapa yang terinfeksi virus Nipah? Dilansir dari Kemenkes, dijelaskan bahwa virus Nipah ini bisa menjadi penyebab munculnya penyakit emerging zoonotik.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
KDEI Taipei mencatat WNI yang tinggal di Taiwan lebih dari 300 ribu orang yang didominasi pekerja migran termasuk anak buah kapal (ABK). Detailnya; yang bekerja di lembaga berbadan hukum 72.251 orang dan bekerja di perorangan atau domestik 197.382 orang. Jumlah pelajar/mahasiswa di Taiwan sebanyak 14.489 orang, sementara WNI yang melakukan kawin campur 26 ribu orang.
Menurut Fajar, saat ini Taiwan mengalami gelombang kedua (second wave) penyebaran Covid-19, yang ditandai dengan peningkatan jumlah kasus positif sejak pertengahan Maret lalu. Hingga 30 Maret, ada 306 kasus positif Covid-19. Sebanyak 262 kasus diklaim sebagai imported cases yang berasal dari mereka yang memiliki riwayat perjalanan dan terinfeksi dari negara-negara terdampak. Dari total kasus tersebut, 39 orang dinyatakan sembuh alias negatif, sedangkan 5 orang meninggal dunia.
"Namun, otoritas Taiwan tidak memberlakukan kebijakan stay at home atau work from home, apalagi lockdown, selama pandemik Covid-19. Aktivitas pemerintahan, bisnis, dan perkantoran berjalan normal seperti biasa," ujar Fajar yang bertugas di KDEI Taipei sejak 2018.
Secara umum, kata dia, seluruh WNI di Taiwan dalam kondisi baik. Secara dekat, KDEI Taipei memantau kondisi mereka baik langsung maupun tidak langsung melalui organisasi-organisasi WNI yang ada.
Sejak 29 Februari, otoritas Taipei melarang warga Taiwan dan warga negara asing berkumpul di hall Taipei Main Station (TMS) hingga batas waktu yang belum ditentukan. Padahal TMS menjadi lokasi berkumpul utama para WNI saat berlibur di akhir pekan. Namun demikian, stasiun kereta dan moda transportasi kereta di Taipei tetap beroperasi seperti biasa.
Pekerja Migran Rentan Terpapar Covid-19
Fajar menjelaskan, pandemik Covid-19 di Taiwan tentu berdampak kepada sekitar 300 ribu WNI. Dampak langsung, misalnya, berkurangnya kesempatan mengadakan aktivitas-aktivitas sosial, karena otoritas lokal sangat membatasi kegiatan-kegiatan yang melibatkan banyak orang.
Bagi sebagian besar PMI yang bekerja di sektor domestik, seperti merawat jompo dan asisten rumah tangga, sangat rentan terpapar Covid-19 karena pekerjaan menuntut mereka tidak dapat menghindari kontak langsung dengan orang-orang di dalam rumah tempatnya bekerja. Bahkan pekerja di sektor manufaktur/pabrik punya kerentanan sama ketika ada pekerja lain terinfeksi yang harus dikarantina selama 14 hari sehingga pendapatannya tidak optimal.
KDEI Taipei sejauh ini mencatat belum ada keluhan WNI yang terlalu berat. Hanya permintaan bantuan masker dan hand sanitizer, karena agak sulit mendapatkannya. Keluhan lain terkait realisasi kebijakan-kebijakan baru untuk mencegah penyebaran Covid-19 yang langsung berkaitan dengan kepentingan para pekerja migran, pelajar, dan WNI lainnya.
Untuk urusan masker ini, KDEI Taipei melihat ada masalah meski otoritas Taiwan mengizinkan warga asing yang memiliki kartu asuransi atau kartu izin tinggal dapat membeli masker sebanyak 3 masker per minggu sesuai jadwal yang ditentukan. Karena jadwal bekerja, banyak pekerja migran Indonesia tidak dapat membeli masker sesuai jadwalnya. Akibatnya kebanyakan tidak memiliki stok masker memadai sekaligus menambah kerentanan mereka.
