Temuan Air di Asteroid, Benarkah Kehidupan di Bumi Berawal dari Luar Angkasa?
Merdeka.com - Tim ilmuwan berhasil menemukan bukti air pada asteroid yang berasal dari 300 juta kilometer dari Bumi. Temuan baru ini diyakini dapat memberikan pemahaman baru mengenai dugaan bahwa kehidupan di Bumi berasal dari luar angkasa.
Bukti adanya air ditemukan ketika tim ilmuwan menganalisis sampel debu dan batu asteroid seberat 5.4 gram.
Dalam penelitian yang dipublikasi pada Jurnal Science tersebut, tim ilmuwan menemukan tetesan berupa air berkarbonasi yang mengandung garam dan bahan organik di batu asteroid yang dinamakan Ryugu.
-
Bagaimana asteroid dideteksi? Alih-alih menggunakan teleskop untuk memindai langit dalam mencari asteroid, para ilmuwan tersebut menulis algoritma yang bisa memilah-milah foto-foto langit malam yang dahulu telah diambil.
-
Apa yang diteliti dari sampel asteroid Bennu? Selama dua tahun ke depan, para ilmuwan akan menganalisis sampel ini di ruangan khusus di Johnson Space Center. Selain itu, sampel-sampel juga akan dibagikan ke laboratorium-laboratorium di seluruh dunia.
-
Bagaimana batu asteroid itu terbentuk? 'Itu memiliki tampilan terpahat, berlesung pipit... Itu terbentuk ketika mereka melewati atmosfer, mereka meleleh di luar, dan atmosfer memahatnya,' jelas Henry, dikutip dari Science Alert.
-
Bagaimana meteorit itu ditemukan? Berbekal detektor logam, Hole menemukan sebuah batu yang sangat berat dan berwarna kemerahan yang terletak di tanah liat kuning.
-
Asteroid apa yang ditemukan? Para ilmuwan dari Asteroid Institute (Institut Asteroid) dan Universitas Washington telah menemukan 27.500 benda langit yang baru diidentifikasi menggunakan teknologi canggih.
-
Dimana batu asteroid itu berasal? Namun Henry yakin batu itu dapat berasal dari sabuk asteroid yang berada di antara Planet Mars dan Jupiter.
Temuan ini memperkuat teori bahwa asteroid seperti Ryugu atau asteroid induknya yang lebih besar, mampu “menyediakan air, yang mengandung garam dan bahan organik dalam tabrakan dengan Bumi,” kata Tomoki Nakamura, ilmuwan dari Universitas Tohoku, dikutip dari AFP, Jumat (23/9).
“Tetasan air ini memiliki arti besar,” ujar Nakamura.
“Banyak peneliti percaya bahwa air dibawa (dari luar angkasa) tetapi kami benar-benar menemukan air di Ryugu, sebuah asteroid dekat Bumi, untuk pertama kalinya,” lanjutnya.
Sebelumnya debu dan batu yang berasal dari asteroid Ryugu dikumpulkan oleh pesawat tak berawak milik Badan Penjelajahan Antariksa Jepang bernama Hayabusa-2.
Temuan ini menunjukkan bahwa air mampu bertahan di asteroid.
“Fakta bahwa air ditemukan dalam sampel itu sendiri sangat mengejutkan, mengingat kerapuhannya dan kemungkinan hancur di luar angkasa,” jelas ahli astrobiologi dan profesor emeritus Universitas Nasional Yokohama, Kensei Kobayashi.
“Itu menunjukkan bahwa asteroid mengandung air - dalam bentuk cairan dan bukan hanya es - dan bahan organik mungkin telah dihasilkan di air itu,” lanjutnya.
Kini sampel debu dan batu asteroid itu dibagi di antara tim ilmuwan berasal dari Jepang, Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Italia, dan China untuk memaksimalkan peluang penemuan baru.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut adalah isi dari kandungan asteroid Bennu yang mengancam Bumi.
Baca SelengkapnyaMars memiliki potensi besar sebagai tempat awal mula kehidupan.
Baca SelengkapnyaApakah ada kehidupan di Mars? Sangat mungkin, menurut para ilmuwan.
Baca SelengkapnyaIlmuwan dibuat takjub kemungkinan adanya kehidupan di planet Saturnus.
Baca SelengkapnyaAtmosfer Mars dapat menyebabkan pembentukan biomolekul yang menyebabkan dugaan kehidupan.
Baca SelengkapnyaBerikut pertanyaan-pertanyaan mendasar yang masih menjadi perdebatan ilmuwan.
Baca SelengkapnyaVenus adalah salah satu tempat paling keras dan panas di tata surya kita.
Baca SelengkapnyaFormasi batuan yang menyerupai halaman buku tersebut dianggap cukup unik dan memicu dilakukannya pemeriksaan menyeluruh.
Baca SelengkapnyaTanda-tanda kehidupan di Planet Mars pada dasarnya sudah pernah ditemukan puluhan tahun lalu.
Baca SelengkapnyaNodul itu terlihat seperti bongkahan batu bara dan diyakini bertanggung jawab untuk memecah molekul H2O.
Baca SelengkapnyaNASA akhirnya sudah secara lengkap mengambil sampel asteroid Bennu dari OSIRIS-Rex.
Baca Selengkapnya