Teknologi militer Rusia sudah lampaui kemampuan Amerika Serikat
Merdeka.com - Jenderal veteran Amerika Serikat Robert H. Scales tak sungkan-sungkan mengungkapkan kekagumannya akan kemampuan teknologi militer Rusia dalam tulisannya di koran the Washington Post baru-baru ini.
Dia bahkan menilai teknologi perang Rusia sudah melampaui kemampuan Amerika Serikat. Berikut ini adalah tulisan Scales yang dikutip dari situs National Post, Senin (8/8):
November lalu, saat saya mengunjungi markas militer AS di Eropa saya mendapat cerita tentang kemampuan militer Rusia di Ukraina dari seorang intelijen muda. Dia mengisahkan dengan rinci apa yang terjadi saat pertempuran di Zelenopillya, Juli 2014. Pada waktu itu sebuah alat tempur Rusia mampu menghabisi dua batalion mesin tempur Ukraina hanya dalam tempo beberapa menit.
-
Siapa yang termasuk dalam veteran? Veteran adalah orang yang memiliki pengalaman atau jasa di bidang militer. Veteran juga bisa diartikan sebagai warga negara Indonesia yang ikut serta dalam merebut kemerdekaan dari para penjajah.
-
Siapa yang mengucapkan kata-kata tentara? 'Jangan pernah kau merasa lelah untuk bangsamu ini. Berikanlah yang terbaik dengan kemampuan dan kerja kerasmu. Jagalah kami dan negara tercinta ini. Indonesia milik kita, jangan pernah sampai dimiliki oleh lainnya.'
-
Siapa yang mengklaim kode nuklir AS sederhana? Klaim mengejutkan datang dari mantan petugas peluncuran, Dr. Bruce Blair.
-
Siapa yang memimpin pasukan Amerika? Pasukan Amerika sendiri dipimpin oleh Mayor Jenderal William F. Dean, seorang veteran Perang Dunia II.
-
Apa yang termasuk dalam teknologi militer? IPTEK dalam bidang militer berupa peralatan senjata dan transportasi yang dapat membantu keperluan fungsi kemiliteran suatu negara.
-
Siapa yang cemas dengan AS kalah teknologi? Amerika Serikat dan negara-negara barat lainnya disebut kalah dalam perlombaan pengembangan teknologi canggih dengan China.
Saya tidak bisa membayangkan peralatan tempur AS bisa punya kehebatan yang sama semacam itu. Saya menyadari Ukraina telah menjadi ajang pamer kekuatan militer Rusia.
Ini pertama kalinya sejak Perang Dingin, kekuatan perang Amerika kalah oleh militer asing.
Kenyataan ini cukup mengkhawatirkan karena selama ini kekuatan peralatan tempur menjadi hal yang paling diandalkan oleh militer AS selama hampir satu abad. Di Normandy, militer Jerman begitu takut dengan kekuatan artileri AS. Peralatan tempur Jerman ketika itu tidak bisa menjangkau batas di luar kawasan markas mereka. Tapi mesin tempur buatan Amerika bisa menyasar sebuah target dengan melepaskan ribuan amunisi sekaligus.
Pada Perang Teluk, militer Irak sangat takut dengan apa yang mereka sebut 'hujan baja'. Itu adalah sebutan untuk serangan ratusan ribu bom yang meluncur dari mortir dan hulu ledak roket.
Apa yang dialami Ukraina bisa saja terjadi dengan artileri AS jika kita bertempur melawan Rusia atau sekutunya. Kekuatan sistem mesin tempur Rusia saat ini sudah tiga kali lebih maju dari kita atau bahkan lebih. Mereka telah mengembangkan lebih jauh teknologi hujan baja yang kita miliki dengan menciptakan senjata thermobarik generasi baru yang jauh lebih mematikan dari senjata berbahan peledak biasa. Satu tembakan senjata thermobarik dari mesin peluncur roket Rusia bisa menghanguskan kawasan seluas 1,4 juta meter persegi.
Kekutan artileri Rusia di Ukraina memperlihatkan, selama dua dekade terakhir, teknologi Rusia telah melampaui kita. Teknologi drone strategis AS memang jauh lebih maju ketimbang Rusia tapi drone taktis Rusia yang menyasar peralatan tempur musuh jauh lebih superior dan mematikan dari milik kita. Pada Pertempuran di Debaltseve, Ukraina, 2014, militer Ukraina melaporkan sedikitnya delapan drone taktis Rusia mengudara di atas mereka sekaligus.
Teknologi persenjataan perang elektronik yang diperlihatkan Rusia di Ukraina adalah yang terbaik di dunia, jauh dari kemampuan kita. Ketika pengepungan selama 240 hari bandara Donetsk, militer Rusia mampu mengacaukan sinyal GPS, radio, dan radar. Kemampuan elektronik mereka begitu hebat sehingga aliran komunikasi Ukraina lumpuh.
Apakah ini berarti militer rusia lebih unggul dari kita? Tidak sama sekali. Jika kita berperang dengan Rusia hari ini, kita akan menang. Pasukan kita yang berjumlah 500 ribu lebih terlatih ketimbang mereka. Sekitar dua pertiga dari 800 ribu tentara Rusia hanya satu tahun menjalani wajib militer dan kemampuan mereka masih diragukan. Angkatan udara Rusia juga bukan tandingan bagi kita. Tapi dari Ukraina kita bisa mengambil pelajaran, perang dengan Rusia ongkos pengorbanannya akan cukup tinggi.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perlengkapan perang terus berkembang cepat dengan terobosan baru yang diciptakan untuk pertahanan negara.
Baca SelengkapnyaPresiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Amerika Serikat agar tidak menyebarkan rudal jarak jauh di Jerman.
Baca SelengkapnyaSetelah 30 menit melakukan penerbangan, Putin memuji TU-160M sebagai pesawat yang andal dan modern.
Baca SelengkapnyaF-15 dari AS dan Sukhoi serta MiG dari Rusia. Mana yang lebih baik dalam pertempuran?
Baca SelengkapnyaFoto-foto lama ini menunjukkan kekuatan raksasa TNI AU. Sangar banget.
Baca SelengkapnyaAS Makin Dibayang-bayangi Kecanggihan Teknologi China yang Dianggap Bisa Mendominasi
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat (AS) cemas melihat rencana Rusia mau meletakan senjata nuklir di luar angkasa.
Baca SelengkapnyaJuru Bicara TPN Ganjar Pranowo-Mahfud Md, Patria Gintings mengkritisi mahalnya biaya pengadaan alutsista, termasuk pembelian alutsista bekas.
Baca SelengkapnyaPotret bom dengan daya ledak paling terbesar sepanjang sejarah.
Baca SelengkapnyaJokowi mengingatkan, disrupsi teknologi sudah melanda semua negara.
Baca SelengkapnyaPenambahan alutsista ini membuat TNI semakin disegani dan ditakuti dunia. Terlebih, kekuatan militer Indonesia di peringkat ke-15 dari 140 negara di dunia.
Baca SelengkapnyaPada bagian atap Tesla Cybertruck telah dipasang senapan mesin berukuran besar.
Baca Selengkapnya