"Melihat permasalahan masker tersebut, KDEI Taipei mengambil inisiatif dengan membagikan bantuan masker seluas mungkin dengan cara mendatangi daerah-daerah di seluruh Taiwan. Bantuan masker juga dibagikan kepada para mahasiswa Indonesia dan WNI undocumented," ujarnya.
Sejak awal Februari, KDEI Taipei menjalankan program pembagian masker kepada WNI di Taiwan yang terdiri dari PMI, mahasiswa/pelajar, dan WNI lainnya ke hampir seluruh Taiwan hingga ke Kinmen County yang berada di pulau terpisah. Bantuan masker kesehatan ini, selain pengadaan mandiri, juga diperoleh dari BNPB, Kementerian Luar Negeri RI, Kementerian Tenaga Kerja, BNP2TKI (BP2MI), sejumlah pemerintah daerah, BUMN; BNI dan BRI, dan pihak swasta lainnya.
Selain itu, KDEI Taipei juga mencatat sejumlah organisasi masyarakat Indonesia, seperti PCI Muhammadiyah Taiwan, PCI NU Taiwan, Indonesian Diaspora Network Taiwan, PPI Taiwan, dan PERPITA turut mengadakan program pembagian masker bagi WNI di Taiwan sebagai bentuk solidaritas.
Rencana Mitigasi dan Satgas Dampak Covid-19
Kata Fajar, KDEI Taipei juga menyusun rencana kontijensi dalam kondisi darurat dan membentuk Satgas Penanganan Dampak Covid-19. Selain itu, secara rutin disebarluaskan kepada WNI melalui website dan akun media sosial KDEI Taipei informasi Covid-19.
"Pada 29 Maret kemarin, kami mengadakan acara bertajuk NgobraSS Bareng KDEI, kegiatan diskusi dan sosialisasi bahaya Covid-19 kepada seluruh WNI di Taiwan melalui fasilitas live streaming Facebook. Acara ini menghadirkan narasumber Bayu Sakti Wiratama, ahli epidemiologi Universitas Gadjah Mada dan kandidat PhD di Taipei Medical University, dan mendapat perhatian WNI cukup banyak hingga 5.500 viewers," ucapnya.
Selain menyebarluaskan informasi terkini dan imbauan kepada WNI di Taiwan mengenai pencegahan Covid-19 melalui website resmi, media sosial dengan mencantumkan nomor-nomor Hotline 24/7, KDEI Taipei juga terus memantau secara dekat dan cermat perkembangan kondisi pandemik COVID-19 dan penanganannya di Taiwan dari berbagai aspek terutama yang terkait dengan kepentingan dan keselamatan WNI.
KDEI Taipei secara intensif menjalin komunikasi dan koordinasi dengan otoritas terkait untuk mengantisipasi potensi kondisi memburuk dan mengancam jiwa serta keselamatan WNI. Saat ini hampir semua sumber daya dan konsentrasi KDEI Taipei difokuskan untuk perlindungan WNI dalam situasi wabah COVID-19.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaPB IDI mengimbau masyarakat untuk menerapkan lagi protokol kesehatan seperti memakai masker dan menghindari kerumunan.
Baca SelengkapnyaPemkab Kediri jamin warganya aman dari kasus perdangan orang.
Baca Selengkapnyaberdasarkan data jumlah wisatawan asing masuk Indonesia naik 30 persen terhitung hingga Mei 2024
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaTemuan kasus Covid-19 kembali memantik kekhawatiran. Di Bali, ditemukan 43 kasus sejak awal Desember 2024.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaTerdapat tiga kasus cacar monyet di DKI Jakarta, kasus pertama ditemukan Agustus 2022 lalu.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengimbau masyarakat tetap menjaga kesehatan. Selain itu, tidak lupa pakai masker di keramaian dan rajin mencuci tangan .
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaSebanyak empat tersangka ditangkap dalam operasi yang dilakukan di dua lokasi berbeda, yaitu di Bandara Ngurah Rai Bali dan di Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Baca Selengkapnya